https://lentera.publikasiku.id/index.php
43
ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PRAKTEK PENGALAMAN
LAPANGAN PADA MATA KULIAH MICRO TEACHING
Amanda Salsabila
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Indonesia
ABSTRAK
Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sering mengalami permasalahan dalam perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran. Pada perencanaan, permasalahan yang biasa dihadapi
mahasiswa adalah tahap pembuatan RPP. Pada tahap pelaksanaan mahasiswa juga mengalami kesulitan
dalam hal pengelolaan kelas. Sedangkan dalam tahap evaluasi kesulitannya ketika mahasiswa ingin
melakukan penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika yang dihadapi mahasiswa
pada pelaksanaan Praktik Pengalaman lapangan II mahasiswa Tadris Ilmu Pengetahuan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan, beserta solusinya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian 1 kelompok mahasiswa PPL sejumlah -+ 33
orang dengan Problematika Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II sebagai Objek penelitian.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari Observasi dan dokumentasi dengan
menggunakan teknik purposive Sampling. Analisis data yang digunakan yakni pengumpulan data,
reduksi data, Penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Kata Kunci: Praktek Mengajar; kaesulitan; Mahasiswa
ABSTRACT
Field Experience Practice (PPL) students often experience problems in planning, implementing, and
evaluating learning. In planning, the problem that students usually face is the stage of making lesson
plans. At the implementation stage, students also experienced difficulties in classroom management.
Meanwhile, in the evaluation stage, the difficulty is when students want to make an assessment. This study
aims to determine the problems faced by students in the implementation of Field Experience II students
of Tadris of Sciences, State Islamic University of North Sumatra, Medan, and their solutions. This
research is a field research with a qualitative approach. The research subjects were 1 group of PPL
students with a number of -+ 33 people with the Problems of Implementing the Practice of Field
Experience II as the object of research. While the data collection techniques used consisted of observation
and documentation using purposive sampling technique. The data analysis used is data collection, data
reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Keywords: TeachingPractice; Diffulty; Student
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia selalu mengacu pada tujuan pendidikan neasional
yang arahnya untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia serta
masyarakat yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani serta berkepribadian yang mantap dan mandiri (Purnomo, 2017).
Pendidikan dapat diperoleh antara lain melalui sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan
formal yang menyelenggarakan proses belajar mengajar (Indrawan, 2019). Dalam proses belajar
mengajar, tenaga pendidik atau guru merupakan salah satu komponen aktif dari sub sistem
pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan (Hamalik, 2002).
Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 1 Number 2, February, 2023
p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 2, 2023
44
Amanda Salsabila
UINSU memiliki program khusus yang wajib diikuti oleh mahasiswa prodi pendidikan /
tarbiyah yang disebut Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). PPL merupakan latihan untuk
mempraktikkan teori yang telah dipelajari di perkuliahan. Sebagai bekal melaksanakan PPL
mahasiswa wajib menempuh beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan pembelajaran
(Murtiningsih, 2014). Selain itu, mahasiswa diwajibkan melakukan simulasi praktik mengajar
pada mata kuliah Microteaching yang dilakukan di kelas agar nantinya mahasiswa dapat mengajar
dengan baik ketika melaksakan PPL. Namun kenyataannya pada saat PPL, mahasiswa masih
mengalami kesulitan saat mengajar di sekolah praktikan(Aang et al., 2021)
Menjadi guru memiliki salah satu tugas yang cukup berat yaitu mengajar. Melalui mengajar
guru membentuk sumber daya manusia yang unggul. Mengajar bukan Hanya sekedar dimaknai
hanya melakukan transfer ilmu yang hanya dilakukan satu arah Atau teacher centered. Namun
mengajar merupakan hal yang komplek prosesnya harus Dilakukan secara interaktif berpusat
pada peserta didik. Pengajaran yang berpusat pada peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan
karakter berkualitas baik soft skill maupun hard skill pada peserta didik. Untuk mendukung hal
tersebut praktek mengajar merupak salah satu tugas wajib yang harus dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Tadris IPS pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (micro teaching)
(Nazariah et al., 2022).
Guru merupakan seseorang yang mengabdikan dirinya untuk mendidik dan mengajarkan
ilmu yang baik pada seseorang. Di dalam suatu perguruan tinggi keguruan diperlukan seseorang
yang dituntut menjadi seorang calon guru karena proses menjadi seorang calon guru garus melalui
beberapa proses yaitu mengikuti perkuliahan yang diambil atau menjalani beberapa mata kuliah
yang diambil misalnya microteaching (Oviyanti, 2016). Microteaching adalah suatu mata kuliah
yang membahas tentang cara menjadi seorang guru. Mata kuliah microteaching juga merupakan
sebagai tmpat latihan mengajar seorang calon guru. Sebagai calon guru harus mampu menguasai
semua keterampilan-keterampilan mengajar. Keterampilan ini di pelajari atau diberikan pada saat
mata kuliah Microteachng/latihan mengajar sebagai bekal dalam pelaksanaan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) disuatu sekolah (Siregar et al., 2019).
Pentingnya microteaching dalam membentuk calon guru profesional yang apabila tidak
dilakukan secara efektif, akan menimbulkan kekhawatiran terhadap merosotnya mutu
pembelajaran pada semua jenjang pendidikan akibat lemahnya pembekalan nilai profesional pada
mahasiswa atau calon guru selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi (Alandika, 2016).
Kebanyakan fakultas keguruan (school of education) di perguruan tinggi tidak siap menghasilkan
guru yang profesional. Lulusannya tidak sungguh menguasai bahan ajar dan tidak menguasai cara
mengajar di kelas (Alwi, 2017).
PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa. Terutama dalam
hal memperluas wawasan, pelatihan dan pengembangan kompetensi yang diperlukan dalam
bidangnya, peningkatan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam
memecahkan masalah (Yalianto & Sutrisno, 2015).
Mc. Langhlin dan Moulton dalam Rohani (2004) mengatakan bahwa “micro teaching is as
performance training method designed to isolate the component parts of teaching process, so that
the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation”. Micro
teaching juga diartikan sebagai suatu kegiatan latihan praktek mengajar bagi calon guru dalam
bentuk sederhana namun mendekati pada keadaan, seperti pada situasi kelas yang sebenarnya
(Khasanah, 2020). Hal ini juga dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS pada
mata kuliah Microteaching. Mahasiswa calon guru praktek mengajar secara langsung dan
terintegrasi guna mendapatkan bekal baik itu soft skill maupun hard skill dalam mengajar. Soft
skill ini berkaitan dengan pengetahuan, wawasan, dan kepribadian yang baik ketika mengajar
sedangkan hard skill berkaitan dengan keterampilan penampilan, berdemonstrasi, menggunakan
peralatan mengajar serta kemampuan dalam memanajemen kelas (Siswanto, 2010).
[ Analisis Kesulitan Mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan
Pada Mata Kuliah Micro Teaching]
Vol. 1, No. 2, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
45
METODE PENELITIAN
Untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa selama
melaksanakan Praktek mengajar, peneliti menggunakan teknik studi analisis dari kejadian-
kejadian yang sebenarnya. Dalam menjaring data digunakan metode deskriptif kualitatif yaitu
metode yang dalam menggali data lebih kepada suatu penggambaran melalui kata-kata, dan
gambar di mana peneliti membaur dalam komunikasi aktif, melalui wawancara natural. Penelitian
ini untuk teknik pengumpulan datanya sejalan dengan pendapat Sugiyono (Sugiyono, 2010a, p.
307) bahwa “teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum terdiri dari empat
macam yaitu, observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan/triangulasi. Triangulasi adalah
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono,
2010b, p. 372).
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa program Studi Tadris IPS 2 UINSU Medan,
yang menempuh mata kuliah micro teaching. Proses wawancara di lakukan secara langsung
dengan mahasiswa. Wawancaar dilakukan secara natural sehingga responden tidak mengetahui
bahwa percakapan yang dilakukan merupakan suatu percakapan dalam rangka menggali
informasi untuk memperoleh data yang sebenarnya. Adapun key informan sejumlah 3 orang
mahasiswa. Selain itu informasi juga diperoleh melalui dokumentasi dari hasil video praktek yang
telah mereka buat, dengan melihat kelebihan dan kelemahan pada saat praktek mengajar. Dari
kelemahan dan kelebihan hasil praktek mengajar tersebut dapat diperoleh data kesulitan yang
dialami oleh mahasiswa praktikkan ketika praktek mengajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan analisis dan wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa/i PPL 2,
maka ada beberapa kesulitan yang menghambar mereka dalam melakukan prakterk mengajar.
Beberapa kesulitan yang didapat adalah :
1. Kesulitan Mengadakan Variasi
Tabel 1
Kesulitan Mengadakan Variasi
No
Indikator
Kategori
1
Variasi Suara
Baik
2
Focus terhadap murid
Cukup
3
Pemberian Waktu
Kurang
4
Mengadakan kontak mata
Kurang
5
Gerakan Badan/ mimik wajah
Sangat Kurang
6
Perubahan Posisi
Cukup
Berdasarkan analisis table 1 dapat dilihat perolehan nilai rata rata tertinggi pada
indikator pertama yaitu indikator variasi suara. Hal ini disebabkan karena pada indikator
variasi suara lebih mudah diaplikasikan pada saat mengajar di dalam kelas agar proses
pembelajaran di dalam kelas mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan kategori terendah
berada pada indikator gerakan badan atau mimik. Hal ini disebabkan karena indikator
tersebut lebih sulit diaplikasikan Pada saat mengajar di kelas dibandingkan dengan indikator
lainnya.
Pada indikator gerakan badan/mimik wajah termasuk kategori “Sangat kurang”, hal
ini menunjukkan pada saat mengaplikasikan keterampilan mengajar mengadakan variasi
calon guru belum maksimal melakukan pembawaan gerakan badan/mimik wajah pada
saat mengajar di kelas. Karena jika calon guru dapat mengaplikasikan variasi gerakan
badan/mimik wajah yang sesuai dengan pembawaan diri sendiri maka akan dapat
meningkatkan motivasi dan kejenuhan para siswa pada saat proses pembelajaran. Tetapi
calon guru harus hati-hati dalam mengkombinasikan gerakan badan dan ekspresi wajah.
Vol. 1, No. 2, 2023
46
Amanda Salsabila
Sedangkan pada indikator perubahan posisi termasuk kategori “kurang”, hal ini
menunjukkan bahwa pada saat mengaplikasikan keterampilan mengajar mengadakan
variasi calon guru belum maksimal melakukan perubahan posisi pada saat melakukan
perpindahan posisi pada saat menyampaikan materi di kelas. Karena jika calon guru
tidak melakukan perubahan posisi maka proses pembelajaran akan terlihat monoton
dan kepribadian yang dimiliki calon guru tidak muncul dan para siswa akan mengalami
kejenuhan dan kebosanan.
Kesulitan yang ada tersebut membuat beberapa mahasiswa/i PPL 2 (Microteaching )
UINSU sulit dalam mengajar dan bahkan tidak tau bagaimana menyampaikan materi yang
akan diajarkan. Kkurangan pemahaman materi dan juga kurang kesiapan menjadi faktor
yang paling utama untuk mengadakan variasi mengajar di kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, mahasiswa/i praktek mengajar masih banyak
yang menganggap sepele terhadap kemampuan penagdaan variasi ini, karena mereka
menganggap variasi dilakukan hanya akan membuang buang waktu dan praktek mengajar
menjadi semakin lama selesai. Kesulitan mereka membagi waktu untuk berhadir dalam
praktek mengajar menjadi hambatan mereka menyiapkan diri untuk mengadakan variasi
dikelas.
2. Kesulitan Menggunakan Media pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu metode guru dalam
memberikan materi ketika proses belajar mengajar dikelas. Media pembelajaran berbasis
audio visual adalah salah satu contoh media atau alat yang digunakan untuk mempermudah
guru menyampaikan materi agar siswa dapat memahami dengan baik apa yang diberikan
guru ketika mengajar.
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan peneliti dapat di dapat hasil
bahwa dalam menggunakan media pembelaajran saat praktek mengajar masih banyak
mahasiswa/i PPL 2 (Microteaching) yang tidak tau menahu mengenai macam-macam media
pembelajaran dan masih banyak yang belum tau dalam menggunakan media tersebut.
Hasil wawancara dari sampel Mahasiswa Praktek yang memberikan jawaban atas
pertanyaan peneliti bahwa memang masih banyak Mahasiswa Praktek yang tidak mengerti
bagaimana cara menggunakan media pembelajaran dan guru juga membutuhkan waktu lama
untuk mempersiapkan bahan pembelajaran menggunakan media tersebut, sehingga ketika
terjadi hambatan tersebut tidak hanya akan membuang-buang waktu tetapi juga materi yang
akan ditampilkan tidak disampaikan dengan maksimal
Berdasarkan hasil pengamatan masih banyak mahasiswa praktek mengajar yang
sepele dengan penggunaan media pembelajaran, anggapan mereka banyak yang mengatakan
bahwa media tidak perlu dibuat tapi materi yang kita sampaikan sudah lengkap maka media
tidak perlu di buat. Tapi, tidak semua mahasiswa/i menganggap seperti itu, ada beberapa
mahasiswa yang senang dalam menggunakan media pembelajaran saat praktek mengajar.
Dalam menggunakan media pembelajaran, kita harus terampil dalam mencari media
apa yang cocok digunakan dalam kelas agar transfer ilmu yang dilakukan menjadi efektif
dan murid yang kita ajari akan mengerti apa yang kita ajarakan. Media menajdi sangat
penting dibuat agar memudahkan guru dan murid dalam menjelaskan materi, membuat
variasi dikelas, dan meningkatkan hasil belajar murid.
KESIMPULAN
Keterampilan mengajar merupakan kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus
dimiliki oleh seorang pendidik baik ia sebagai guru ataupun sebagai seorang dosen dalam
kegiatan belajar mengajar agar berjalan secara efektif dan efisien. Mengadakan variasi dikelas
dan menggunakan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, dan pada kenyataanya masih banyak mahasiswa yang masih
belum paham pada hal tersebut.
[ Analisis Kesulitan Mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan
Pada Mata Kuliah Micro Teaching]
Vol. 1, No. 2, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
47
Pelaksanaan PPL di UINSU Medan memberikan wawasan tersendiri bagi individu yaitu
mahasiswa. Dari kegiatan ini banyak hal-hal yang diterima, dimengerti, dan dipahami.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa gambaran
kemampuan Mahasiswa PPL UINSU kesulitan yang dihadapi saat praktek mengajar adalah dalam
mengaplikasikan keterampilan mengajar mengadakan variasi masih kategori sangat kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Aang, O., Choirul, C., & Rendi, A. (2021). Laporan Kelompok Praktik Pengalaman Lapangan di
SMK Kesehatan Kader Bangsa Palembang. Praktik Pengalaman Lapangan Laporan
Kelompok Praktik Pengalaman Lapangan Di Smk Kesehatan Kader Bangsa Palembang.
Alandika, O. V. (2016). Motivasi Mahasiswa Melanjutkan Pendidikan ke PTAI (Studi Kasus
Mahasiswa Program Studi PAI STAIN Curup Angkatan 2015). IAIN Curup.
Alwi, S. (2017). Problematika guru dalam pengembangan media pembelajaran. ITQAN: Jurnal
Ilmu-Ilmu Kependidikan, 8(2), 145167.
Hamalik, O. (2002). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Bumi Aksara
Bandung.
Indrawan, I. (2019). Profesionalisme Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. Al-Afkar: Jurnal
Keislaman & Peradaban, 7(2), 5780.
Khasanah, U. (2020). Pengantar Microteaching. Deepublish.
Murtiningsih, Y. J. (2014). Pengaruh Penguasaan Materi Mata Kuliah Dasar Kependidikan
(MKDK) dan Praktik Program Pengalaman Lapangan (PPL) terhadap Kesiapan Menjadi
Guru. Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2(3).
Nazariah, N., Nasrullah, N., & Lestari, C. I. (2022). Pengaruh Pembelajaran Microteaching
Terhadap Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Fakultas agama Islam
Universitas Muhammadiyah Aceh Angkatan 2021. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan,
13(1).
Oviyanti, F. (2016). Tantangan pengembangan pendidikan keguruan di era global. Nadwa: Jurnal
Pendidikan Islam, 7(2), 267282.
Purnomo, M. H. (2017). Manajemen pendidikan pondok pesantren. Bildung Pustaka Utama.
Siregar, R. A., Sinaga, N. R., Hatchi, I., & Lubis, A. (2019). Analisis Kesulitan Mahasiswa
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) dalam
Mengaplikasikan Keterampilan Mengajar Mengadakan Variasi. Jurnal Education and
Development, 7(1), 95.
Siswanto, S. (2010). Tingkat Peguasaan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Prodi.
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2).
Sugiyono, D. (2010a). Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2633.
Sugiyono, D. (2010b). Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2633.
Vol. 1, No. 2, 2023
48
Amanda Salsabila
Yalianto, Y., & Sutrisno, B. (2015). Pengelolaan Kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha/Dunia
Industri (Studi Situs SMK Negeri 2 Kendal). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 24(1), 1937.