Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 2 Number 1, November, 2023
p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: 2897-7031
https://lentera.publikasiku.id/index.php
75
EKSPLORASI TABEBUYA SEBAGAI SUMBER IDE PADA DESAIN MOTIF
BATIK TANAH UNESA
Zulfika Rochmawati1, Irma Russanti2*
Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya Indonesia1,2
Email: rochmawatizu[email protected]1, irmarussanti@unesa.ac.id2
ABSTRAK
Tabebuya memiliki keindahan yang khas, bentuk yang menarik dan warnanya dapat diterapkan dalam
pewarnaan batik tanah Unesa. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan proses eksplorasi dan
hasil jadi tabebuya sebagai sumber ide pengembangan motif batik tanah Unesa. Penelitian ini
menggunakan pendekatan Double Diamond. Metode ini terdiri dari 4 tahap penelitan Discover, Define,
Develop, dan Deliver. Pada tahap awal mengidentifikasi fakta masalah yang ada berupa kurangnya
pengembangan motif flora kota Surabaya pada Batik Tanah Unesa. Tahap kedua, peneliti menganalisis
proses yang telah diidentifikasi pada tahap discover berupa moodboard. Tahap ketiga, perwujudan dimana
ide perancangan sudah dihasilkan akan di bentuk menjadi sebuah karya. Dilanjutkan tahap terakhir tahap
pembuatan dan pemilihan desain dari solusi yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya. Proses
pengembangan motif dimulai dari menyiapakan alat dan bahan, kemudian proses nya yaitu menggambar
desain pada kertas, dilanjutkan menjiplak pada kain, dan di batik sehingga tampak hasil jadi pada kain.
Hasil jadi motif batik dengan yang diharapkan yaitu hasil jadi akhir motif batik sesuai dengan ukuran
pada desain motif, mulai dari motif utama, penunjang, dan isen-isen sesuai dengan sumber ide tabebuya.
Kata Kunci: Batik Tanah Unesa, motif batik, tabebuia
ABSTRACT
Tabebuya has a distinctive beauty, attractive shapes and colors that can be applied in Unesa soil batik
coloring. This research uses the Double Diamond approach. This method consists of 4 stages Discover,
Define, Develop, and Deliver. In the early stages of identifying the facts of the problem in the form of a
lack of development of Surabaya city flora motifs in Batik Tanah Unesa. The second stage, analyzing
researchers who have been identified at the discovery stage is in the form of a moodboard. The third
stage, embodiment where the design idea has been generated will be shaped into a work. Followed by the
last stage of the manufacturing stage and design selection from the solutions that have been obtained
from the previous stage. The process of developing motifs starts with preparing tools and materials, then
the process is drawing designs on paper, followed by tracing on cloth, and on batik so that the finished
result appears on the cloth. The result of the expected batik motif is the result of the batik motif in
accordance with the size of the motif design, starting from the main, supporting, and isen motifs according
to the source of the Tabebuia idea.
Keywords: Batik Tanah Unesa, batik motif, tabebuia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
PENDAHULUAN
Tabebuya (Handroanthus chrysotrichus) salah satu tanaman yang berasal dari Brasil dan
termasuk jenis pohon besar. Banyak orang mengira tanaman ini sebagai tanaman Sakura karena
bentuknya yang mirip dengan bunga sakura ketika berbunga, tetapi sebenarnya kedua tanaman
itu tidak berkerabat. Semua spesies tabebuya memiliki warna yang berbeda-beda. Warna yang
paling umum saat ini adalah putih, merah muda, kuning, kuning jingga, magenta, plum, dan
kadang-kadang merah. Menurut Villaseñor (2016) Tabebuya (Tabebuia rosea) atau pohon
terompet pink, juga dikenal sebagai poui merah muda, adalah pohon neotropis yang dapat tumbuh
hingga 30 m (98 kaki) tinggi dan memiliki diameter setinggi 100 cm (3 kaki). Kebanyakan orang
[Eksplorasi Tabebuya Sebagai Sumber Ide pada Desain Motif Batik
Tanah Unesa]
76
Zulfika Rochmawati, Irma Russanti
menganggap tanaman ini sebagai tanaman Sakura karena bentuknya yang mirip dengan bunga
sakura ketika berbunga. dari berbagai karakteristik yang dijabarkan sehingga menjadi sumber
konsep.
Apapun hal baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai
hasil disebut sebagai sumber ide (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2021: 102). Menurut Sri
Widarwati (2014: 58) (Rossa & Lakoro, 2014)sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat
meningkatkan kreativitas seseorang. Menurut Widjiningsih (2006, p. 70) sumber ide merupakan
hal yang dapat merangsang lahirnya suatu karya. Dari beberapa pendapat ditarik kesimpulan
bahwa sumber ide adalah segala sesuatu di lingkungan sekitar yang dapat memberikan inspirasi
untuk desain baru. Dalam hal ini, sumber ide untuk desain motif batik harus jelas terlihat,
sehingga orang dapat dengan mudah mengidentifikasi sumber ide hanya dengan melihat motif
utamanya.
Batik berasal dari kata "amba" dalam bahasa Jawa, yang berarti "lebar", "luas", "kain", dan
"titik", yang berarti "titik" atau "matik" (kata kerja membuat titik) yang kemudian berkembang
menjadi istilah batik (Wulandari, 2022). Batik telah ada sejak lama dan tumbuh di setiap daerah
di Indonesia. Pada dasarnya, batik memiliki karakteristik dan keunggulan yang spesifik untuk
wilayahnya. Dari beberapa daerah terdapat salah satu jenis batik yaitu Batik Tanah Unesa
(Suliyati & Yuliati, 2019).
Batik Tanah Unesa merupakan batik yang memiliki ke unikan dan kekhasan menggunakan
pewarna alam dari tanah dan menjadikan banesa berbeda dengan batik lainnya. Bergantung pada
jenis tanah yang digunakan, memiliki berbagai pilihan warna. Meskipun bahan-bahan dan
komposisinya digunakan dengan cara yang sama, tetapi dengan jenis tanah yang berbeda dan pada
waktu yang berbeda, hasilnya tetap memiliki karakteristik dan perbedaan. Ini yang membuat
produk Batik Tanah Unesa limited edition. Kekhasan batik banesa ini terletak pada warna, yang
menggunakan warna alam tanah dan warna sintesis. Warna yang dihasilkan dari pewarnaan batik
lempung tergantung dari jenis tanah/ lempung yang digunakan. Semakin gelap dan merah tanah
yang digunakan akan menghasilkan warna yang semakin coklat atau merah. Semakin lama kain
di rendam dalam larutan pewarna atau lempung, maka warna yang dihasilkan juga akan semakin
tajam.
METODE PENELITIAN
Metode yang dipilih dalam melakukan penelitian ini menggunakan Double diamond
(Indarti, 2020). Model double diamond atau model berlian ganda yang pertama diperkenalkan
oleh British Design Council, merupakan pendekatan holistik untuk bentuk desain, pembagian
proses desain dibagai menjadi 4 tahap yaitu discover, define , develop dan deliver.
Gambar 1 Dable Diamond Model
[Eksplorasi Tabebuya Sebagai Sumber Ide pada Desain Motif Batik
Tanah Unesa]
Vol. 2, No. 1, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
77
Discover
Pada langkah ini, peneliti mengidentifikasi fakta masalah yang ada berupa kurangnya
eksplorasi motif flora kota Surabaya pada Batik Tanah Unesa (Mashluhi & Hidayati, 2022).
Proses awal yang dilakukan peneliti yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai inspirasi
mengenai flora di daerah Surabaya. Peneliti mengumpulkan informasi tentang tabebuya yang
merupakan jenis flora yang ada di Surabaya sebagai pengembangan desain motif batik dengan
inspirasi daerah. Setelah mencari informasi banyak informasi, berdasarkan riset ternyata belum
banyak dimanfaatkan sebagai penelitian terutama dalam inspirasi penerapan desain.
Define
Tahap define merupakan penggabungan dari ide dan berusaha memahami semua yang
mungkin ditemukan selama fase penemuan untuk membuat dan menentukan ringkasan yang jelas.
(Rifiah & Suhartini, 2020; Yulistiana & Irma, 2018). Pada tahap ini merupakan proses
menganalisis proses yang telah diidentifikasi pada tahap discover berupa moodboard yang
terinspirasi dari bunga tabebuya.
Gambar 2 Moodbeard
Develop
Tahap develop merupakan perwujudan, di mana ide perancangan telah dibuat menjadi
karya. Berdasarkan inspirasi dari ragam hias pada moodboard, ragam hias kemudian melewati
proses stilasi dengan membuat bentuk motif batik dengan sumber ide Tabebuya dari bentuk
aslinya yang dilihat dari segala arah dan dengan penggayaan menjadi bentuk baru yang menarik.
(Anggraini, 2019; Mashluhi & Hidayati, 2022; Wulandari, 2022). Tahap ini peneliti membuat stilasi dari
bentuk alsi bunga tabebuya.
[Eksplorasi Tabebuya Sebagai Sumber Ide pada Desain Motif Batik
Tanah Unesa]
78
Zulfika Rochmawati, Irma Russanti
Table 1 Stilasi Bentuk Motip Batik
No.
Gambar Inspirasi
Hasil Stilasi
1
2
3
4
5
Stilasi diatas diambil dari beberapa referensi penelitian mengenai tabebuya yang telah
dituangkan dalam moodboard sebelumnya. Setelah stilasi dibuat, selanjutnya peneliti
mengembangkan menjadi sebuah desain motif batik dengan panduan moodboard dan stilasi.
Berikut pengembangan beberapa desain motif batik:
[Eksplorasi Tabebuya Sebagai Sumber Ide pada Desain Motif Batik
Tanah Unesa]
Vol. 2, No. 1, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
79
Gambar 3 Desain Pengembangan Batik
Deliver
Pada tahap terakhir yaitu deliver adalah tahap pembuatan dan pemilihan desain dari solusi
yang telah didapatkan dari tahap develop. Pada tahap deliver yang dilakukan adalah pembuatan
prototipe yang juga meliputi tahap evaluasi.(Hasna & Kharnolis, 2022; Marzuqi, 2015).Tahap
deliver ini beberapa masukan dikumpulkan, desain motif batik dipilih dan disetujui, serta produk
diselesaikan. Dari beberapa desain pengembangan motif batik tersebut dipilih satu desain yang
akan diwujudkan. Desain tersebut digambar secara detail bentuk motif utama, penunjang, dan
isen-isen yang nampak pada gambar 3.
Gambar 4 Desain Yang Diwujudkan
Motif Utama
Isen - isen
Motif Penunjang
[Eksplorasi Tabebuya Sebagai Sumber Ide pada Desain Motif Batik
Tanah Unesa]
80
Zulfika Rochmawati, Irma Russanti
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pembuatan eksplorasi Tabebuya sebagai sumber ide pada desain motif Batik
Tanah Unesa
Untuk membuat motif batik diperlukan beberapa alat dan bahan, antara lain kertas gambar,
pensil, karbon, kain primisima yang sudah diwarna menggunakan pewarna tanah. Pembuatan
motif batik ini memiliki berbagai langkah yaitu menggambar pola motif pada kertas, berikutnya
menggambar pada kain pewarna tanah dengan cara menjiplak dan tahap berikutnya yaitu
memproduksi batik pada kain dengan melewati beberapa cara yaitu proses membatik kerangka
motif dengan cara mencanting, proses mewarnai motif batik dengan pewarna sintesis, penjemuran
pewarnaan, pelorodan lilin, dan penjemuran setelah pelorodan lilin atau malam pada kain batik
(Yulistiana & Irma, 2018). Pembuatan motif batik pada kain sesuai dengan ukuran desain motif
batik.
Gambar 5 Proses Eksplorasi Hasil Jadi Eksplorasi Tabelnya Sebagai Sumber Ide Pada Desain
Motip Batik Tanah Unesa
Gambar 6 Hasil Jadi Motip Batik
[Eksplorasi Tabebuya Sebagai Sumber Ide pada Desain Motif Batik
Tanah Unesa]
Vol. 2, No. 1, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
81
Motif Batik Tanah Unesa dengan sumber inspirasi tabebuya yang menghasilkan bunga
berwarna merah muda yang mirip dengan sakura. Warna merah muda yang tampak bahkan ada
yang mencolok dan terdapat pula yang bertipe warna lembut.. Konsep eksplorasi motif batik ini
mengikuti prosedur secara teratur., meliputi tahap discover, define, develop, dan deliver. Motif
batik terinspirasi dari salah satu batik flora tanah Unesa dan beberapa bentuk asli bunga tabebuya
yaitu mulai dari daun, ranting, bunga saat kuncup hingga bunga saat bermekaran. Selain dari
bentuk bunga, ditentukan juga warna yang akan digunakan dalam tahap selanjutnya. Warna yang
digunakan yaitu warna coklat tua, redwine, tortilla, cokelat, mauve, lavender.
Hasil jadi motif batik terdapat pada gambar 5. Motif batik dengan sumber ide tabebuya
menerapkan motif utama dari bentuk asli tabebuya setelah melewati proses stilasi. Selain motif
utama, terdapat juga motif penunjang dalam hasil jadi. Motif penunjang yang diterapkan yaitu
terinspirasi dari bentuk ranting tabebuya serta terdapat bunga tabebuya kecil yang bertaburan.
Hasil jadi batik ini terdapat isen-isen yang menggunakan dua jenis isen yaitu berupa isen galaran
dan cecek-cecek.
KESIMPULAN
Penelitian ini menggambarkan proses dan hasil penelitian tabebuya sebagai sumber konsep
desain motif Batik Tanah Unesa. Dari hasil yang didapat pada tahapan dan proses diatas motif
batik tanah Unesa dengan sumber ide tabebuya tidak menghilangkan kekhasan batik tersebut yaitu
berbentuk asimetris. Proses pembuatan desain motif dengan cara menstilasi dari bentuk asli
tabebuya menjadi bentuk yang lebih menarik, menjiplak pola motif batik yang kemudian dibatik
sesuai dengan pola motif. Hasil jadi akhir motif batik sesuai dengan ukuran pada desain motif,
mulai dari motif utama, penunjang, dan isen-isen. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
penelitian ini terbatas pada deskripsi tentang eksplorasi sumber ide yaitu tabebuya. Penelitian
lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengeksplorasi sumber ide yang lain pada pengembangan
desain motif batik tanah Unesa.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, L. D. F. (2019). Geometri Fraktal dan Transformasi Geometri sebagai Dasar
Pengembangan Motif Batik Sekar Jagad. Transformasi : Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Matematika, 3(1), 114. https://doi.org/10.36526/tr.v3i1.384
Hasna, S. R. N., & Kharnolis, M. (2022). Penerapan Motif Batik Papua dengan Teknik
Bordir pada Busana Pengantin Wanita. BAJU: Journal of Fashion & Textile Design
Unesa, 2(1), 1823. https://doi.org/10.26740/baju.v2n1.p18-23
Marzuqi, A. (2015). TA : Penciptaan Motif Batik sebagai Ikon Kabupaten Lumajang
[Thesis (Undergraduate)]. https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/4516/
Mashluhi, U. H., & Hidayati, L. (2022). Pengembangan Inspirasi Ragam Hias Kakando
Dalam Pembuatan Rok Belimbing Pada Busana Pengantin Wanita. BAJU: Journal
of Fashion & Textile Design Unesa, 2(2), 5360.
https://doi.org/10.26740/baju.v2n2.p53-60
Rifiah, L. A., & Suhartini, R. (2020). Pengembangan Desain Motif Batik Kawung
Dengan Teknik Laser Cutting Pada Cardigan. Jurnal Online Tata Busana, 9(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.26740/jotb.v9n2.p%p
Rossa, T. D., & Lakoro, R. (2014). Perancangan Desain Motif Batik Berkarakter Kota
Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh November.
[Eksplorasi Tabebuya Sebagai Sumber Ide pada Desain Motif Batik
Tanah Unesa]
82
Zulfika Rochmawati, Irma Russanti
Suliyati, T., & Yuliati, D. (2019). Pengembangan Motif Batik Semarang untuk Penguatan
Identitas Budaya Semarang. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 4(1), 61.
https://doi.org/10.14710/jscl.v4i1.20830
Villaseñor, J. L. (2016). Checklist of the native vascular plants of Mexico. Revista
Mexicana de Biodiversidad, 87(3), 559902.
https://doi.org/10.1016/j.rmb.2016.06.017
Widjiningsih. (2006). Konstruksi Pola Busana. IKIP Yogyakarta.
Wulandari, A. (2022). Batik Nusantara: Makna filosofis, cara pembuatan, dan industri
batik. Penerbit Andi.
Yulistiana, Y., & Irma, R. (2018). Soil Batik: Innovation In Design And Coloring.
Proceedings of the 1st International Conference on Social, Applied Science and
Technology in Home Economics (ICONHOMECS 2017).
https://doi.org/10.2991/iconhomecs-17.2018.37