Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 1 Number 4, August, 2023
p- ISSN: 2981-2472 | e-ISSN: 2897-7032
271
Andi Handayani, Siti Marfu’ah
HUBUNGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DAN KONSUMSI
MULTIVITAMIN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LATOWU
Andi Handayani
1*
, Siti Marfu’ah
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati, Indonesia
1,2
E-mail: andihanda[email protected]m
1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan pemeriksaan ANC dan konsumsi
multivitamin dengan kejadian preeklampsia di Puskesmas Latowu. Jenis penelitian menggunakan survei
analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 31 ibu hamil trimester III. Teknik
sampling menggunakan Accidental sampling yaitu responden yang kebtulan berada di wilayah kerja
puskesmas dengan cara wawancara, pemeriksaan dan screaaning serta menggunakan kuesioner
penelitian. Hasil penelitian dari 31 responden diperoleh 12 (85.7%) yang kunjungan ANC nya tidak sesuai
standar mengalami preeklampsia. dan yang tidak mengalami preeklampsia adalah responden yang
kunjungan ANC nya sesuai standar sebanyak 16 (94.1%). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai sig = 0,000
dengan demikian nilai sig 0,000 < 0,05 Sehingga disimpulkan ada hubungan antara kunjungan ANC
dengan kejadian preeklampsia di Puskesmas Latowu. Untuk konsumsi multivitamin, sebagian besar
responden yang mengalami preeklampsia adalah responden yang konsumsi multivitaminnya tidak teratur
sebanyak 12 (80,0%) dan responden yang tidak mengalami preeklampsia adalah responden yang
konsumsi multivitaminnya teratur sebanyak 15 (93,8%). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai sig = 0,000
dengan demikian nilai sig 0,000 < 0,05. Sehingga disimpulkan ada hubungan antara konsumsi
multivitamin dengan kejadian preeklampsia di Puskesmas Latowu.
Kata Kunci: Antenatal Care; Multivitamin; dan Preeklampsia
ABSTRACT
This study aims to determine whether there is a relationship between ANC examination and consumption
of multivitamins with the incidence of preeclampsia at the Latowu Health Center. This type of research
uses an analytic survey with a cross sectional approach. The research sample was 31 third trimester
pregnant women. The sampling technique uses accidental sampling, namely respondents who happen to
be in the work area of the puskesmas by means of interviews, examinations and screenings and using a
research questionnaire. The results of the study from 31 respondents obtained 12 (85.7%) whose ANC
visits were not according to standards had preeclampsia. and those who did not experience preeclampsia
were 16 respondents whose ANC visits were according to standards (94.1%). The results of the Chi
Square test obtained a sig = 0.000, thus a sig value of 0.000 <0.05. So it was concluded that there was a
relationship between ANC visits and the incidence of preeclampsia at the Latowu Health Center. For
multivitamin consumption, the majority of respondents who experienced preeclampsia were 12
respondents (80.0%) who consumed multivitamins irregularly and respondents who did not experience
preeclampsia were respondents who consumed multivitamins regularly as many as 15 (93.8%). The
results of the Chi Square test obtained a sig = 0.000, thus a sig value of 0.000 <0.05. So it can be
concluded that there is a relationship between multivitamin consumption and the incidence of
preeclampsia at the Latowu Health Center.
Keywords: Antenatal Care; Multivitamins; and Preeclampsia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
[Hubungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi
Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Latowu]
272
Andi Handayani, Siti Marfu’ah
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan periode yang sangat rentan, tidak hanya bagi ibu hamil saja tetapi
juga bagi keselamatan janin di dalam kandungan. Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat
mengenali tanda bahaya kehamilan secara dini dan upaya deteksi dini ibu yang kurang, maka akan
mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya. Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama masa kehamilan atau periode
antenatal. Hal ini sangat perlu diketahui oleh ibu hamil terutama yang mengancam keselamatan
ibu dan janin yang ada di kandungannya, minimal hal yang harus diketahui ibu hamil untuk
mengenal tanda bahaya kehamilan yaitu seperti perdarahan, gerakan janin berkurang, nyeri perut
dan sakit kepala yang hebat (Carlos et. al., 2020).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Dinas Kesehatan Sultra per 100.000 kelahiran hidup terjadi
74 kasus dengan wilayah Kabupaten Kolaka Utara menjadi peringkat ke 5 dengan jumlah angka
kematian ibu sebanyak 211/100.000 KH. Angka penyebab kematian ibu di provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2016 diantaranya 16,21% disebabkan oleh penyebab lain, 12,16% disebabkan
oleh hipertensi, 31,08% disebabkan oleh perdarahan, 2,70% disebabkan oleh infeksi dan 22,97%
disebabkan oleh Eklampsi. (Dinkes Sulawesi Tenggara, 2016)
Preeklampsia adalah penyakit kehamilan yang spesifik pada manusia, didefinisikan sebagai
kondisi hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu. Sekitar 14% kematian ibu
di seluruh dunia diakibatkan penyakit preeklampsia (WHO, 2018). Preeklampsia/eklampsia
merupakan penyebab kedua setelah perdarahan sebagai penyebab langsung yang spesifik
terhadap kematian maternal. Di negara berkembang insiden Preeklampsia dan eklampsia berkisar
antara 1:100 sampai 1:1700. Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal dunia karena
Preeklampsia (IKA. DR, 2017)
Salah satu program untuk mencegah terjadinya preeklampsi pada ibu hamil yaitu dengan
asuhan antenatal yang berkualitas dengan cara mendeteksi dini adanya faktor risiko terjadinya
komplikasi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan rekomendasi kuat dari WHO,
Indonesia melalui kementerian kesehatan memberikan suplementasi tablet kalsium untuk
pencegahan preeklampsia bagi semua ibu hamil terutama yang memiliki resiko tinggi terjadinya
preeklampsia dan ibu hamil yang ada di area dengan asupan kalsium rendah dengan dosis 1,5- 2
gram per hari (Kesehatan, 2015). Pemeriksaan antenatal adalah asuhan yang diberikan oleh
bidan atau tenaga medis mulai dari konsepsi sampai persalinan. Asuhan diberikan berdasarkan
keadaan fisik, emosional, kebutuhan sosial dari ibu, janin, pasangan, anggota keluarga. Asuhan
perawatan pada ibu hamil sangat diperlukan untuk menjamin kesehatan ibu dan janin (Serri
Hutahaenan, 2009)
(DEPKES RI, 2021) menganjurkan agar setiap ibu hamil mendapatkan paling sedikit 6
kali kunjungan selama periode antenatal dan 2 kali diantaranya harus kunjungan bertemu dengan
dokter, satu kali kunjungan pada trimester pertama (Usia Kehamilan 0-12 minggu). Dua kali
kunjungan pada trimester ke dua dan pada kunjungan ini, ibu hamil sudah wajib kontak dengan
dokter baik dokter umum di puskesmas maupun dokter kandungan (Usia Kehamilan > 12-24
minggu). Tiga kali kunjungan pada trimester ke tiga, satu kali diantaranya wajib kontak dengan
dokter ( Usia kehamilan >24 - kelahiran).
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan maternal dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,
2010). Sehingga dapat di simpulkan bahwa asuhan antenatal adalah asuhan yang dilakukan atau
diberikan kepada seorang ibu hamil sampai persalinan (Siswosudarmo & Emilia, 2010). Kita
ketahui bahwa pemeriksaan antenatal care sangat penting dilakukan oleh ibu hamil selama masa
kehamilan, selain itu selama masa pemeriksaan antenatal care bidan juga dapat memantau
kecukupan konsumsi multivitamin ibu selama masa kehamilan (Mochtar, 2011)
[Hubungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi
Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Latowu]
Vol. 1, No. 4, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
273
Multivitamin merupakan produk yang mengandung satu atau lebih bahan makanan yang
biasa digunakan sebagai bahan pelengkap makanan. Bahan makanan tersebut bisa berupa vitamin,
mineral, atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino atau bahan untuk meningkatkan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan
diatas. Konsumsi multivitamin selama masa kehamilan sangat dianjurkan selain menjaga daya
tahan tubuh ibu hamil multivitamin juga dapat berperan penting dalam menekan maupun
mencegah terjadinya preeklampsia selama masa kehamilan.
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin kejadian preeklampsia
di wilayah kerja puskesmas sehingga dapat tertangani secara maksimal dan dapat menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu menidentifikasi data
kunjungan Antenatal Care (ANC), mengidentifikasi data ibu hamil yang mengonsumsi
multivitamin selama masa kehamilan, mengidentifikasi kejadian preeklampsia pada ibu hamil,
mengetahui hubungan kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan kejadian preeklampsia pada ibu
hamil, serta mengetahui hubungan konsumsi multivitamin dengan kejadian preeklampsia pada
ibu hamil di Puskesmas Latowu.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi. Metode yang
digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak
31 ibu hamil trimester III. Uji statistic menggunakan chi square. Penelitian ini dilaksanakan bulan
Oktober-November 2022.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Latowu. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III. Sampel pada penelitian ini yaitu
sebanyak 31 orang dengan metode pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling
mengambil sampel yang kebetulan berada di wilayah kerja puskesmas dengan cara wawancara,
pemeriksaan dan screaning serta dengan menggunakan kuesioner penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Latowu
Berdasarkan table 1 diketahui bahwa ibu yang melakukan kunjungan antenatal care sesuai
standar (≥6 Kali) yaitu sebanyak 17 (54.8%) lebih tinggi dibandingkan ibu yang melakukan
kunjungan antenatal care yang tidak sesuai dengan standar (<6 kali) 14 (45.2%).
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Multivitamin Selama Hamil
di Puskesmas Latowu Latowu
Kunjungan Antenatal Care
N
%
<6 Kali (Tidak Sesuai
Standar)
≥6 Kali (Sesuai Standar)
14
17
45.2
54.8
Total
31
100,00
Konsumsi Multivitamin
N
%
Tidak Teratur
Teratur
15
16
48.4
51.6
Total
31
100,00
[Hubungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi
Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Latowu]
274
Andi Handayani, Siti Marfu’ah
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa ibu yang mengkonsumsi multivitamin teratur sebanyak 16
(51.6%) lebih tinggi dibandingan dengan ibu yang mengkonsumsi multivitamin secara teratur
yaitu 15 (48.4%).
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil
di Puskesmas Latowu Puskesmas Latowu Latowu
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa ibu yang tidak mngalami preeklampsia sebanyak
18 (58.1%) lebih tinggi dibandingan dengan ibu yang mengalami preeklampsia 13 (41.9%).
Tabel 4
Analisis Bivariat Antara Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian
Preeklampsia di Puskesmas Latowu Puskesmas Latowu Puskesmas Latowu Latowu
Kunjungan
Antenatal Care
Kejadian Preeklampsia
Total
Nilai
SIg
Preeklampsia
Tidak
Preeklampsia
<6 Kali (Tidak
Sesuai Standar)
12
(85.7%)
2
(14.3%)
14 (100.0%)
0.000
≥6 Kali (Sesuai
Standar)
1
(5.9%)
16
(94.1%)
17 (100.0%)
Total
13.0
(41.9%)
18
(58.1%)
31 (100.0%)
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami
preeklampsia adalah responden yang kunjungan antenatal care nya tidak sesuai dengan standar
sebanyak 12 responden (85.7%) dan responden yang tidak mengalami preeklampsia adalah
responden yang kunjungan antenatal care nya sesuai standar sebanyak 16 responden (94.1%).
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai sig = 0,000 dengan demikian nilai sig 0,000
< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara
konsumsi multivitamin dengan kejadian preeklampsia di Puskesmas Latowu.
Tabel 5
Analisis Bivariat Antara Hubungan Konsumsi Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di
Puskesmas Latowu Puskesmas Latowu Puskesmas Latowu Latowu
Preeklampsia
N
%
Tidak Preeklampsia
Preeklampsia
18
13
58,1
41,9
Total
31
100,00
Konsumsi
Multivitamin
Kejadian Preeklampsia
Total
Nilai
Sig
Preeklampsia
Tidak
Preeklampsia
Tidak Teratur
12
(80.0%)
3
(20.0%)
15
(100.0%)
0.000
Teratur
1
(6.3%)
15
(9.3%)
16
(100.0%)
[Hubungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi
Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Latowu]
Vol. 1, No. 4, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
275
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami
preeklampsia adalah responden yang konsumsi multivitaminya tidak teratur sebanyak 12
responden (80,0%) dan responden yang tidak mengalami preeklampsia adalah responden yang
konsumsi multivitaminnya teratur sebanyak 3 responden (20,0%). Berdasarkan hasil uji Chi
Square diperoleh nilai sig = 0,000 dengan demikian nilai sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara konsumsi multivitamin dengan
kejadian preeklampsia di Puskesmas Latowu
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah responden 31 orang. Hasil penelitian dari 31
responden diperoleh 12 responden (85.7%) yang kunjungan antenatal care nya tidak sesuai
dengan standar mengalami preeklampsia. dan responden yang tidak mengalami preeklampsia
adalah responden yang kunjungan antenatal nya sebanyak 16 responden (94.1%).
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai sig = 0,000 dengan demikian nilai sig 0,000 < 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara kunjungan
antenatal care dengan kejadian preeklampsia di Puskesmas Latowu. Untuk konsumsi
multivitamin, sebagian besar responden yang mengalami preeklampsia adalah responden yang
konsumsi multivitaminnya tidak teratur sebanyak 12 responden (80,0%) dan responden yang
tidak mengalami preeklampsia adalah responden yang konsumsi multivitaminnya teratur
sebanyak 15 responden (93,8%). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai sig = 0,000 dengan demikian
nilai sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara konsumsi multivitamin dengan kejadian preeklampsia di Puskesmas Latowu.
Antenatal Care (ANC) salah satu usaha pencegahan awal dari faktor resiko selama masa
kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2018) Antenatal Care untuk
mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil
mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin
terjadi pada kehamilan tersebut akan cepar diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum
berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan Antenatal
Care (ANC) (Winkjosastro, 2014)
Perawatan antenatal care merupakan dianggap metode yang sangat efektif yang dapat
meningkatkan hasil kehamilan, tetapi efektivitas spesifik program perawatan antenatal care
sebagai sarana untuk mengurangi kematian bayi dalam kelompok sosioekonomi kurang
beruntung dan rentan perempuan belum dievaluasi secara mendalam (Jenifer, 2016)
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan (Wijayanti & Marfuah,
2019) menemukan bahwa ibu hamil yang melakukan perawatan ANC dengan teratur dan patuh
tehadap nasehat yang diberikan oleh tenaga kesehatan maka ibu tidak mengalami preeklampsia.
Ibu yang patuh terhadap ANC kejadian preeklampsia dapat ditekan atau di cegah. Hasil penelitian
dari 53 responden diperoleh 38 responden yang mempunyai pengetahuan cukup dan terjadi pre
eklampsi ada 12 responden (22,6%), sedangkan yang tidak pre eklampsi ada 26 responden (49%).
Sedangkan 33 responden, yang patuh terhadap ANC terdapat 3 (5,7%) responden yang
mengalami preeklampsia dan 30 (56,6%) responden tidak mengalami preeklampsia.
Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mariana K., Jati S. P., 2017)
menemukan bahwa ibu hamil yang patuh dalam melakukan ANC teratur serta mentaati arahan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat menekan maupun meminimalisisr terjadinya
preeklampsia. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh (Faiqoh elok, 2014)
Total
13.0
(41.9%)
18
(58.1%)
31
(100.0%)
[Hubungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi
Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Latowu]
276
Andi Handayani, Siti Marfu’ah
diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan
nasehat/saran dalam ANC dengan terjadinya preeklampsia. Hasil penelitian ini sama juga dengan
yang dilakukan oleh (Widiastuti et al., 2020) diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan nasehat yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dengan kejadian preeklampsia berat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Sumardiani, 2014) distribusi
antenatal care pada ibu hamil paling banyak dengan kategori tidak patuh yaitu 27 orang (57,4%)
dan paling sedikit dengan kategori patuh yaitu 20 orang (42,6%). Berdasarkan hasil penelitian di
atas dan hasil wawancara selama pengisian kuesioner oleh responden, maka dapat disimpulkan
bahwa responden yang tidak melakukan kunjungan ANC tidak teratur lebih banyak dibandingkan
dengan ibu hamil yang kunjungan ANC nya teratur, setelah dikaji lebih dalam ternyata salah satu
penyebabnya karena kebanyakan ibu hamil memang bertempat tinggal jauh dari fasilitas
kesehatan seperti posyandu, pustu dan puskesmas sehingga untuk memeriksakan kehamilannya
harus menggunakan kendaraan sedangkan hanya beberapa yang mempunyai kendaraan pribadi.
Multivitamin merupakan suplemen yang terdiri dari kandungan vitamin, mineral dan
beberapa kandungan lainnya yang dapat memenuhi asupan nutrisi harian tubuh maupun dapat
menunjang banyak fungsi tubuh serta dapat meningkatkan kesehatantubuh dan mencegah
terjadinya penyakit, (WHO, 2018)
Penelitian oleh (Feldhaus, 2016) dalam program pencegahan preeklampsia. Ibu-ibu hamil
yang sebelumnya mengkonsumsi kalsium tanpa adanya intervensi dari program mampu
mengkonsumsi 79,5%. Setelah dilakukan program intervensi dalam pencegahan preeklampsia,
kepatuhan konsumsi kalsium mencapai 99,9% untuk memenuhi kebutuhan selama kehamilan.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh
responden, dapat disimpulkan bahwa konsumsi multivitamin tertinggi yaitu zat besi sebanyak 26
responden (83,87%) sedangkan konsumsi multivitamin terendah adalah Kalsium yaitu 17
responden (54,83%).
Pada kajian (Khain, 2017) sejalan dengan temuan hasil meta- analisis mengindikasikan
bahwa kalsium secara signifikan dapat menurunkan sebanyak 51% risiko kejadian preeklampsia
jika digunakan sebagai pencegahan bila dibandingkan dengan plasebo (RR 0,49, 95% CI: 0,35;
0,69). Sedangkan vitamin D dapat menurunkan 57% kejadian preeklampsia jika dibandingkan
dengan placebo dengan rasio risiko 0,43 (95% CI: 0,17; 1,11) tapi tidak lebih signifikan
dibandingkan kalsium.
Berdasarkan hasil wawancara selama pengisian kuesioner oleh responden, kami
menemukan bahwa memang tingkat konsumsi multivitamin ibu hamil selama masa kehamilan
masih rendah, salah satu penyebabnya karena memang banyak ibu hamil yang jarang pemeriksaan
ANC di fasyankes karena faktor jarak, akses dan kesibukan sehingga beberapa ibu hamil tidak
terkontrol keteraturan konsumsi multivitaminnya.
Preeklampsia adalah salah satu bentuk hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsia
merupakan penyulit kehamilan dan dapat terjadi pada antepartum, intrapartum, dan postpartum.
Gambaran klinik pada preeklampsia bervariasi luas dan sangat individual. Terkadang gejala-
gejala preeklampsia yang timbul terlebih dahulu sukar untuk ditentukan. Secara teoritik urutan-
urutan gejala klinis yang timbul ialah edema, hipertensi, dan proteinuria. Gejala yang paling
penting adalah hipertensi dan proteinuria (Prawirohardjo, 2014) Preeklampsia ada dua tahap
perubahan yang mendasari patogenesisnya. Tahap pertama adalah hipoksia plasenta yang terjadi
karena berkurangnya aliran darah dalam arteri spiralis. Hal ini terjadi karena kegagalan invasi sel
trombosit pada dinding arteri spiralis pada awal kehamilan dan trimester kedua kehamilan
sehingga arteri spiralis tidak dapat melebar dengan sempurna akibat penurunan aliran darah dalam
ruangan intervilus di plasenta sehingga terjadi hipoksia plasenta. (WHO, 2018) Preeklampsia
adalah salah satu komplikasi serius yang terjadi pada kehamilan. Pada umumnya,
preeklampsia ditandai dengan tekanan darah yang tinggi (hipertensi) selama kehamilan,
[Hubungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi
Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Latowu]
Vol. 1, No. 4, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
277
ditemukannya protein dalam urine dan pembengkakan kaki serta tangan (edema)
(Prawirohardjo, 2014)
Penelitian yang dilakukan (Rozikhan, 2017) di RS Dr. H Soewondo Kendal didapatkan
158 responden (79%) yang tidak punya riwayat preeklampsia lebih banyak bila dibandingkan
dengan 42 responden (21%) yang mempunyai riwayat preeklampsia. Ini menunjukkan bahwa
penderita preeklampsia mengalami peningkatan. Penelitian ini sama juga dengan yang dilakukan
oleh Sri Rejeki tahun 2009 menyebutkan bahwa dari 98 responden terdapat 49 responden (50,0%)
yang mengalami preeklampsia berat.
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanti & Marfuah, 2019)
menemukan sebagain besar ibu yang tidak mengalami preeklampsia yaitu sebanyak 32 orang
(60,4%) dan terdapat ibu hamil trimester III yang mengalami preeklampsia yaitu sebanyak 21
orang (39,6%). Dari 21 responden yang mengalami preeklampsia terdapat 18 responden
preeklampsia ringan dan 3 responden preeklampsia berat. Ibu hamil preeklampsia karena tekanan
darah ibu ≥ 140/90 mmHg, dan protein urin > 1+. Tidak Preeklampsia karena tekanan darah ibu
tidak 140/90 mmHg, dan protein urin tidak > 1+ ini menandakan bahwa memang sebagian besar
di masyarakat masih banyak ibu hamil yang mengalami preeklampsia.
Berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan yang telah kami lakukan selama penelitian,
ditemukan tingkat kejadian preeklampsia pada ibu hamil masih tinggi, hal ini disebabkan
beberapa ibu hamil mengatakan kalau selama masa kehamilan tidak mempunyai keluhan apa-apa
sehingga jarang ke fasilitas kesehatan untuk deteksi dini preeklampsia.
KESIMPULAN
Fashion kini menjadi trend yang penting karena digunakan sebagai penilaian awal saat
berinteraksi dengan orang lain. Dengan sistem thrift shop yang menjual bermacam model baju
dan stok terbatas membuat pengguna barang thrift mempunyai banyak pilihan untuk memilih
sesuai fashion-nya.
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang sudah di lakukan, dapat disimpulkan
bahwa barang thrift menjadi salah satu pilihan yang banyak diminati terutama dikalangan remaja
karena harganya yang lebih murah dan kualitas bersaing.
Menjual pakaian thrift merupakan sebuah peluang usaha yang menjanjikan karena harga
modal yang sangat minim, meskipun memerlukan biaya pengiriman dan bea cukai yang terbilang
tinggi, akan tetapi peminat barang thrift di Indonesia khususnya di Bandung sangat banyak
terutama di kalangan remaja dan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Carlos et. al. (2020). Asuhan Kegawat Daruratan Maternal & Nonatal (4th ed.). egc.
DEPKES RI. (2021). Survey Demografi Kesehatan Indonesia AKI Di Indonesia. 2021.
Dinkes Sulawesi Tenggara. (2016). Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. Dinkes SulTra.
Faiqoh elok, H. Z. (2014). FAIQOH ELOK.pdf. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2 No 2, 216226.
Feldhaus. (2016). Optimizing Treatmen For The Prevention Of Preeclampsia/ Eclampsia In
Nepal: Is Calcium Supplementation Daring Pregnancy cost-effective?.costeffectifiness and
Resoulce Allocation. 14(13), 115.
IKA. DR. (2017). EVIDENBASE DALAM KEBIDANAN. EGC.
Jenifer. (2016). JENIFER 2016.pdf.
Kesehatan, K. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015 (p. 2015).
Khain. (2017). Daily oral iron supplementation during pregnancy.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. EGC.
[Hubungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Konsumsi
Multivitamin dengan Kejadian Preeklampsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Latowu]
278
Andi Handayani, Siti Marfu’ah
Mariana K., Jati S. P., P. C. T. . (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Kepatuhan Ibu
Hamil Preeklampsia dalam Pemanfaatan Layanan ANC. Journal Unnes.
Mochtar. (2011). Asuhan Pada Ibu Hamil. In EGC. EGC.
Prawirohardjo. (2014). Ilmu Kebidanan (4th ed.). PT. BINA PUSTAKA.
Rozikhan. (2017). Faktor Resiko Preeklampsia. Tesis.
Serri Hutahaenan. (2009). Asuhan perawatan pada ibu hamil. TIM.
Siswosudarmo & Emilia. (2010). KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI, NIFAS DAN
NEONATAL. EGC.
Sumardiani, L. (2014). DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM TAHUN 2014 Oleh :
28, 156169.
WHO. (2018). Angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. World Bank, 2018 (p. 2018).
Widiastuti, O. R., Rodiani, SRW, D. W., & Sari, R. D. P. (2020). Hubungan Konsumsi
Suplemen Kalsium yang Kurang Selama Kehamilan Sebagai Risiko Kejadian
Preeklampsia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Agung Kabupaten
Tanggamus. Skripsi Universitas Lampung, 10(April), 178.
Wijayanti, I. T., & Marfuah, S. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan ANC Terhadap
Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Trimester III. Urecol, 773781.
Winkjosastro. (2014). KEGAWATDARURATAN MATERNAL. EGC.