[Penerapan Manajemen Kesiswaan dalam Membentuk Budaya
Disiplin Santri Pondok Pesantren Tafaqquh Al-Bahjah Cirebon]
Manajemen kesiswaan Pondok Pesantren tafaqquh Al-Bahjah
Informasi Perencanaan Program manajemen kesantrian Dalam Rangka Lebih
Mengembangkan Sifat Disiplin Santri di Sekolah Pengalaman Islam Tafaqquh Al-Bahjah. Ada
beberapa proyek utama di sekolah pengalaman hidup Islam Tafaqquh Al-Bahjah, khususnya
program Tahsin Al-Qu'ran, program mengkaji Kitab Kuning, dan proyek ekstrakurikuler. Dalam
penataan sebenarnya, untuk tingkat rombel belajar, setiap siswa yang masuk ke pesantren
tafaqquh Al-Bahjah akan melihat bagaimana kualitas atau kemampuan siswa, sehingga diatur
bahwa siswa akan dikelompokkan berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam program
tahsin ini, santri memiliki kelibihan dalam pembenahan bacaan Al-Qur'an dan tajwidnya melalui
fasyahah yang dilakukan secara konsisten pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Selain
itu, untuk proyek-proyek ekstrakurikuler atau proyek tambahan untuk membantu proyek-proyek
lain ada beberapa latihan, khususnya doa-doa sunnah, misalnya solat Tasbih, Hajat, dan Tobat
yang diadakan setiap malam Jumat. Latihan lainnya, yaitu pada hari Jum'at setelah sholat Subuh
juga ada latihan lainnya, yaitu membaca tahlilan yang dilanjutkan dengan riyadoh (olahraga) yang
juga langsung dimotori oleh Buya Yahya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh koordinator
Tafaqquh ustdz alfin septiani: “Jadi untuk ekstrakurikuler di Pondok Al Bahjah ada beberapa
kegiatan tambahan yaitu doa-doa harian, amalan sunnah, sholawatan, hadroh, pembacaan tahlil
terjadwal oleh santri, serta futsal, voli dan permainan lainnya pada waktu yangtelah ditentukan.
Selain itu kami juga membuat jadwal azan secara konsisten, serta jadwal bilal tarawih dan tadarus
di setiap bentangan panjang ramadhan.”
Kutipan di atas memaparkan bahwa majelis yang terlibat dalam kesiapan program
pesantren ini adalah beberapa orang, termasuk kepala pesantren, pengawas, pengurus dan juga
ustadz. Motivasi di balik pengaturan ini adalah untuk mencapai tujuan pesantren, dan
mengoordinasikan Latihan ataupun program agar tidak ada kekacauan. Penyusunan program
pesantren juga dilatarbelakangi oleh beberapa hal, khususnya seperti yang diungkapkan oleh
bagian pesantren: “Program ini difokuskan karena akhir-akhir ini kita banyak melihat isu-isu
masalah usia muda dalam membaca, memahami Al-Qur'an. Kemudian naiknya program Al-
Qur'an dimana-mana yang kurang tepat sehingga kita terinspirasi untuk membuat program-
program tahsin. Selain itu, untuk program seperti kitab kuning, landasannya adalah banyaknya
anak muda yang tidak tahu apa itu kitab kuning atau kitab salaf, serta informasi syariah yang
merupakan prestasi sepanjang hari. Hal ini menjadi landasan kita dalam mewujudkan tujuan
pesantren yang dalam pandangan Nahdlatul Ulama mengedepankan lima kepribadian dalam
beragama, yaitu muslimah, menguasai ahli sunnah wal jamaah, memiliki manhaj a'sy'ariyah atau
maturidiyah, sufiyah, memiliki madzhab dari salah satu dari empat. Untuk melanjutkan tradisi
ini, jangan biarkan kebiasaan ini termakan oleh waktu yang tak dapat disangkal. Dari landasan
inilah pesantren Al-Bahjah dapat membuat atau mengembangkan program yang ada untuk
menyertai santri dan menyusun budaya disiplin, sesuai dengan pelajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Sehingga dengan memperdalam kualitas dan jiwa kedisiplinan mengikuti
pelajaran Nabi Muhammad SAW, diharapkan para santri ini benar-benar ingin menjelma menjadi
aransemennya kelak di mata masyarakat.
Informasi Pemanfaatan program kesantrian dalam Membentuk Budaya Disiplin Santri di
pesantren Tafaqquh Al-Bahjah. Selama waktu yang dihabiskan untuk melaksanakan program-
program saat ini di pesantren Tafaqquh Al-Bahjah, pengurus dapat dengan mudah
menjalankannya. Dengan dukungan para asatidz dan ustdztt saat ini serta asosiasi pengurus
pesantren, program ini dapat berjalan sesuai harapan. Selama waktu yang dihabiskan aplikasinya
sendiri, santri harus mengambil bagian dalam gerakan dari setiap jenis atau kegiatan di pesantren
Tafaqquh Al-Bahjah. Begitu pula dengan program tahsin Al-Qur'an di pesantren Tafaqquh Al-
Bahjah, serta program-program normal atau ekstrakurikuler.
Seperti yang diungkapkan oleh pengasuh pondok pesantren al-bahjah, Buya Yahya: “secara
praktis, semua santri diharapkan untuk mengikuti gerakan dari setiap jenis program yang ada di
pesantren, dan jika mereka tidak mengikutiaturan pesantren, maka adanya persetujuan terlebih