atau cek. Selain dianggap lebih praktis, fungsi kartu kredit juga cukup beragam. Layanan kartu
kredit dari perusahaan juga bertujuan untuk memudahkan para nasabah untuk bertransaksi.
Apalagi ketika dihadapkan dengan kebutuhan pembayaran yang mendesak (Wee et al., 2014).
Experian, sebagai perusahaan pemberi layanan informasi di dunia, menuliskan bahwa
jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia baru mencapai 5%, angka ini kalah jauh dari negara
emerging market seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina yang mencapai 15%. Managing
Director South East Asia and Emerging Markets Experian, Deva Dhiman mengungkapkan
kecilnya angka pengguna kartu kredit di Indonesia disebabkan oleh terbatasnya akses ke
perbankan. Pasalnya persyaratan pengajuan kartu kredit cukup ketat sehingga masyarakat sulit
mendapatkannya.
Menurut riset dari Katadata Insight Center yang berjudul “Survei Perilaku Keuangan
Generasi Milenial dan Gen Z”, dituliskan bahwa kartu kredit digunakan oleh 7,6% generasi
milenial dan Gen Z. Meski demikian data BI mencatatkan, bisnis kartu kredit secara volume
melesat tumbuh 20,15% year on year (yoy) menjadi 27,59 juta transaksi di Januari
2022. Menurut data yang dikeluarkan BI, kartu kredit yang beredar di kalimantan Barat pada
januari 2023, berjumlah 130.000 kartu, dengan volume transaksi sebesar 110.000 transaksi
dengan nilai transaksi sebesar 10,67 miliar rupiah (Bank Indonesia, 2022).
Bank BRI merupakan salah satu bank yang menyediakan layanan kartu kredit. Bank yang
berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah
untuk membayar barang atau jasa yang dibeli secara utang, melalui kartu kredit yang ditawarkan.
Salah satu produk kartu kredit BRI adalah BRI Credit Card Mobile yang merupakan aplikasi
berbasis data dengan UI/UX (user interface / user experience) dilengkapi dengan berbagai fitur
yang memudahkan nasabah, pengguna kartu kredit bisa mengakses informasi detail kartu
kreditnya tanpa perlu datang ke kantor cabang atau menanyakan via call center.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan peningkatkan volume
transaksi kartu kredit 43 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2022. Peningkatan
transaksi itu didorong oleh pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19. Corporate Secretary
BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan pertumbuhan volume transaksi kartu kredit BRI pada
2022 mayoritas didorong oleh sektor retail, e-commerce, serta transaksi luar negeri. PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) misalnya, mencermati bisnis kartu kredit mampu tumbuh
optimal hingga Agustus 2022. Outstanding kartu kredit mengalami peningkatan 26% secara
tahunan. Peningkatan tersebut terjadi seiring adanya peningkatan volume transaksi kartu kredit
sebesar 28%. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan, peningkatan
volume transaksi tersebut mayoritas berasal dari transaksi pada merchant offline yaitu groceries,
fashion, healthcare, gadget & electronic (Burhan, 2023).
Bank BRI bila ingin mendapatkan keunggulan bersaing, perlu adanya strategi pemasaran.
Strategi bersaing yaitu suatu rencana perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing yang
berkelanjutan terhadap pesaing (Tjiptono, 2008). Strategi yang dilakukan perusahaan akan
berdampak pada keputusan konsumen dalam membeli atau tidaknya produk yang ditawarkan,
yang mana pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat akan suatu
produk kebutuhan dan atau jasa sehingga mencapai kepuasan (Addella & Sijabat, 2021).
Peningkatan bauran pemasaran (4p) merupakan upaya meningkatkan kepuasan nasabah yang
diharapkan dapat terus memutuskan menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan, dalam hal
ini Bank BRI sehingga tercipta loyalitas nasabah. Dengan membentuk bauran pemasaran (4p)
terpadu, yaitu sistem bauran pemasaran kepada nasabah yang dilakukan secara terpadu antara
instansi terkait, memudahkan pelanggan atau konsumen dalam mendapatkan kepuasan. Kotler &
Keller mendefenisikan marketing mix atau bauran pemasaran sebagai serangkaian variabel yang
dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
pasaran yang menjadi sasaran (Kotler & Keller, 2016).