RESEP P5 ALA SMPN 1 SUBANG 5 TAHAPAN JITU KUATKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

 

Fera Maulidya Sukarno

Koordinator P5 SMPN 1 Subang

Email : [email protected]

ABSTRAK

SMPN 1 Subang memiliki komitmen yang kuat untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi yang efektif untuk memperkuat profil pelajar Pancasila di SMPN 1 Subang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan analisis data. Lima tahapan utama telah diidentifikasi, termasuk: (1) Pendekatan Holistik terhadap Pendidikan Pancasila, (2) Integrasi Kurikulum Pancasila, (3) Pembentukan Sikap dan Nilai Pancasila melalui Kegiatan Ekstrakurikuler, (4) Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat, dan (5) Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan. Implementasi tahapan-tahapan ini memungkinkan sekolah untuk memperkuat profil pelajar Pancasila secara holistik dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini berhasil dalam meningkatkan pemahaman, apresiasi, dan praktik nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memperkuat identitas kebangsaan dan karakter bangsa melalui pendidikan Pancasila di tingkat sekolah menengah pertama.

 

Keywords: SMP 1 Subang; pancasila ; Holistik.

 

Abstract

SMPN 1 Subang has a strong commitment to shaping the character and personality of students in accordance with the values ​​of Pancasila, which is the basis of the Indonesian state. This research aims to identify and implement effective strategies to strengthen the profile of Pancasila students at SMPN 1 Subang. This research was conducted using observation, interviews and data analysis methods. Five main stages have been identified, including: (1) Holistic Approach to Pancasila Education, (2) Integration of the Pancasila Curriculum, (3) Formation of Pancasila Attitudes and Values ​​through Extracurricular Activities, (4) Involvement of Parents and the Community, and (5) Continuous Monitoring and Evaluation. Implementation of these stages allows schools to strengthen the profile of Pancasila students in a holistic and sustainable manner. The research results show that this approach is successful in increasing understanding, appreciation and practice of Pancasila values ​​among students. This research makes an important contribution in strengthening national identity and national character through Pancasila education at the junior high school level.

 

Keywords: Subang 1 Middle School; Pancasila; Holistic.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

 

PENDAHULUAN

Di tengah krisis pembelajaran yang melanda negeri ini, Kemendikbud Ristek berupaya untuk mengakselerasi transformasi melalui �Grand Design� Merdeka Belajar. Pada G20 EdWG, disampaikan bahwa, terdapat 4 Pilar Merdeka Belajar, yaitu; 1) Pendidikan berkualitas untuk semua, 2) Solidaritas dan kemitraan 3) Teknologi digital dalam pendidikan 4) Masa depan dunia kerja pasca covid-19 (Sekertariat Gtk, 2022). Representasi dari Merdeka Belajar tercermin dari lahirnya kerangka acuan kurikulum nasional prototipe�Kurikulum Merdeka, yang memberikan ruang gerak inovasi terhadap perubahan global sangat cepat (Indonesia, 2022).

Inti dari Implementasi Kurikulum Merdeka yakni �Berpihak pada Murid�, merupakan intisari filosofi Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara, yang menitikberatkan pada pendidikan karakter, berakar budaya bangsa (Hikmasari, Susanto, & Syam, 2021);(Meiana, 2023). Nilai-nilai kebangsaan tersebut sesungguhnya telah termaktub dalam Visi Pendidikan Nasional yang berisi Dimensi Profil Pelajar Pancasila (Kebudayaan, 2020);(Anggraini, 2023). Bagaimana Visi Pendidikan Nasional ini mewujud dalam diri generasi penerus bangsa, kemudian diafirmasi dengan keberadaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (SMP, 2022).

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi signature dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (Sekerterat GTK, 2023). P5 bersifat kokurikuler, pendekatannya berbasis proyek. Proyek didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema menantang. Proyek P5 didesain agar murid dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan (Napitu et al., 2024). Murid bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk/aksi. Masyarakat dilibatkan untuk penyelenggaraan P5 sebagai kemitraan strategis (Standar, 2022) (Nurwidya, Widiyanti, & Nurjannah, 2023).

Namun berdasarkan kajian observasi dan diskusi kritis bersama rekan-rekan di komunitas belajar, ditemukan permasalahan mendasar terhadap kurangnya pemahaman sekolah mengenai penyelenggaraan P5. Keterbatasan guru untuk menerjemahkan secara langsung P5 dari buku panduan pemerintah yang dianggap cukup rumit. Padahal mengingat posisi penting P5 sebagai indikator keberhasilan Implementasi Kurikulum Merdeka, terlebih di awal kemunculannya, masih banyak guru yang memerlukan contoh praktik baik (Hikmasari et al., 2021).

Banyak muncul pertanyaan dari para praktisi tentang, �Bagaimana Tahapan P5? Benarkah P5 mampu mengafirmasi nation value Profil Pelajar Pancasila?� Jika dianalogikan, P5 seperti resep menu masakan istimewa, ditawarkan tema-tema menarik yang relevan dengan 4 Pilar Merdeka Belajar, untuk kemudian dieksplorasi dalam kegiatan proyeknya. Setiap sekolah diberikan kemerdekaan untuk berekspresi. Harus diakui, di sana kita memerlukan koki yang andal dalam mendesain Tahapan P5. Karya tulis ini mengangkat praktik baik, mengenai penyelenggaraan P5 di SMPN 1 Subang pada tema ke-1 dan tema ke-2, yang meracik dan meramu �Resep P5 Ala SMPN 1 Subang, 5 Tahapan Jitu Kuatkan Profil Pelajar Pancasila�. Semoga bermanfaat. Ada pun penelitian yang serupa dilakukan oleh (Masturi, 2023), dalam penelitiannya yang berjudul �Pengelolaan Proses Pembelajaran Yang Menarik Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka Yang Berkualitas". Berdasarkan jenis dan analisisnya penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif melalui studi pustaka dengan mempergunakanmetodedeskriptif (Syahrizal & Jailani, 2023);(Rusli, 2021). Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yaitu pengumpulan data dari berbagai literaturatau referensiilmiahyangtersedia,diantaranya buku,artikeldanhasilrisetyang berhubungandenganpengelolaanpembelajarandankurikulummerdekabelajar. Metode pemaparan bersifatdeskriptif,artinyapenulis menggambarkansecararunut,faktual, aktual, dansistematis (Adnyana, 2023).

 

         Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

Memperoleh gambaran desain tahapan penyelenggaraan P5 di SMPN 1 Subang. Menganalisis dampak tahapan P5 di SMPN 1 Subang terhadap Profil Pelajar Pancasila.

 

         Manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain:

Bagi Kepala SMPN 1 Subang, sebagai bahan suplemen laporan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Subang serta Komite Sekolah. Bagi Guru SMPN 1 Subang, dijadikan acuan untuk proses belajar tak henti mengenai P5, sebagai upaya menguatkan ekosistem sekolah. Bagi Pembaca, dapat dijadikan referensi mengenai penyelenggaraan P5 di sekolahnya, yang dapat diadopsi atau diadaptasi sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.

METODE PENELITIAN

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diselenggarakan di SMPN 1 Subang melibatkan 264 murid kelas 7, dan seluruh guru pengajar kelas 7 yang berperan sebagai fasilitator/coach. Amat dibutuhkan ekosistem sekolah yang siap dan kolaborasi solid dalam tim coach ini, karena P5 merupakan agenda besar yang memerlukan energi gotong royong untuk membuatnya berhasil.

P5 di SMPN 1 Subang pada tahun pertama mengusung tiga tema. Dimulai sejak tahun ajaran baru pada bulan Juli hingga sekarang masih berlangsung (November) 2022. Tema ke-1 tentang Kearifan Lokal, dengan topik khusus �Mencintai Ragam Tradisi Budaya Sunda� telah rampung dilaksanakan, berlanjut pada tema ke-2 yang sedang berjalan, tentang Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan topik khusus �Student Wellbeing�.

Mengacu pada Alur (sequence) Aktivitas yang dicontohkan dalam panduan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk fase D, aktivitas P5 terdiri dari lima tahapan, yaitu; 1) Tahapan Pengenalan Isu; Tahapan Kontekstualisasi; 3) Tahapan Aksi Nyata; 4) Tahapan Festival Perayaan Hasil Belajar Panen Raya; dan 5) Tahapan Refleksi Akhir dan Tindak Lanjut. Dalam penelitian ini diungkap bagaimana SMPN 1 Subang mengolah setiap tahapan P5 menjadi resep istimewa, wahana edukasi yang menguatkan karakter anak bangsa.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkajian terhadap tahapan penyelenggaraan P5 di SMPN 1 Subang untuk tema ke-1 dan tema ke-2, dianalisis sebagai berikut:

 

Tahapan 1: Pengenalan Isu

Proyek didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema menantang. Proyek P5 didesain agar murid dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan (Standar, 2022). Hal ini memiliki titik tekan bahwasanya P5 bukan sekedar Panen Raya. Festival Perayaan Hasil Belajar hanya salah satu dari sekian tahapan penting untuk dilalui murid dalam P5 agar proses pembelajaran memiliki makna, sehingga berdampak pada karakternya.

Tujuan Tahapan 1 dalam P5 yakni, �Mengenali dan membangun kesadaran murid terhadap tema yang sedang dipelajari�. Namun sebelum memasuki Tahapan 1, didahului oleh Asesmen Diagnostik yang bertujuan untuk mengungkap pemahaman murid mengenai topik yang tengah dibahas, dan dapat di]dijadikan acuan pengelolaan P5 berbasis data (Tim Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2021). Kegiatan P5 Tahapan 1 dideskripsikan pada Tabel 1 berikut.

 

Tabel 1. Aktivitas P5 Tahapan 1: Pengenalan Isu

No

Aktivitas

 

Deskripsi Aktivitas

Alokasi Waktu

1.

Pembukaan

Dihadiri oleh seluruh murid peserta P5, coach, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, perwakilan orangtua murid, tamu undangan kemitraan strategis baik dari unsur pemerintah maupun swasta

Pertemuan-1

2.

Eksplorasi Isu

Berbasis data asesmen diagnostik, isu dieksplorasi Mengundang pakar sebagai narasumber ahli dalam diskusi kritis

 

3.

Rancangan Investigasi

-       Dirancang kelas-kelas peminatan yang membahas topik dari tilikan isu yang berbeda. Murid diberikan kemerdekaan untuk memilih kelas peminatan yang berdiferensiasi

-       Setiap kelas peminatan didampingi oleh 2-3 orang coach

-       Dilaksanakan pengelompokan murid berdasarkan diagnostik gaya belajar

-       Murid merancang penyelidikan terhadap isu yang tengah dibahas dituangkan dalam LK

 

4.

Melakukan Investigasi

-       Murid melaksanakan investigasi berupa survei atau wawancara terhadap rekan sebaya, guru, atau warga sekolah untuk memperoleh data

-       Murid belajar menelusuri referensi dari sumber terpercaya untuk menggenapi proses analisis terhadap isu yang sedang diinvestigasi

Pertemuan-2

 

5.

Mengolah dan Menyajikan Data Hasil Investigasi

-       Murid mengolah data hasil investigasi dalam bentuk tabel

-       Murid menyajikan data hasil investigasi dalam bentuk grafik

-       Pengembangan pengelolaan proyek, dalam bidang digitalisasi pembelajaran

 

 

Tabel 1 menunjukkan P5 Tahap 1 memiliki peran krusial dalam mengembangkan dimensi daya nalar kritis murid, karena di sana mereka ditantang untuk melakukan penyelidikan ilmiah terhadap isu-isu kekinian yang bersifat kontekstual, mulai dari merancang, melakukan investigasi, hingga mengolah dan menyajikan data sesuai dengan minat mereka dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi.

 

Tahapan 2: Kontekstualisasi

Dalam P5 masyarakat dilibatkan untuk penyelenggaraan P5 sebagai kemitraan strategis (Standar, 2022). Poin ini menjadikan P5 Tahapan 2 terasa spesial, karena dalam proses pembelajaran murid diajak untuk terlibat langsung dengan masyarakat/lembaga. Tahapan 2 juga menjadi momen berharga bagi sekolah untuk membangun kemitraan strategis yang menopang keberhasilan penyelenggaraan P5.

Tujuan Tahapan 2 dalam P5 yakni, �Menggali permasalahan di lingkungan sekitar yang terkait dengan topik pembahasan�. Kegiatan P5 Tahapan 2 dideskripsikan pada Tabel 2 berikut.

 

Tabel 2. Aktivitas P5 Tahapan 2: Kontekstualisasi

No.

Aktivitas

Deskripsi Aktivitas

Alokasi Waktu

1.

Expo Hasil Investigasi

Murid setiap kelompok menyiapkan expo dalam bentuk gelar informasi hasil investigasi, yang dihadiri oleh pengunjung dari murid kelas 8, 9, bahkan guru dari sekolah lain

Pertemuan-3

2.

Presentasi (Talkshow) Hasil Investigasi

 

Murid setiap kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan hasil investigasinya kepada murid lainnya juga guru-guru, sebagai bentuk latihan keterampilan public speaking

 

3.

Kunjungan Lembaga/Masyarakat

Murid melaksanakan field trip berorientasi isu ke lembaga/masyarakat yang dapat membantu mengenalkan mereka lebih dekat mengenai topik yang dibahas, secara riil dan kontekstual

Pertemuan-4

 

Tabel 2 menunjukkan P5 Tahap 2 memiliki peran penting dalam mengembangkan dimensi kemandirian murid, karena di sana mereka diberi tantangan untuk menunjukkan, mengkomunikasikan kepada khalayak hasil investigasinya. Ditambah mereka juga dibekali dengan aktivitas kunjungan lembaga/masyarakat yang meningkatkan dimensi berkebhinekaan global, dengan semakin menambah wawasan, serta meningkatkan motivasi dan tekad yang sangat berharga sebagai fondasi bagi tahapan berikutnya, yaitu Aksi Nyata.

 

Tahapan 3: Aksi Nyata

Proyek P5 didesain agar murid bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk/aksi (Standar, 2022). Titik ini sangat vital karena setelah murid melalui tahapan 1 Pengenalan isu kemudian tahapan 2 Kontekstualisasi diharapkan tumbuh kesadaran mereka untuk ambil bagian, menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Tujuan Tahapan 3 dalam P5 yakni, �Merumuskan peran yang dapat dilakukan melalui aksi nyata�. Kegiatan P5 Tahapan 3 dideskripsikan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Aktivitas P5 Tahapan 3: Aksi Nyata

Aktivitas

Deskripsi Aktivitas

Alokasi Waktu

Aksi Nyata

Murid setiap kelompok memutuskan untuk melakukan aksi nyata sesuai dengan peran yang mereka pilih dalam membantu mengatasi isu yang tengah dihadapi, dan diekspresikan dalam beragam bentuk produk maupun karya

Pertemuan-5,6,7,8

 

Tabel 3 menunjukkan P5 Tahap 3 memberikan ruang kemerdekaan untuk melakukan aksi nyata sesuai minat dan pilihan murid dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Tahapan 3 ini memiliki dampak besar dalam menumbuhkan dimensi gotong royong antar teman, karena di sana mereka didorong untuk berbuat bersama rekan-rekan setimnya untuk membuat seluruh rangkaian proyek yang telah mereka lalui berhasil hingga ke puncak.

Tahapan 4: Festival Perayaan Hasil Belajar

Tujuan Tahapan 4 dalam P5 yakni, �Menggenapi proses dengan berbagi karya�. Kegiatan P5 Tahapan 4 dideskripsikan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Aktivitas P5 Tahapan 4: Festival Perayaan Hasil Belajar

Aktivitas

Deskripsi Aktivitas

Alokasi Waktu

Festival Perayaan Hasil Belajar

Murid setiap kelompok memutuskan untuk melakukan aksi nyata sesuai dengan peran yang mereka pilih dalam membantu mengatasi isu yang tengah dihadapi, dan diekspresikan dalam beragam bentuk produk maupun karya

Pertemuan-9

Pembagian Raport Akademik dan Raport P5

 

Tabel 4 menunjukkan P5 Tahap 4 yang merupakan puncak dari segala rangkaian proyek. Tahapan Festival Perayaan Hasil Belajar mengembangkan dimensi kreativitas, karena di sana murid berupaya maksimal menghadirkan unjuk karya hasil Aksi Nyata yang telah dipersiapkan untuk ditampilkan kepada orangtua mereka sebagai aktualisasi diri. Dalam event ini sekolah mempererat kerjasama dengan turut mengundang kemitraan strategis yang terlibat dalam proyek.

 

Tahapan 5: Refleksi Akhir

Tujuan Tahapan 4 dalam P5 yakni, �Evaluasi dan refleksi serta menyusun langkah strategis�. Kegiatan P5 Tahapan 4 dideskripsikan pada Tabel 5 berikut.

 

Tabel 5. Aktivitas P5 Tahapan 5: Refleksi Akhir

No.

Aktivitas

Deskripsi Aktivitas

 

Alokasi Waktu

1.

Evaluasi

Murid melaksanakan posttest untuk mengukur sejauh mana N-Gain dibandingkan denganpengetahuan awal

Pertemuan- 10

2.

Refleksi Akhir Murid

Murid diberikan kesempatan untuk berefleksi mengenai jalannya pelaksanaan P5

 

3.

Refleksi Akhir Guru/Coach

Coach diberikan kesempatan untuk berefleksi mengenai jalannya pelaksanaan P5

 

4.

Asesmen Diagnostik

Dilakukan asesmen diagnostik untuk memperoleh data dalam mengawali proyek berikutnya.

 

 

Tabel 5 menunjukkan P5 Tahap 5 yang bersifat mindfulness, memaknai kegiatan proyek dengan positif, menganalisis yang telah terjadi, memberikan input untuk perbaikan terus-menerus. Pembelajaran yang bersifat reflektif seperti seperti ini, menguatkan dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia.

Berikut cuplikan refleksi akhir murid pada proyek tema ke-1 oleh seluruh kelas 7 yang terekam dalam Gambar 1.

Gambar 1. Hasil Refleksi Akhir Murid Mengenai Penyelenggaraan P5 Proyek ke-1

Dari beberapa pertanyaan refleksi yang diajukan, 92,5% murid berpendapat bahwasanya P5 Proyek ke-1 berhasil mencapai target dimensi berkebhinekaan global dalam tema kearifan lokal. 94,8% murid menyuarakan betapa peran coach dirasakan positif dalam mendukung proses belajar di P5. 87,6% murid mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam P5 seru dan menyenangkan, karena mereka diberikan ruang untuk memilih dalam pembelajaran berdiferensiasi sesuai minatnya. Murid sepakat kegiatan P5 dapat menambah ilmu, mampu meningkatkan kreativitas, kemandirian, dan gotong royong.

KESIMPULAN

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) diakui menunjukkan keberpihakan pada murid dan mampu mengafirmasi karakter murid dalam menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila. Hal ini tampak dari target pembelajaran di setiap tahapan yang sedikitnya mampu menguatkan satu dimensi Profil Pelajar Pancasila; Tahapan 1)Pengenalan Isu, menumbuhkan dimensi bernalar kritis; Tahapan 2)Kontekstualisasi, menggali dimensi kemandirian dan berkebhinekaan global; Tahapan 3)Aksi Nyata, menguatkan dimensi gotong royong; Tahapan 4)Festival Perayaan Hasil Belajar Panen Raya, merangsang dimensi kreativitas; Tahapan 5)Refleksi Akhir, mengakar pada dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Resep menu P5 ini memang bercita rasa unik, cukup rumit, sehingga membutuhkan keandalan koki dalam meraciknya. Namun demikian, setelah dipetakan secara rinci satu siklus penuh rangkaian P5 tema ke-1, hingga sedang berjalan di tema-2 di SMPN 1 Subang, dapat diperoleh suatu jalur istimewa yang dapat ditempuh agar penyelenggaraan P5 mudah untuk dipahami dan diimplementasikan, yakni desain �Lima Tahapan P5�. Saran saya, pegang itu dan Anda akan baik-baik saja.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. Ketut Suar. (2023). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Pada Mahasiswa Semester Iii, Program Studi Pgsd, Fkip, Universitas Dwijendra. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 12(1), 109�125.

Anggraini, Mardhiana. (2023). Pendidikan Multikultural sebagai Perwujudan Profil Pelajar Pancasila melalui Pengajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Qolamuna: Jurnal Studi Islam, 8(2), 81�93.

Hikmasari, Dyan Nur, Susanto, Happy, & Syam, Aldo Redho. (2021). Konsep Pendidikan Karakter Perspektif Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara. AL-ASASIYYA: Journal Of Basic Education, 6(1), 19�31.

Indonesia, Media. Kurikulum Merdeka Jadi Jawaban untuk Atasi Krisis Pembelajaran. , (2022).

Kebudayaan, Kementerian Pendidikan. (2020). Rencana strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024.

Masturi, Masturi. (2023). Pengelolaan Proses Pembelajaran Yang Menarik Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka Yang Berkualitas. Prosiding Konferensi Nasional Pendidikan Inovatif, 1(1), 56�65.

Meiana, Prihandayani Utami. (2023). Manajemen Kurikulum Pendidikan Montessori Dalam Perspektif Merdeka Belajar. UIN Prof. KH Saifudidin Zuhri.

Napitu, Ulung, Haloho, Bongguk, Arent, Ease, Napitu, Resna, Purba, Indra Gandi, & Girsang, Samrin. (2024). Sosialisasi Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Bagi Peserta Didik SMP Negeri 2 Tanah Jawa. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei, 4(1), 34�42.

Nurwidya, Rani, Widiyanti, Widiyanti, & Nurjannah, Nunung. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Strategi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk Meningkatkan Budaya Kerja Siswa di SMK Negeri 2 Boyolangu. Belantika Pendidikan, 6(2), 1�8.

Rusli, Muhammad. (2021). Merancang penelitian kualitatif dasar/deskriptif dan studi kasus. Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 2(1), 48�60.

Sekertariat Gtk. EdWG G20, Mendikbudristek Menjelaskan Transformasi Pendidikan Indonesia Melalui Merdeka Belajar. , (2022).

Sekerterat GTK. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Fasilitasi Potensi Para Siswa. , (2023).

SMP, Direktorat. (2022). Pentingnya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan.

Standar, Keputusan Kepala Badan. (2022). Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 009. Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.

Syahrizal, Hasan, & Jailani, M. Syahran. (2023). Jenis-jenis penelitian dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. QOSIM: Jurnal Pendidikan, Sosial & Humaniora, 1(1), 13�23.

Tim Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2021). Model Inspiratif Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas (SMA).