https://lentera.publikasiku.id/index.php
147
Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 1 Number 3, May, 2023
p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: xxxx-xxxx
TINDAKAN KELAS: STRATEGI, GAGASAN DAN IDE MENUJU ARAH
PERUBAHAN PIKIRAN, SIKAP DAN PERILAKU SISWA DALAM KELAS
Gustafdha Amril Makmur
SMA Negeri 1 Tolitoli, Sulawesi Tengah, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis Tindakan kelas melalui strategi, gagasan
dan ide dari sekelompok Guru Kelas terhadap para siswa untuk mendapatkan perubahan pikiran, sikap
dan prilaku positip siswa terhadap pelajaran. Penelitian Tindakan atau action research memiliki ruang
lingkup yang lebih dari PTK, karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi
bisa di luar kelas, seperti sekolaah, organisasi, komunitas, dan masyarakat. Metode yang digunakan
adalah Action research atau penelitian tindakan. Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan
dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Analisis dan pembahasan terhadap konsep dan teori strategi, gagasan dan ide Tindakan sekelompok guru
kelas terhadap para siswa memberikan fenomena kelas yang beragam serta menggambarkan respons yang
berbeda-beda dari setiap siswa dari sebuah tindakan sekelompok guru kelas. Hasil yang diperoleh dari
Research action ini adalah pertama: strategi, ide dan gagasan harus konsisten dilaksanakan sejak
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kelas. Kedua: Guru kelas dan sekelompok guru kelas harus
dapat menguasai kelas baik secara emosional dan mental serta Spiritual. Ketiga: Tindakan kelas harus
mempertimbangkan tempat dan waktu serta sumber daya kelas lainnya.
Kata Kunci: Tindakan; Strategi; Ide; Gagasan; Perubahan; Pikiran; Sikap; Perilaku
ABSTRACT
The purpose of this writing is to examine and analyze classroom action through strategies, ideas and
ideas from a group of Classroom Teachers towards students to get changes in students' thoughts, attitudes
and positive behavior towards lessons. Action research or action research has a wider scope than CAR,
because the object of action research is not only limited to the classroom, but can be outside the
classroom, such as schools, organizations, communities and society. The method used is Action research
or action research. Action research is a systemic study of efforts to improve the implementation of
educational practices by a group of teachers by carrying out actions in learning, based on their reflections
on the results of these actions. Analysis and discussion of concepts and theories of strategies, ideas and
ideas The actions of a group of classroom teachers towards students provide a variety of classroom
phenomena and describe different responses from each student to the actions of a group of classroom
teachers. The results obtained from this Research action are first: strategies, ideas and ideas must be
consistently implemented since planning, implementing and supervising classes. Second: The class
teacher and a group of class teachers must be able to control the class both emotionally and mentally
and spiritually. Third: Class action must consider place and time as well as other class resources.
Keywords: Actions, Strategies; Ideas; Thoughts; Changes; Thoughts; Attitudes; Behavior
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
PENDAHULUAN
Penelitian Tindakan atau action research memiliki ruang lingkup yang lebih dari PTK,
karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi bisa di luar kelas,
seperti sekolah, organisasi, komunitas, dan masyarakat (Kunandar: 2008, 42). Penelitian tindakan
Vol. 1, No. 3, 2023
148
Gustafdha Amril Makmur
atau action research mulai berkembang sejak perang dunia ke dua. Di Indonesia, model penelitian
tindakan saat ini dikenal dengan istilah PTK (Kurniawan, 2017). Para ahli penelitian pendidikan
akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK. Menurut Ebbut dan Hopkin
(1993), penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut (Rahmat & Aryadi,
2019).
Bagi Carr & Kemmis, 1986 dalam Burns (1999) berpendapat bahwa penelitian tindakan
adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh pesertapesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial
mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situaasi tempat
praktik-praktik tersebut dilakukan (Wulandari & Agustika, 2020). PTK merupakan intervensi
praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan
yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini tentu
akan menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua pihak yang terkait dalam
proses pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Test
Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, maka dibedakan
adanya beberapa macam tes dan alat ukur, yaitu: Tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes
sikap, tes minat, dan tes prestasi (Arikunto, 2021). Dalam menggunakan tes, peneliti
menggunakan instrumen berupa tes atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes yang
masing-masing mengukur satu jenis variabel. Test yang dapat digunakan bisa berupa tes yang
telah baku atau tes yang dibuat oleh peneliti. Tes yang telah baku memang baik, karena tes itu
telah mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi. Namun apabila peneliti akan menggunakan
tes tersebut perlu kehati-hatian, karena belum tentu tes tersebut sesuai dengan tujuan, variabel,
dan aspek-aspek yang ingin diukur. Dan begitupun jika peneliti akan menggunakan tes yang
dibuat sendiri, maka yang bersangkutan harus mempersiapkan diri dengan baik. Peneliti harus
menghayati benar-benar bagaimana cara menyusun tes yag baik, memahami dan mnguasai aspek-
aspek yang diteliti, dan mampu menyusun tes yang baik. Ini berarti peneliti harus mampu
merumuskan dengan baik: (1) kisikisi tes; (2) mampu membuat soal; (3) mampu melakukan uji
coba dan menglah hasilnya; serta (4) mampu mengadministrasikan dengan baik tes yang telah
disusun.
Angket atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner dapat dibedakan atas bebrapa jenis, tergantung pada sudut pandang, yaitu: (Arikunto,
2015, p. 195). Dipandang dari cara menjawab a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. b) Kuesioner tertutup, yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. c) Kombinasi kuesioner terbuka dan
tertutup, yang jawabannya disediakan namun dibagian akhir setiap pertanyaan dikosongkan untuk
diisi respoden dengan jaaban yang lebih sesuai dengan keadaannya (Muri Yusuf, 2014:205).
Dipandang dari jawaban yang diberikan a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab
tentang dirinya. b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
Instrumen angket atau kuesioner ini walaupun banyak sekali digunakan pada saat penelitian,
namun memiliki beberapa kelemahan, diantaranya responden sering tidak teliti dalam menjawab
[Tindakan Kelas: Strategi, Gagasan dan Ide Menuju Arah Perubahan
Pikiran, Sikap dan Perilaku Siswa dalam Kelas]
Vol. 1, No. 3, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
149
sehingga ada pertanyaan yang tidak dijawab, kadang sukar dicari validitasnya, sering tidak
kembali terutama jika angket ini dikirim melalui pos, kadang jawaban yang diberikan responden
tidak jujur dan sengaja dibuat salah.
Interview (Wawancara)
Suharsimi (Arikunto, 2013, p. 198) mengatakan Interview adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi. Interviu/wawancara digunakan oleh
peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar
belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Pelaksanaan
wawancara bisa secara individu atau kelompok. Wawancara atau percakapan dilakukan oleh dua
belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek peneltian sebagai informan (Ulfatin,
2022, p. 189). Menurut Muri Yusuf ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diajukan, maka
wawancara dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu: Wawancara terencana-terstruktur,
wawancara terencana-tidak terstruktur, wawancara tidak terstruktur. Berikut ini penjelasannya
(Muri, 2014, p. 378):
1. Wawancara/interview terencana-terstruktur merupakan bentuk interview yang sudah
diarahkan oleh sejumlah pertanyaan secara ketat.
2. Wawancara/interview terencana-tidak terstruktur adalah interview yang sudah diarahkan
oleh sejumlah daftar pertanyaan tidak tertutup kemungkinan memunculkan pertanyaan baru
yang idenya muncul secara spontan sesuai dengan konteks pembicaraan yang dilakukannya.
3. Wawancara/interview tidak terstruktur atau bebas adalah interview yang dilakukan secara
spontan dan terfokus pada pusat-pusat permasalahan tanpa adanya format pertanyaan
tertentu secara ketat. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk menilai
keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid,
orang tua atau pendidikan. Wawancara dalam penelitian dapat dilakukan secara berentang
mulai dari situasi formal sampai dengan informal, atau dari pertanyaan yang terstruktur
sampai dengan tidak terstruktur.
Observasi
Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan
secara langsung, dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi
berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan diamati. Pedoman observasi atau
pengamatan diperlukan terutama jika peneliti menerapkan pengamatan terfokus pada
pengumpulan data. Alat yang dapat gunakan dalam observasi antara lain daftar riwayat kelakuan,
catatan berkala, dan daftar catatan (check list) (Usman & Akbar, 2022). Adapun jika kita
mengacu pada fungsi pengamat dalam kelompok kegiatan, maka observasi dibedakan menjadi
dua bentuk (Muri, 2014, p. 384):
1. Participant observer, yaitu pengamat secara teratur berpartisipasi dan terliat dalam kegiatan
yang diamati. Dalam hal ini pengamat memiliki fungsi ganda, sebagai peneliti yang tidak
diketahui dan dirasakan oleh anggota yang lain, dan sebagai anggota kelompok, peneliti
berperan aktif sesuai dengan tugas yang dipercayakan kepadanya.
2. Non-participan observer, yaitu pengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok,
atau dapat juga dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya. Kunci
keberhasilan observasi sangat ditenukan oleh pengamat sendiri, sebab pengamat melihat atau
mendengarkan suatu objek penelitian kemudian ia menyimpulkan dari yang diamati itu. Dan
yang perlu diperhatikan lagi adalah objek, individu, atau kejadian yang diamati tidak tahu
baha pencatatan dan pengamatan sedang dilakukan agar objek tersebut tidak bersikap reaktif.
Alat bantu yang digunakan bisa berupa daftar checklist ysng merupakan sejumlah pertanyaan
dengan alternative “ya” atau “tidak” dan butir pertanyaan yang disusun sesuai dengan objek
yang diamati.
Vol. 1, No. 3, 2023
150
Gustafdha Amril Makmur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep Dan Teori Action Research
Berbagai konsep tentang penelitian tindakan dapat dipahami pada uraian berikut ini: a.
Partisipatory Action Research (PAR) Model penelitian ini biasanya dilakukan sebagai strategi
transformasi sosial yang menekankan pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki program,
dan analisis masalah sosial berbasis masyarakat. Pada penelitian ini suatu rekayasa untuk
perubahan sosial direncanakan, kemudian dilakukan, diamati dan dievaluasi/ dilakukan refleksi
setelah berjalan selama jangka waktu tertentu. b. Critical Action Research (CAR) Penelitian
model ini biasanya dilakukan oleh kelompok tertentu yang secara kolektif mengkritisi masalah
praksis, dengan penekanan pada komitmen untuk bertindak menyempurnakan situasi, misalnya
hal-hal yang terkait dengan ketimpangan jender atau ras. Kelompok peneliti masuk dan bergabung
dengan kelompok sasaran, untuk mengetahui lebih dalam berbagai hal yang menjadi fokus
penelitian aksi, sambil melakukan tindakan yang telah direncanakan bersama kelompok sasaran
c. Institutional Action Research (IAR) Penelitian model ini biasanya dilaksanakan oleh pihak
manajemen atau organisasi untuk meningkatkan kinerja, proses dan produktivitas dalam suatu
lembaga. Tindakan yang dilakukan berupaya pemecahkan masalah-masalah organisasi atau
manajemen melalui pertukaran pengalaman secara kritis. Riset ini dilakukan bersama konsultan
yang memiliki keahlian di dalam melakukan tindakan perubahan dalam rangka meningkatkan
kinerja organisasi atau manajemen d. Classroom Action Research Biasanya dilakukan oleh guru
di kelas atau sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Guru merencanakan perubahan yang akan
dilakukan bersama dengan para siswa, bersama observer lainnya (jika ada) sambil melakukan
observasi, dan proses belajar berlangsung sesuai dengan jadwal belajar seperti biasanya. Aktivitas
penelitian di atas dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dengan berbagai cara.
Aspek yang menjadi perhatian antara lain penyediaan sarana/prasarana belajar, peningkatan
kualitas guru, penambahan alokasi biaya, pengembangan pengetahuan dan keterampilan
pembelajaran untuk para guru, pengembangan ilmu melalui penelitian maupun berbagai kegiatan
lainnya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang Penelitian Tindakan kelas
(PTK): a. Penelitian untuk mengujicobakan ide-ide ke dalam praktek dalam rangka
memperbaiki/mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. (Kemmis, 1983) b.
Bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial serta pemahaman
mengenai praktik dan situasi tempat dilakukannya. (Taggart, 1988) c. Bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-
tindakan mereka dalam melakasanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang dilakukan (Nurizzati &
Nurjati, 2014).
Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan
bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti
merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.
Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau
efek dari suatu tindakan menurut Rochiati, (2005) dalam (Komariyah, 2022). Penelitian Tindakan
Kelas harus dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar bukan kelas yang diajar oleh guru lain
meksipun masih dalam satu sekolah. Hal ini disebabkan karena PTK adalah suatu penelitian yang
berbasis pada kelas. Inilah perbedaan ciri antara penelitian formal dengan PTK. Ada tiga perinsip
dasar yang menjadi ciri PTK, yaitu: 1) adanya pratisipasi dari peneliti dalam suatu program
kegiatan; 2) adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui
penelitian tindakan; dan 3) adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu
program atau kegiatan. Dengan demikian, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tinakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
[Tindakan Kelas: Strategi, Gagasan dan Ide Menuju Arah Perubahan
Pikiran, Sikap dan Perilaku Siswa dalam Kelas]
Vol. 1, No. 3, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
151
dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan. PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelas (Hardiyanti & Sujadi, 2018). Tujuan utama PTK adalah memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan
profesinya (Siregar, 2014).
Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan PTK:
1. Penyusunan Rencana Penelitian
Tindakan Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan, dengan
mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Dalam perencanaan
tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa yang dilakukan, apa tujuannya.
Mengenai apa, siapa melakukan, bagaimana melakukan, dan apa hasil yang diharapkan.
Setelah pertimbangan itu dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasan-gagasan dalam
bentuk rencana yang dirinci. Kemudian gagasan-gagasan itu diperhalus, hal-hal yang tidak
penting dihilangkan, pusatkan perhatian pada hal yang paling penting dan bermanfaat bagi
upaya perbaikan yang dipikirkan. Sebaliknya perencanaan tersebut didiskusikan dengan guru
yang lain untuk memperoleh masukan. Berkaitan dengan contoh permasalahan dan tema
kepedulian yang telah diuraikan tersebut, alternatif perencanaan untuk melaksanakan PTK
adalah menyiapkan rancangan pembelajaran dan lembaran kerja siswa dengan model
Problem-Based Learning, mengalokasikan waktu sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran model Problem-Based. Learning, menyiapkan pedoman observasi, pedoman
penilaian kinerja, menyiapkan tes kompetensi kognitif, menyiapkan tes sikap, meyiapkan
format observasi, menyiapkan angket respon siswa. Penyusunan proposal merupakan
lengkah awal dalam kegiatan penelitian. Proposal mempunyai kedudukan yang sangat
penting karena proposal tersebut merupakan gambaran umum tentang tahapan dan langkah-
langkah yang akan dilakukan oleh seorang peneliti. Dengan adanya proposal, seorang
peneliti tidak akan ragu-ragu melakukan tindakanya karena sudah memiliki pedoman.
Proposal Penelitian Tindakan Kelas tidak jauh berbeda dengan rancangan proposal penelitian
secara umum. Suatu proposal penelitian tindakan kelas, memberikan rancangan yang cukup
jelas dan akurat tentang judul, masalah, kajian teori, hipotesis. Pengembangan instrumen,
analisis data, teknik peloporan. Substansi secara umum, sistematika proposal penelitian
tindakan kelas terdiri dari komponen-komponen berikut: (1) judul, (2) latar belakang
masalah, (3) identifikasi masalah, (4) pembatasan dan perumusan masalah, (5) cara
pemecahan masalah, (6) tujuan tindakan, (7) manfaat tindakan, (8) krangka konseptual dan
hipotesis tindakan, (9) metode penelitian. Metode penelitian mencakup unsur-unsur: (a)
subjek dan objek penelitian, (b) rancangan penelitian, yang mencakup: perencanaan,
tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan ulang, dst, (c) instrumen penelitian dan teknik
pengumpulan data, (d) analisis data dan kriteria keberhasilan.
2. Pengumpulan Data
Jika perencanan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang
cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan itu.
Namun, kenyataan dalam praktik tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu,
pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan di
lapangan. Tetapi jangan sampai modifikasi yang dilakukan terlalu jauh menyimpang. Jika
perencanaan yang telah dirumuskan tidak dilaksanakan, maka guru hendaknya merumuskan
perencanaan kembali sesuai dengan fakta baru yang diperoleh. Sesuai dengan contoh
permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka tindakan dapat dilakukan sesuai dengan
langkah-langkah sebagai berikut. Pertama-tama guru menyajikan permasalahan kepada
siswa. Selanjutnya, dia bisa memulai pembelajaran dengan langkahlangkah sesuai dengan
model Problem-Based Learning. Jika perencanaan telah menetapkan pelaksanaan asesmen
kinerja diadakan setiap kali pertemuan, lakukanlah asesmen kinerja tersebut dengan
seksama. Hasil asesmen dianalisis sekaligus diberi komentar pada masingmasing konsep
Vol. 1, No. 3, 2023
152
Gustafdha Amril Makmur
yang menjadi materi kinerja para siswa. Komentar hendaknya menyatakan penilaian
kuantitatif pada setiap tahap yang dikehendaki secara logis. dikembalikan kepada siswa
untuk dibahas pada pertemuan berikutnya. Agar waktunya efisien, maka diadakan
identifikasi kesalahpahaman siswa sekaligus dapat dikelompokkan jenis-jenis
kesalahpahaman tersebut. Setelah pembahasan tentang hasil asesmen tersebut selesai,
mulailah pembelajaran topik baru, dan demikian seterusnya. Langkah tersebut dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang sudah disusun dalam rancangan penelitian dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan menyelesaikan masalah. Langkah-langkah praktis
tindakan diuraikan berdasarkan pertanyaanpertanyan sebagai berikut. Apa yang pertama kali
dilakukan? Kapan dilakukan? Bagaimana melakukannya? Siapa yang mengambil data? Data
apa yang diperlukan? dst. Pada saat pelaksanaan ini, guru benar-benar harus memahami
siswanya jangan sampai ada yang menjadi obyek tindakan. Kelas diciptakan sebagai
komunitas belajar bukan laboratorium tindakan. Membagi kelas menjadi kelompok kontrol
dan treatment harus dihindarkan karena model penelitian ini bukan penelitian eksperimen.
Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan hendaknya juga dilakukan
pemantauan secara cermat tentang apa yang terjadi. Dalam pemantauan itu, lakukan
pencatatan-pencatatan sesuai dengan form yang telah disiapkan. Catat pula gagasan-gagasan
dan kesan-kesan yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam proses
pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan pemantauan dapat dilakukan oleh guru
lain. Di sinilah letak kerja kolaborasi antar guru. Namun, jika petugas pemantau itu bukan
rekanan peneliti, sebaiknya diadakan sosialisasi materi pemantauan untuk menjaga agar data
yang dikumpulkan tidak terpengaruh minat pribadinya. Untuk memperoleh data yang lebih
obyektif, guru dapat menggunakan alat-alat optik atau elektronik, seperti kamera, perekam
video, atau perekam suara. Pada setiap kali akan mengakhiri penggalan kegiatan, lakukanlah
evaluasi terhadap hal-hal yang telah direncanakan. Jika observasi berfungsi untuk mengenali
kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperanan untuk mendeskripsikan hasil tindakan
yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan. Seacara ilustratif, berkaitan
dengan contoh permasalahan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka pemantauan
dilakukan untuk mengamati selama pembelajaran, mengamati interaksi selama proses
penyelidikan berlangsung, mengamati respon siswa terhadap proses pembelajaran.
Sedangkan evaluasi ditujukan kepada hasil belajar siswa melalui asesmen kinerja, portofolio,
tes, dan respon siswa melalui penyebaran angket.
Analisis dan Pembahasan
Pendapat dari Mc Niff (1992) menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannya penelitian
ini adalah untuk perbaikan; yang harus dimaknai dalam konteks proses belajar khususnya,
implementasi program sekolah umumnya; dengan sudut tinjauan yang lebih dititik beratkan pada
sisi pengembangan (Septantiningtyas et al., 2019) staf. Borg (1986) menyebutkan secara eksplisit
bahwa tujuan utama classroom action research ialah pengembangan keterampilan guru yang
bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang
dihadapinya di kelas (Nurabadi et al., 2021). b. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Tumbuhnya
budaya meneliti yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan secara berkesinambungan
memberi manfaat pada munculnya inovasi pendidikan, karena para guru semakin diberdayakan
untuk mengambil berbagai prakarsa professional secara mandiri. Sikap mandiri tersebut akan
memicu lahirnya “percaya diri” untuk mencoba halhal yang baru yang diduga dapat menuju
perbaikan sistem pembelajaran. Sikap ingin selalu mencoba akan memicu peningkatan kinerja
dan profesionalisme seorang guru secara berkesinambungan. Kelebihan dan Kekurangan
Penelitian Tindakan Kelas PTK memiliki kelebihan berikut dijelaskam Shumsky, (1982)
(Saepudin, 2017): (1) tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK; (2) tumbuhnya
kreativitias dan pemikiran kritis lewat 9 interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam
PTK; (3) dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan (4) meningkatnya
[Tindakan Kelas: Strategi, Gagasan dan Ide Menuju Arah Perubahan
Pikiran, Sikap dan Perilaku Siswa dalam Kelas]
Vol. 1, No. 3, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
153
kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles,
dan Draper, 1985) (Pulungan & Medan, 2013). PTK juga memiliki kelemahan: (1) kurangnya
pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada guru itu sendiri karena terlalu
banyak berurusan dengan hal-hal praktis, (2) rendahnya efisiensi waktu karena guru harus punya
komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara guru masih harus melakukan tugas
rutin; (3) konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan
kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi
tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian. Data yang telah
dikumpulkan harus dianalisis. Analisis hanya bersifat kualitatif. Jika ada data kuantitatif,
analisisnya paling banyak menggunakan statistik deskriptif dengan penyimpulan lebih
mendasarkan diri pada nilai rata-rata dan simpangan baku amatan atau persentase amatan. Hasil
analisis data kualitatif dikonsultasikan dengan makna kualitatif yang mencerminkan struktur
dasar terhadap jawaban masalah penelitian. Misalnya, bagaimana metode demontrasi dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar? Hasil analisis data hendaknya dikonsultasikan
dengan makna demonstrasi secara aktual, bukan pikiran guru atau pengamat lainnya. Hasil
analisis kuantitaif, selanjutnya dikonsultasikan pada pedoman konversi.
KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari Research action ini adalah pertama : strategi, ide dan gagasan
harus konsisten dilaksanakan sejak perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kelas. Kedua :
Guru kelas dan sekelompok guru kelas harus dapat menguasai kelas baik secara emosional dan
mental serta Spiritual. Ketiga : Tindakan kelas harus mempertimbangkan tempat dan waktu serta
sumber daya kelas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Arikunto, S. (2015). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. In Syarifudin, Y.(2015).
Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia (Edisi Revisi). Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2021). Penelitian Tindakan Kelas: Edisi Revisi. Bumi Aksara.
Hardiyanti, R. S., & Sujadi, A. A. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Learning
Cellberbantuan Buku Popup Matematika Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah
Matematika. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Etnomatnesia.
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2303
Komariyah, K. (2022). Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 Tema 1 Subtema Tumbuhan
Sahabatku dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange di SDN Kalibelo 2019/2020. Jurnal Pembelajaran Dan Riset Pendidikan (JPRP),
2(4), 383400.
Kurniawan, I. (2017). Improving Students’ Ability in Writing Procedure Text Through
Demonstration. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 6(1).
Muri, Y. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana, 6(1), 338.
Nurabadi, A., Bafadal, I., Sobri, A. Y., & Gunawan, I. (2021). Pemberdayaan pendidik pada
Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang untuk menulis karya ilmiah berbasis
PTK. Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 18.
Vol. 1, No. 3, 2023
154
Gustafdha Amril Makmur
Nurizzati, Y., & Nurjati, J. (2014). Ketertolakan laporan hasil penelitian tindakan kelas. Jurnal
Edueksos, 3(1), 135152.
Pulungan, I., & Medan, W. B. D. K. (2013). Implementasi Penelitian Tindakan Kelas dengan
Nuansa Lesson Study untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Kimia
Madrasah Aliyah Se Sumatera Utara. Tidak Dipublikasikan. Makalah. Sumatera Utara:
Kementerian Agama Sumatera Utara.
Rahmat, A., & Aryadi, D. (2019). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa dalam
Pembelajaran Atletik Lari 100 M Melalui Pemanasan Menggunakan Permainan Olahraga
Tradisional Bentengan. Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi, 3(1), 1117.
Saepudin, A. D. (2017). Eknologi Pembelajaran (Demonstrasional) Untuk Meningkatkan
Pemahaman Fakta Demokrasi Pancasila Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas X-4 Sma
Negeri 1 Padalarang Tahun Pelajaran 2011-2012. Pedagogia, 15(1), 1630.
Septantiningtyas, N., Jailani, M. D., & Husain, W. M. (2019). PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
(A. Sanjaya, Moh. Rizal Lukman Hakim, & A. Noer Mu’ti Sulaiman, Eds.; Cetakan 1).
Penerbit Lakeisha.
Siregar, E. (2014). Pengembangan profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 20(77).
Ulfatin, N. (2022). Metode penelitian kualitatif di bidang pendidikan: Teori dan Aplikasinya.
Media Nusa Creative (MNC Publishing).
Usman, H., & Akbar, P. S. (2022). Metodologi Penelitian Sosial (Edisi Ketiga). PT. Bumi Aksara.
Wulandari, N. N. A., & Agustika, G. N. S. (2020). Efikasi Diri, Sikap dan Kecemasan Matematika
Berpengaruh Secara Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kompetensi Pengetahuan
Matematika. Journal for Lesson and Learning Studies, 3(2), 290301.