Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 1 Number 4, August, 2023
p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: 2897-7032
https://lentera.publikasiku.id/index.php
287
ANALISIS PERKEMBANGAN BARANG IMPORT THRIFTING DI NARA
THRIFT STORE CIMAHI
Firda Nurazizah
1*
, Ricky Firmansyah
2
Prodi Manajemen, Universitas Teknologi Digital, Bandung, Indonesia
1,2
E-mail: firdanurazizahalsyibani@gmail.com
1
, ricky@ars.ac.id
2
ABSTRAK
Di masa sekarang fashion merupakan kebutuhan setiap orang yang bersifat penting karena fashion dinilai
mampu menggambarkan sifat seseorang. Hadirnya thrift shop menjadikan salah satu alternatif khususnya
para remaja untuk bisa mendapatkan fashion sesuai seleranya. Kualitas yang ditawarkan oleh penjual
thrift shop tak kalah saing dengan pakaian baru lainnya. Hal ini lah yang perlahan merubah cara pandang
masyarakat pada pakaian thrift. Peluang usaha thrift pun semakin terbuka lebar seiring permintaan dan
minat yang berkembang pesat dikalangan masyarakat khususnya remaja. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui perkembangan di Nara Thrift, salah satu toko yan g menyediakan pakaian
thrift di daerah Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena sifatnya lebih detail dan
mendalam terhadap data yang diperoleh. Penelitian ini juga berfokus pada kualitas secara langsung dari
narasumber yang dapat menggambarkan pandangan nya secara realistis terhadap perkembangan thrifting.
Memulai usaha untuk berjualan barang thrift merupakan sebuah peluang usaha yang menjanjikan. Dimana
harga modal yang sangat minim meskipun memerlukan biaya pengiriman dan bea cukai yang lebih tinggi
akan tetapi peminat barang thrifting khususnya di cimahi sangatlah banyak terutama di kalangan remaja
dan mahasiswa. Thriftingshop menjadi salah satu pilihan alternatif fashion.
Kata Kunci: Fashion; Import; Kualitas; Peluang; Thrift
ABSTRACT
Taxes are needed to finance the development of a country, including Indonesia. However, the successful
performance of achieving the realization of tax revenue targets in Indonesia is not an easy effort to do.
This is reflected in Indonesia's tax ratio which is still very small. Therefore, research on factors that can
affect the success of tax revenue performance is very important to do. The purpose of this study is intended
to examine the effect of socialization, supervisory activities and the level of compliance with tax revenue
growth. The data used are panel data and the analysis method used, namely quantitative data analysis
methods, where samples are taken from the organizational performance value report of the Regional
Office of the Directorate General of Taxes for 2018 to 2022. This study expands the object of research
generally carried out by previous researchers at the level of the Tax Service Office into an office unit with
a larger scope, namely the Regional Office of the Directorate General of Taxes. The results showed that
socialization, supervision and compliance levels affect tax revenue growth.
.
Keywords: Fashion; Import; Quality; Chance; Thrift
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
PENDAHULUAN
Industri fashion selalu menghadirkan tampilan baru yang ragamnya bermacam-macam
(Suarningsih et al., 2021). Para remaja utamanya mahasisiwi berbondong bondong untuk terlihat
modis dengan mengikuti tren fashion sesuai dengan perkembangan yang dihadirkan oleh industri
fashion (Tantilofa, 2023). Sebagian orang akan mencari cara untuk tetap terlihat modis namun
dengan modal yang minimal untuk memaksimalkan pencapaian tujuan yang telah mereka
tetapkan. Alternatif atau cara yang ditempuh yakni melalui konsumsi pakaian bekas atau fashion
thrift yang lebih dikenal dengan istilah thrift shopping (Suarningsih, 2022)
[Analisis Perkembangan Barang Import Trifting di Nara Thrift Store
Cimahi]
288
Firda Nurazizah, Ricky Firmansyah
Dikutip dalam jurnal (Putri, 2022) Thrifting adalah sebuah kegiatan mencari dan membeli
barang bekas. Thrift umumnya bergerak di komoditi sandang sebagai perlawanan terhadap fast
fashion yang konsumtif. Thriftdalam bahasa Inggris memiliki arti penghematan. Tujuan dan
maksud dari sebagian masyarakat yang melakukan kegiatan thrifting ialah untuk penghematan,
karena barang thrift memiliki harga yang jauh lebih murah dibanding harga normal, termasuk
barang bermerek yang berasal dari luar negeri atau impor, atau bahkan barang maupun pakaian
limited edition yang sudah tidak diproduksi oleh perusahaan. Tujuan thrifting ialah membantu
dalam upaya penghematan polusi atau limbah karena industry tekstil dan pakaian merupakan
salah satu pemasok polusi dan limbah tekstil terbesar di dunia. Selain itu budaya thrifting
dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye zero waste yakni pengurangan dan
pemanfaatan sampah, terutama sampah tekstil yang diakibatkan oleh industri fashion
(Mahabarata, 2020).
Semakin populernya thrift shopp ini menjadikan banyak orang melihat peluang usaha
didalamnya khususnya kaula muda. Mencari peluang baru artinya mau belajar yang baru, mencari
alternatif baru, dan mencari cara-cara baru (Muhammad Al Farissy, 2022).
Membuka suatu usaha akan selalu berkaitan dengan manfaat sekaligus risikonya sendiri.
Oleh sebab itu, diperlukan persiapan yang matang sebelum terjun untuk memulai suatu usaha
yang baru. Perencanaan bisnis dan strategi manajemen risiko yang baik akan mampu
meminimalisir terjadinya kerugian besar. Selain itu, adanya dukungan kemampuan dalam
berwirausaha dan pengetahuan yang memadai akan sangat membantu dalam memulai perjalanan
menjadi seorang businessman unggul (Mulyana, 2022)
Nara's thrif shopp merupakan sebuah bisnis yang bergerak dibidang fashion produk barang
thrift. Produk yang ditawarkan berupa celana import seperti jeans, denim, tartan, cargo dan
corduroy. Bisnis ini dipilih karena adanya trend fashion yang mana perkembangan nya sedang
pesat saat ini.
Thrifting dinilai sebagai penghematan terutama bagi kaum muda yang masih
mengandalkan penghasilan orang tua atau masih memiliki penghasilan pas-pasan, karena dengan
membeli barang pakaian yang sudah pernah dipakai (second - hand) atau barang sisa namun
dengan kualitas yang masih sangat layak untuk digunakan kembali. Bagi para generasi muda
remaja yang menyadari untuk mengikuti trend mode yang terbaru, yang tentunya diperlukan uang
yang tidak sedikit. Dengan hadirnya thrift menjadi alternatif yang banyak diminati karena
terkesan bisa mendaptkan produk berkualitas dengan harga miring.
Dari uraian yang disampaikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul ‘Analisis Perkembangan Barang Import Thrifting di Nara Thrift Store Cimahi’.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena sifat nya lebih detail dan mendalam.
Dalam penelitian ini berfokus pada kualitas secara langsung dari narasumber yang dapat
menggambarkan pandangan nya secara realistis. Dengan menggunakan teknik analisis 5W+1H
untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang terjadi. What yaitu apa itu bisnis Nara’s thrift
shop dan apa tujuan bisnis ini didirikan, why yaitu kenapa memilih bisnis ini, when yaitu sejak
kapan bisnis ini didirikan, who yaitu siapa yang menjadi target pasar dari Nara’s thrift shop ini,
where yaitu dimana bisnis ini didirikan dan yang terakhir how yaitu bagaimana strategi pemasaran
dari Nara’s thrift shop. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,
dan studi literatur. Wawancara yang dilakukan ialah terhadap pemilik bisnis Nara’s shop sendiri
dengan mengajukan pertanyanyaan yang terstruktur dan terorganisir. Serta data tambahan diambil
dari konsumen thrifting dan juga distributor.
[Analisis Perkembangan Barang Import Trifting di Nara Thrift Store
Cimahi]
Vol. 1, No. 4, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
289
HASIL DAN PEMBAHASAN
Thrift shop adalah sebuah bisnis yang saat ini sedang naik daun dan sedang banyak diminati
serta dapat dengan mudah temukan di Instagram, Twitter, Facebook, dan marketplace. Bisnis ini
termasuk bisnis dengan modal yang minim tapi dapat memberikan keuntungan besar. Untung
tersebut didorong oleh banyaknya minat anak muda jaman sekarang untuk membeli barang dari
thrift shop. Barang yang dijual ataupun dibeli sangatlah beragam mulai dari baju sampai barang
antik. Trend untuk membeli barang bekas muncul sebagai alternatif untuk membeli barang
bermerk dengan harga yang cukup terjangkau. Selain itu, berbelanja di thrift shop bisa menghemat
pengeluaran.
Pemasaran merupakan salah satu proses bisnis yang ada pada setiap perusahaan yang
berskala kecil sampai besar (Muhammad, 2022), tak terkecuali dalam bisnis Nara’s thrift shop.
Strategi pemasaran yang dilakukan ialah menawarkan produk kepada target pasar yang sudah
ditentukan yaitu mahasiswa, pelajar dan buruh lepas yang masih berusia muda.
Produk yang ditawarkan berupa celana import seperti jeans, denim, tartan, cargo dan
corduroy pria maupun wanita yang bersal dari Negara Korea. Barang tersebut didapat dari
supplier dengan harga murah tergantung kondisi barang dan kualitasnya. Barang ber-merk sudah
pasti harganya mahal jika dibeli di toko resmi. Tapi, lain kondisinya kalau barang ber-merk
tersebut tidak memenuhi standar mutu sehingga dijual ke supplier pakaian bekas. Jika di toko
resmi nya dijual dengan harga diatas Rp 200.000,00- lain hal nya dengan supplier pakaian bekas
yang bisa menjual dengan harga dibawah Rp 50.000,00- hanya karena produk ber-merk tersebut
tidak memenuhi standar kualitas atau cacat. Dengan keuntung seperti ini menjadi alasan mengapa
usah thrift shop ini dipilih karena dianggap menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan.
Dalam jurnal (Ghilmansyah, 2022, pp. 1-16) dijelaskan bahwa awal mulanya thrifting
dilakukan saat Revolusi Industri di abad ke-19, memperkenalkan produksi massal pakaian dan
mengubah cara pandang masyarakat terhadap dunia fashion saat itu. Saat itu pakaian sangat
murah, dan orang mengira pakaian itu sekali pakai (disposible). Hal ini menyebabkan
menumpuknya produk yang dibuang, sehingga manusia menjadi sangat konsumtif (Hatta,
2021). Barang-barang bekas ini umumnya digunakan oleh para pendatang. Setelah itu, pada tahun
selanjutnya, Salvation Army mengumpulkan barang-barang yang tidak terpakai sebagai
sumbangan. Mereka mendirikan tempat yang disebut "Salvage Bridge" pada tahun 1897, padasaat
ituorang-orang merasa dapat menyumbangkan pakaian tambahan atau barang-barang lainnya ke
tempat Salvage Bridge. Kemudian, selama Great Depressionpada tahun 1920-an, mengalami
krisis skala penuh terjadi di Amerika Serikat. Banyak orang yang menganggur lalu kehancuran di
pasar saham New York menjadi "gong" saat itu. Orang-orang pada saat itu bahkan tidak memiliki
kemampuan untuk membeli pakaian baru, jadi mereka memilih alternatif untuk membeli dari
toko barang bekas. Sedangkan untuk orang kaya, tempat ini digunakan untuk berdonasi. Akhirnya
tahun-tahun selanjutnya menjadi sebuah kerutinan pada masyarakat saat itu yang menjadi trend
hingga saat ini. Kebiasaan menggunakan baju bekas kembali menjadi trend yang kini kita sebut
thrifting (Gafara, 2019).
Nadia Rameka, seorang mahasiswi semester 6 kampus Universitas Teknologi Digital
memiliki toko thrifting di daerah cimahi tepatnya di daerah Cimahi Utara. Toko ini didirikan sejak
tahun 2020 dan masih berdiri sampai tulisan ini diterbitkan. Jika dilihat dari perkembangan nya,
dibanding saat pertama kali membuka bisnis ini, sekarang lebih banyak variasi produk yang
ditawarkan karena semakin meningkatnya permintaan pembeli.
Menurut Nadia, menjual baju thrift atau produk fashion thrift lainnya mengharuskan untuk
mempunyai supplier tetap. Supplier atau pemasok produk sangat diperlukan agar bisa
mendapatkan produk dengan kualitas terbaik dan harganya terjangkau. Supplier merupakan salah
satu bagian Supply Chain Management yang tak terpisahkan dan sangat mempengaruhi
kelangsungan operasional suatu perusahaan, dan pemilihan Supplier dengan yang tepat dapat
mengurangi biaya pembelian (M. Auddie and D. Mahdiana, 2019).
Salah satu faktor penting apabila memutuskan untuk berbisnis barang thrift adalah
[Analisis Perkembangan Barang Import Trifting di Nara Thrift Store
Cimahi]
290
Firda Nurazizah, Ricky Firmansyah
kebersihan produk. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kebersihan produk sangat penting
untuk menjamin kualitas produk yang diproduksi (Esfandiari, Fitria, dan Sholahuddin Al-Fatih,
2022) Sebelum dijual, pastikan baju bekas sudah dicuci bersih, diberi wewangian, bila perlu
disetrika. Untuk memastikan barang impor yang owner thrift shop beli dari supplier, mereka
melakukan proses penyortiran. Disinlah barang impor tersebut dipilah dan di pisahkan untuk
menentukan kelayakan fisik sebagai syarat agar dapat di jual kembali. Karena tidak semua ball
berisikan barang layak jual, agar tidak membuat para konsumen atau pembeli kecewa, proses
penyortiran adalah salah satu tahapan yang penting bagi usaha thrift shop. Proses ini juga
membantu para pelaku thrift shop untuk memisahkan barang brand dan barang dengan merek
yang tidak brand.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya untuk cara pernyotiran barang di bagi lagi menjadi
3 bagian dengan cara memilih dan memisahkan barang brand-brand luar terkenal seperti (Zara,
Uniqlo, h&m), barang dengan brand biasa (seperti merk lokal), dan penyortiran beberapa barang
yang terdapat reject. Mengapa proses ini dilakukan, agar dapat menentukan kulitas dan harga jual
yang nantinya akan detetapkan.
Untuk menentukan harga jual produk, owner menjual berdasarkan kualitas dan merk
barang tersebut, seperti brand luar dijual dengan harga jual yang lebih tinggi sedangkan untuk
brand lokal owner menjual dengan harga standar serta produk yang reject owner menjual dengan
harga lebih rendah. Menentukan harga harga terebut tidak hanya berdasarkan dari merk brand
namun owner telah melakukan survey harga di pasar ataupun market place. Sehingga harga yang
di tetapkan dapat bersaing di pasaran.
Wawancara selanjutnya dilakukan bersama Pak Hartanto yang merupakan salah satu
penjual sekaligus supplier di Gedebage. Banyak resseller yang sudah menjadi langganan nya,
salah satunya adalah Nadia. Menurut Pak Hartato, untuk mendapatkan baju thrift langsung dari
luar negeri kita bisa menggunakan marketplace antar negara atau bisa membeli nya langsung dari
supplier luar negeri. Harga pakaian bekas 1 ball nya bervariasi, mulai dari puluhan hingga ratusan
ribu rupiah. Meski terhitung murah, namun pengiriman barang dari luar negeri relatif tinggi dan
tentunya ada biaya bea cukai. Namun meski begitu peminat baju bekas ini masih tetaplah ramai
terutama di kalangan remaja dan anak kuliahan sehingga terus di supply ujar Pak Hartanto.
Karena harganya jauh lebih murah banyak yang menjadikan barang thrift ini sebagai
alternatif untuk berbelanja. Seperti hal nya Pitria, seorang mahasiswi yang senang berbelanja
barang thrift yang kami temui saat berbelanja di toko Nara. Menurutnya, untuk anak kuliahan dan
bukan dari keluarga berada, ia perlu mengatur-atur keuangan dengan pintar. Dengan belanja
barang thrift membuatnya jauh lebih hemat, dan lagi produk yang didapat masih berkualitas
asalkan pandai memilih. Belum lagi banyak produk dari brand-brand besar dengan harga miring.
Selain itu banyak pilihan model yang bervariasi, sehingga tidak bosan saat memilih. Karena yang
dijual hanya satu tiap model, sangat meminimalisir menemukan barang yang sama dengan orang
lain.
KESIMPULAN
Fashion kini menjadi trend yang penting karena digunakan sebagai penilaian awal saat
berinteraksi dengan orang lain. Dengan sistem thrift shop yang menjual bermacam model baju
dan stok terbatas membuat pengguna barang thrift mempunyai banyak pilihan untuk memilih
sesuai fashion-nya.
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang sudah di lakukan, dapat disimpulkan
bahwa barang thrift menjadi salah satu pilihan yang banyak diminati terutama dikalangan remaja
karena harganya yang lebih murah dan kualitas bersaing.
Menjual pakaian thrift merupakan sebuah peluang usaha yang menjanjikan karena harga
modal yang sangat minim, meskipun memerlukan biaya pengiriman dan bea cukai yang terbilang
tinggi, akan tetapi peminat barang thrift di Indonesia khususnya di Bandung sangat banyak
terutama di kalangan remaja dan mahasiswa.
[Analisis Perkembangan Barang Import Trifting di Nara Thrift Store
Cimahi]
Vol. 1, No. 4, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
291
DAFTAR PUSTAKA
Esfandiari, Fitria, dan Sholahuddin Al-Fatih. (2022). Optimalisasi Regulasi Jaminan Produk Halal
& Sertifikasi Halal LPPOM MUI untuk Produk Minuman Herbal. Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(1), 137-148.
Gafara, G. (2019). A Brief History of Thrifting. London: Cambrige Press.
Ghilmansyah, R. S. (2022). Fenomena Thrifting sebagai gaya hidup milenial Bogor. Jurnal
Nomosleca, 8(1).
Hatta, H. (2021). Strategi Komunikasi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Enrekang
Mempertahankan Pasar Sudut. Jurnal Dakwah Tabligh, 22(1).
M. Auddie and D. Mahdiana. (2019). istem Penunjang Keputusan Pemilihan Supplier Terbaik
Dengan Metode Analytical Hierarchy Process Pada Klinik AMC. IDEALIS Indones. J.
Inf. Syst, 2, 182-186.
Muhammad Al Farissy, S. I. (2022). Evaluasi Peluang Usaha. Kewirausahaan (E-bisnis dan E-
commerce).
Muhammad, W. (2022). TA : Rancang Bangun Aplikasi Pemasaran di UMKM Thrift.Pride
dengan Menggunakan Pendekatan Gamification. (Doctoral dissertation, Universitas
Dinamika).
Mulyana, M. (2022, 03 06). 4.4 Pengembangan Ide dan Peluang Usaha. KEWIRAUSAHAAN
UMKM, p. 51.
Mahabarata, Y. (2020, November 19). Demi Misi Sejarah dan Budaya Thrift Shop, Baju Bekas
Harusnya Memang Tak MahalM. VOI. https://voi.id/bernas/20200/demi-misi-sejarah-
dan-budaya-i-thrift-shop-i-baju-bekas-harusnya-memang-tak-mahal
Putri, A. A. (2022). Perancangan Referensi Gaya Berpakaian Thrifting Melalui Feed Instagram.
BARIK, 125-137.
Suarningsih, N. K. (2022). Thrift Shopping Sebagai Alternatif Konsumsi Fashion Mahasiswi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas UdayanA. ojs.unud.ac.id, 1.
Suarningsih, N. K., Nugroho, B. W., & Aditya, I. G. N. A. K. (2021). Thrift Shopping sebagai
Alternaif Konsumsi Fashion Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Udayana. Jurnal Ilmiah Sosiologi, 1(2), 112.
Tantilofa, J. A. (2023). Pengaruh Influencer Marketing , Social Media, Online Consumer Review
dan Electronic Word of Mouth terhadap Minat Beli Produk Fashion Wanita pada Kioku
Thiftshop di Palembang [Thesis (Diploma)]. Universitas Multi Data Palembang.