�

Lentera: Multidisciplinary Studies

Volume 2 Number 3, May, 2024

p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: 2897-7031

 

FAKTOR � FAKTOR PSIKOLOGIS PENYEBAB PERILAKU BULLYING

 

Muhammad Chaidar1, Riza Arisanty Latifah2

1Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Mitra Keluarga Bekasi, Indonesia

2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Indonesia

E-mail: : [email protected]

ABSTRAK

Bullying merupakan fenomena yang merugikan dan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis individu, terutama remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor psikologis yang menjadi penyebab perilaku bullying di kalangan remaja. Studi ini menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bullying pada remaja melalui metode literature review dari beberapa jurnal terkait. Tinjauan pustaka mengenai definisi bullying, prevalensi, dan konsekuensi bullying digunakan sebagai landasan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan dalam kejadian bullying pada remaja. Hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang tidak aman, ketidakseimbangan kekuasaan, hubungan sosial yang buruk, serta faktor personal seperti tingkat agresivitas dan rendahnya keterampilan sosial merupakan faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya bullying. Implikasi dari temuan ini untuk pencegahan dan intervensi bullying pada remaja dibahas dalam konteks upaya membangun lingkungan yang aman dan mendukung bagi seluruh siswa.

�

Kata Kunci: Elemen; bullying remaja, faktor-faktor, lingkungan sekolah, hubungan sosial, faktor personal

 

ABSTRACT

Bullying is a harmful phenomenon and can negatively affect the psychological well-being of individuals, especially adolescents. This study aims to explore the psychological factors that cause bullying behavior among adolescents. This study investigated the factors that influence the incidence of bullying in adolescents through a literature review method from several related journals. A literature review on the definition of bullying, prevalence, and consequences of bullying was used as a foundation to identify factors that are significant in the incidence of bullying in adolescents. The results of the analysis showed that unsafe school environment, power imbalance, poor social relationships, as well as personal factors such as aggressiveness level and low social skills are the main factors that lead to bullying. The implications of these findings for adolescent bullying prevention and intervention are discussed in the context of efforts to build a safe and supportive environment for all students.

 

Keywords: bullying, adolescents, factors, school environment, social relationships, personal factors

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

 

PENDAHULUAN

 

Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Sedangkan secara terminology. Menurut Definisi bullying menurut Ken Rigby dalam Astuti (2008 ; 3, dalam Ariesto,(2017) Adalah �sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang�.bullying adalah bentuk- bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih �lemah� oleh seseorang atau sekelompok orang (Asnawi, 2019). Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancan oleh bully (Yani, 2017). (Jurnal Pengalaman Intervensi Dari Beberapa Kasus Bullying, , dalam Ariesto (2017)

Penindasan di sekolah adalah jenis kekerasan yang merupakan masalah sekolah yang mungkin terjadi di dalam atau di luar sekolah dan dianggap sekolah dan dianggap sebagai masalah kesehatan global (Hamburger, Basile, & Vivolo, 2011). Kekerasan dan perundungan di sekolah, 2017; Anı́bal dan (Fadhilah, 2022). Kekerasan didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia Sebagai �Penggunaan kekuatan fisik atau kekuasaan yang disengaja, Ancaman atau nyata, terhadap diri sendiri, orang lain, atau Terhadap kelompok atau komunitas, yang mengakibatkan atau memiliki kemungkinan besar mengakibatkan cedera, kematian, psikologis psikologis, kerugian, keterbelakangan atau perampasan� (Rahmawati & Rahmawati, 2022).

Pusat Nasional Anti Perundungan (Perempuan, 2019) mendefinisikan penindas sebagai �seorang individu atau sekelompok Orang yang memiliki kekuatan lebih, berulang kali dan dengan sengaja menyebabkan luka atau bahaya pada orang lain atau sekelompok orang yang merasa tidak berdaya untuk menanggapinya� perundungan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. langsung perundungan langsung melibatkan tindakan fisik atau verbal������ yang������ agresif;������ sementara ,perundungan tidak langsung melibatkan pelecehan sosial dan pelecehan di dunia maya (Putri, Anisah, &? Nazib, 2024)

Korban yang di-bully biasanya anak yang pendiam dan anak yang susah bergaul dengan teman di sekitarnya. Bullying terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab yaitu, perbedaan ekonomi, agama, gender, tradisi dan kebiasan senior untuk menghukum yunior-nya yang sering terjadi. Adanya perasaan dendam atau iri hati, adanya semangat untuk menguasai korban dengan kekuatan fisik dan daya tarik seksual. Selain itu, pelaku melakukan bullying����������� untuk meningkatkan popularitasnya dikalangan teman sepermainnya (peergroup).

Sedangkan anak yang menjadi pelaku bullying cenderung memiliki permasalahan dengan keluarganya, misalnya orangtua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan dan anak tersebut akan mempelajari dan meniru perilaku bullying ketika mengamati� konflik- konflik yang terjadi pada orangtua mereka, kemudian menirukan-nya kepada teman-temannya. Bullying bisa terjadi karena adanya tradisi senioritas seperti senior yang lebih menguasai lingkungan di sekolah maupun tempat bermain. Jika senior berkata atau bertindak, maka yunior hanya dapat menuruti serta mengikuiti peraturan tersebut.

 

METODE DAN PENELITIAN

 

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal tersebut adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi pustaka ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bullying melalui tinjauan literatur dari beberapa jurnal penelitian yang relevan. Langkah pertama dalam metodologi ini adalah melakukan pencarian terperinci melalui basis data akademis meliputi PubMed dan Google Scholar, Pencarian akan dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang sesuai seperti "bullying factors" atau "bullying risk factors" untuk memastikan inklusi artikel-artikel yang memiliki relevansi dengan topik yang diteliti. Setelah artikel-artikel potensial diidentifikasi, langkah berikutnya adalah melakukan screening berdasarkan abstrak dan judul untuk menentukan apakah artikel tersebut memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Artikel-artikel yang relevan dan sesuai dengan kriteria inklusi akan dipilih untuk dilakukan ekstraksi data.

Proses ekstraksi data akan melibatkan pengumpulan informasi yang relevan dari setiap artikel, termasuk faktor- faktor yang diidentifikasi sebagai penyebab bullying, metodologi penelitian yang digunakan, serta temuan utama yang disajikan dalam artikel tersebut. Data yang diekstrak akan dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan tren yang muncul dalam faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bullying. Melalui analisis dan sintesis temuan dari setiap artikel, akan dibangun pemahaman yang komprehensif tentang faktor-faktor tersebut dan bagaimana mereka berkontribusi pada fenomena bullying. Akhirnya, tinjauan literatur ini akan menghasilkan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bullying berdasarkan literatur reviuw dari beberapa jurnal penelitian yang relevan.

Metode yang digunakan dalam teks tersebut adalah metode studi dokumentasi. Penulis menggunakan sumber data dari studi dokumentasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya bullying oleh remaja, peran- peran dalam tindakan bullying, dan jenis peran- peran dalam tindakan bullying, dan jenis-jenis bullying. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, untuk mengetahui gambaran factor � factor penyebab terjadinya perilaku bullying pada anak (Herawati & Deharnita, 2019). Pengambilan sampel denganTeknik proporsional simple random sampling, menggunakan simple random sampling, menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sampel 79 orang.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Literatur review ini menjelaskan tentang Faktor-Faktor Psikologis Penyebab Perilaku Bullying. Berdasarkan lima jurnal nasional dan lima jurnal internasional, yang dapat dilihat pada tabel berikut.

 

Penulis, Judul, dan Tahun

 

Tujuan

 

Metode

 

Kesimpulan

Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying

 

Ela Zain Zakiyah 1, Sahadi Humaedi 2, Meilanny Budiarti Santoso 3

 

Universitas Padjadjaran

 

Tahun 2017

Untuk memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan bullying, dampak negatif dari tindakan bullying pada kesehatan fisik dan mental remaja, serta cara melindungi remaja dari tindakan bullying di lingkungan sekolah.

Metode yang digunakan dalam teks tersebut adalah metode studi dokumentasi.

Penulis menggunakan sumber data dari studi dokumentasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya bullying oleh remaja, peran- peran dalam tindakan bullying, dan jenis-jenis bullying.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tindakan bullying oleh remaja dipengaruhi oleh tindak individu, keluarga, kelompok bermain, dan lingkungan komunitas. Tindakan bullying dapat memiliki dampak tindakan yang serius pada tindakan fisik dan mental remaja, termasuk potensi munculnya kekerasan sebagai reaksi terhadap bullying.

Penting bagi tindakan untuk memahami penyebab bullying, dampaknya bagi pelaku, korban, dan saksi, serta cara-cara untuk mencegah dan menghentikan tindakan bullying.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Bullying Pada Remaja Awal

 

 

Yunita Bulu1), Neni Maemunah2), Sulasmini3) (2019)

 

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

 

 

Tahun 2019

Untuk menyajikan hasil penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku bullying pada remaja awal di SMP Kristen Setia Budi Kota Malang. memahami peran teman sebaya, media sosial, dan lingkungan sosial dalam terjadinya perilaku bullying serta untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai faktor-faktor tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional.

Dapat disimpulkan bahwa faktor teman sebaya, media sosial, dan lingkungan sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku bullying pada remaja awal di SMP Kristen Setia Budi Kota Malang. Teman sebaya dan media sosial terbukti berpengaruh signifikan terhadap perilaku bullying dengan nilai signifikan dan Odds Ratio yang menunjukkan hubungan yang kuat. Selain itu, lingkungan sosial juga memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku bullying pada remaja. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan peran faktor-faktor ini dalam upaya mencegah dan mengatasi perilaku bullying di kalangan remaja.

Gambaran Faktor � Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Bullying pada Anak

 

Novi Herwati, Deharnita

 

Poltekkes Kemenkes Padang

 

2019

Untuk mengetahui gambaran factor � factor penyebab terjadinya perilaku bullying pada anak SMPN 2 Kota Solok Tahun 2018

Metode penelitian ini bersifat deskriptif, untuk mengetahui gambaran factor � factor penyebab terjadinya perilaku bullying pada anak.

Pengambilan sampel dengan

Teknik proporsional simple random sampling, menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sampel 79 orang

Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : bentuk bullying terbanyak secara fisik yaitu memukul, serta verbal yaitu menjuluki dan secara mental dalam bentuk mendiamkan (tidak memperdulikan). mendiamkan (tidak memperdulikan).

Berdasarkan factor penyebab bullying didapatkan faktor keluarga yaitu sebagian besar (82.3%) melihat adanya keributan di rumah, faktor sekolah yaitu kurang sebagian (46.8%) sekolah mengacuhkan apabila ada masalah, serta faktor sebaya yaitu lebih sebagian (77.2%) teman suka mengejek kepada sesama teman.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bullying (Factors Related to the Bullying Behavior)

 

Fithria, Rahmi Auli

2016

 

Idea Nursing Journal Vol. VII No. 3 2016

Tujuan dari jurnal "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bullying" adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku bullying, termasuk harga diri, kepribadian, keluarga, sekolah, dan teman sebaya pada siswa- siswi di SMPN 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

Kuesioner dengan metode ukur self- report.

Kesimpulan dari jurnal "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bullying" adalah bahwa terdapat hubungan antara harga diri, kepribadian, keluarga, sekolah, dan teman sebaya dengan perilaku bullying pada siswa-siswi di SMPN 3 Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Faktor-faktor tersebut memainkan peran penting dalam terjadinya perilaku bullying, dan penting bagi orang tua dan pihak sekolah untuk memperhatikan

faktor-faktor tersebut guna mencegah tindakan bullying pada siswa/siswi.

Alfiah Nurul Utami

 

"Identifikasi Faktor- Faktor Penyebab" atau "The Identification of Bullying Causative Factors"

 

2019

Tujuan jurnal tersebut adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab bullying pada siswa kelas VI.

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal tersebut adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor individu,

seperti kepribadian

 

 

 

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA BULLYING

Bullying terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tumon (2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa faktor keluarga, teman sebaya, dan sekolah juga dapat membentuk perilaku bullying pada remaja, saat ketiga faktor tersebut berjalan dengan tidak kondusif maka remaia akan cenderung melampiaskan gejolak emosinya dalam hal yang negatif, dalam hal in salah satunya adalah bullying.

Selanjutnya Yusuf (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan munculnya bullying. Bullying dapat disebabkan ole beberapa faktor bullying diantaranya individu, keluarga, sebaya, sekolah dan media. Faktor individu berupa kepribadian, faktor keluarga berupa pendisiplinan anak yang berlebihan atau pertengkaran. Faktor teman sebaya berupa pembiaran pertengkaran sebaya dan faktor sekolah berupa pengawasan disiplin yang lemah seperti bentuk hukuman dari sekolah yang tidak membangun serta juga ada faktor peran media. Semua faktor tersebut yang mengarah pada perilaku bullying.

Yusuf dan Haslinda (2012) �dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan bullying yaitu faktor eksternal atau lingkungan, antara lain kurangnya pengawasan dari orang tua, pola asuh orangtua, perilaku agresif dari rumah, mengadopsi hukuman fisik yang didapatkan dari orang tua, memiliki teman yang sering melakukan tindak kekerasan terhadap anakmlain, sebagai wujud balas dendam. Dan faktor internal dari dalam individu sendiri.

Faktor penyebab terjadinya bullying yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah: (a) karakteristik kepribadian (b) kekerasan pada masa lalu dan (c) sikap orangtua yang memanjakan anak sehingga tidak membentuk kepribadian yang matang. Faktor eksternal adalah lingkungan sosial dan budaya (Melati, 2013).

Ariesto dalam Fransisca (2017) mengungkapkan taktor penyebab terjadinya perilaku bullying dari faktor keluarga yaitu pelaku bullying yang biasanya berasal dari keluarga yang bermasalah, seperti orang tua yang sering menghukum anakya secara berlebihan, situasi rumah yang penuh stress, agresi dan permusuhan.

Hasil analisis Lestari (2016), faktor keluarga yang besar dalam menyebabkan bullying yaitu keluarga yang tidak harmonis, peraturan rumah yang terlalu ketat. Tumon (2014) memaparkan pola asuh orangtua yang otoriter (10.6%) dan orangtua yang sering bertengkar (4,8%) membuat anak melampiaskan di luar rumah. Zakiyah (2017) memaparkan orangtua yang sering menghukum anak berlebihan, pertengkaran orangtua membuat anak meniru terhadap temannya.

Hasil observasi Asy'ari & Dahlia (2015), bahwa bullying dari faktor sekolah bisa disebabkan karena kurangnya tanggung jawab guru sebagai pendidik serta lemahnya pengawasan dari guru juga bisa membuat siswa mudah melakukan tindakan bullying pada temannya ketika proses pembelajaran.

Menurut Ariesto dalam Fransisca (2017), faktor penyebab terjadinya perilaku bullying dari faktor teman sebaya yaitu disebabkan karena pada saat berinteraksi di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah, kadang kala membuat anak terdorong untuk berperilaku bullying. Menurut Ariesto (2017), faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain:

 

a.    Keluarga.

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah orang tua yang sering menghukum anakya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya.

Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa "mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang". Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying;

 

b.    Sekolah

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah;

 

c.    Faktor Kelompok Sebaya.

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

 

d.      Kondisi lingkungan sosial

Kondisi lingkungan sosial dapat pula meniadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan������ bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saia demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering teriadi pemalakan antar siswanya.

 

e.      Tayangan������ televisi����������� dan����� media cetak

Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas (Syahreny & Pohan, 2020) memperlihatkan bahwa 56.9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata- katanya (43%).

PENCEGAHAN DAN MENGATASI MASALAH BULLYING

 

1.    Pencegahan masalah bullying

 

a.    Respek

Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attit lainnya mengenai pengasuhan orang tua dalam mendidik anaknya agar terhindar dari perilaku bullying menjadi hal yang sangat penting.

 

b.    Empati

Empati adalah���������� kemampuan����� untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.

 

c.    Audibel

Audibel berarti "dapat didengarkan" atau bisa dimengerti dengan baik. Disinilah intisari dilakukannya komunikasi. Ketika anak-anak dapat dimengerti dan didengarkan ini merupakan penghargaan penting bagi mereka. Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan.

2.    Mengatasi masalah bullying

 

a.   Mengetahui akar permasalahan terjadinya bullying

Dalam mengatasi perilaku bullying, harus melihat berbagai alasan mengapa pembully tersebut melakukan perilaku bullying dan menjadi korban bullying, dalam mengatasi perilaku bullying harus terlebih dahulu mengetahui dan mengidentifikasi berbagai alasan yang dilakukan oleh pembully dalam melakukan bullying ke korban.

 

b.   Memberikan������� hukuman (punishment)

Hukuman (punishment) merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam mengatasi perilaku bullying. Bentuk hukuman diberikan disesuaikan dengan bentuk perilaku bullying yang dilakukan. Hukuman atau punishment di sebagai upaya peningkatan kedisiplinan diri, memotivasi belajar dan perbaikan perilaku. Pemberian punishment tidak sebatas pada menjatuhkan hukuman karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran, melainkan juga untuk peningkatan kedisiplinan, memotivasi belajar dan perbaikan perilaku (moralitas). Hukuman (punishment) yang diberikan juga bertujuan agar pelaku bullying merasa jera sehingga dia tidak melakukan perilaku bullying secara terus menerus.

 

c.    Memberikan himbauan kepada pembully dan korban pelaku bullying

Memberikan himbauan/nasehat kepada seluruh masyarakat yang melakukan bullying serta berpotensi sebagai pelaku bullying merupakan strategi untuk menghindarkan korban dari perilaku bullying, Strategi ini dilakukan guna memberikan informasi yang mendalam tentang bullying. Dengan memberikan pemahaman serta himbauan untuk menghindari perilaku bullying, diharapkan intensitas perilaku bullyingnya akan berkurang. Melalui sosialisasi ini juga dijelaskan terkait dengan aturan dan sanksi yang diberikan kepada yang melakukan bullying.

KESIMPULAN

Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Sedangkan secara terminology. Menurut Definisi bullying menurut Ken Rigby dalam Astuti Adalah "sebuah hasrat untuk menyakiti.. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita.

Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang".bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih �lemah� oleh seseorang atau sekelompok orang. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power untuk melakukan apa saja terhadap korbannya.

DAFTAR PUSTAKA

 

Ariesto, Andrian. (2017). Pelaksanaan Program Anti Bullying. Diakses Pada, 26.

Asnawi, Mualiyah Hi. (2019). Pengaruh Perundungan Terhadap Perilaku Mahasiswa. Jurnal Sinestesia, 9(1), 33�39.

Asy�ari, Hasyim, & Dahlia, Lia. (2015). School Bullying Pada Siswa SMP Al Fajar Ciputat Tangerang Selatan Banten. El-Idare: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(01), 1�14.

Bulu, Yunita, Maemunah, Neni, & Sulasmini, Sulasmini. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying pada remaja awal. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 4(1).

Fadhilah, Awaliya Nur. (2022). Kekerasan dalam Pendidikan di Sekolah: Bentuk, Sebab, Dampak, dan Solusi. Jurnal Kependidikan, 10(2), 325�344.

Hamburger, Merle E., Basile, Kathleen C., & Vivolo, Alana M. (2011). Measuring bullying victimization, perpetration, and bystander experiences; a compendium of assessment tools.

Herawati, Novi, & Deharnita, Deharnita. (2019). Gambaran faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying pada anak. NERS Jurnal Keperawatan, 15(1), 60�66.

Lestari, Windy Sartika. (2016). Analisis faktor-faktor penyebab bullying di kalangan peserta didik (studi kasus pada siswa smpn 2 kota tangerang selatan).

Melati, Febrian Fatma. (2013). Dinamika Perubahan Sosial Dan Budaya di Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Jurnal Antro Unair, 2(1), 291�297.

Perempuan, Komnas. (2019). Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. National Commission on the Elimination of Violence against Women.

Putri, Cut Mutiara, Anisah, Ani, & Nazib, Fiqra. (2024). Perundungan Dunia Maya (cyberbullying) dan Cara Mengatasi Perspektif Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1), 201�212.

Rahmawati, Intan, & Rahmawati, Ari. (2022). Mengenal Psikologi Bencana. Media Nusa Creative (MNC Publishing).

Syahreny, Nova, & Pohan, Rizky Andana. (2020). Bimbingan Islami Dalam Mengatasi Perilaku Bully. Syifaul Qulub: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 1(1), 1�6.

Yani, Athi�Linda. (2017). Hubungan Perilaku Bullying dengan Tingkat Harga Diri Remaja Awal Yang Menjadi Korban Bullying. EDU Nursing.

Yusuf, Husmiati, & Fahrudin, Adi. (2012). Perilaku bullying: asesmen multidimensi dan intervensi sosial. Jurnal Psikologi Undip, 11(2).

Zakiyah, Ela Zain, Humaedi, Sahadi, & Santoso, Meilanny Budiarti. (2017). Faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan bullying. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2).