Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 1 Number 3, May, 2023
p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: xxxx-xxxx
https://lentera.publikasiku.id/index.php
177
PENERAPAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MEMBENTUK BUDAYA
DISIPLIN SANTRI PONDOK PESANTREN TAFAQQUH AL-BAHJAH CIREBON
Faizatulatifah
Universitas Islam Bungan Bangsa, Cirebon, Indonesia
ABSTRAK
Potensi siswa yang berbeda-beda menjadikan pesantren menjadi salah satu wadah dalam pengembangan
Pendidikan karakter dan disiplin setiap individu menjadi pribadi yang unggul. Tujuan Penelitian ini,
mendeskripsikan pengelolaan penerapan nilai-nilai kedisiplinan pada santri di PesantrenTafaqquh Al-
Bahjah Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif secara kualitatif, subjek peelitian ini
adalah pengurus, santri, dan orang tua. Objek penelitian berupa situasi sosial dan interaksi yang
menggambarkan kedisiplinan santri pondok Pesantren tafaqquh al-Bahjah cirebon. Hasil penelitian
ditemukan pada penerapan manajemen kesiswaan dalam membentukan budaya disiplinan santri yang
meliputi: 1. Perencanaan penerapan nilai-nilai kedisiplinan santri, 2. Pelaksanaa manajemen kesiswaan
dalam membentukan budaya disiplinan disiplinan siswa, 3. Pengawasan pelaksanaan disiplin santri.
Dengan penerapan manajemen yang diselenggarakan oleh pondok Pesantren tafaqquh al-Bahjah Cirebon
menjadikan santri lebih displin.
Kata Kunci; Manajemen Kesiswaan; Budaya Disiplin; Santri
ABSTRACT
Inclusive education is education that provides opportunities for all children to get quality education. They
are special children who should receive special treatment, not set aside and receive discriminatory
treatment, so that it is deemed necessary in an educational institution to have inclusive education. This
research is based on library research, in research using media to collect library resources, such as books,
journals, articles, and so on, which can assist in the process of solving research problems. The method
used by the researcher is a combined method in which the researcher not only describes, writes or draws
a conclusion, but also conducts an analysis which provides an overview, understanding, and provides
sufficient explanation. The results of research on Islamic views on inclusive education that inclusive
education does not conflict with Islamic teachings and values, Islamic teachings encourage its people to
always seek knowledge and opportunities to learn and encourage concern for others without
discriminating against race, skin color, culture, or other human physical characteristics.
Keywords: Student Management; Discipline culture; students
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
PENDAHULUAN
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu perangkat yang tepat dalam mengembangkan
kualitas etika peserta didik (Gamage, Ayres, & Behrend, 2022). Hal ini sesuai dengan tujuan
pesantren secara keseluruhan bahwa pesantren tidak sekedar meningkatkan kepribadian santri
dengan klarifikasi (hipotesis), namun untuk mengangkat keyakinan, melatih dan meningkatkan
jaminan (PaperSubmissionGuide, n.d.). tentang kualitas yang mendalam dan manusiawi,
menunjukkan mentalitas dan perilaku moral, dan merencanakan siswa (santri) untuk menjalani
kehidupan yang lugas dan baik (Khasanah & Prasetyo, 2023). Tujuan pendidikan pesantren
sesuai dengan tujuan pembinaan umum sebagaimana tertuang dalam PP No. 20 Tahun 2003 Pasal
3 yang menyatakan :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Penyusunan program manajemen kesantrian dalam
rangka lebih mengembangkan disiplin peserta didik, (2). penerapan program pesantren untuk
Vol. 1, No. 3, 2023
178
Faizatulatifah
meningkatkan kualitas kedisiplinan, (3). Penilaian program pesantren dalam manajemen
kesiswaan untuk membentuk budaya kedisiplinan. Pola kehidupan di pesantren di bawah
naungan yayasan tampak dalam ungkapan “lima ruh”, yang mengandung “lima ruh” yang harus
diakui selama masa pembinaan dan pembentukan karakter.lima ruh yaitu ruh kejujuran, ruh
keikhlasan, ruh kemandirian, ruh ukhuwah islami dan ruh kesempatan yang bisa diandalkan
(Shaifudin & Nafi’i, 2019).
Dalam tradisi pesantren, selain menceritakan dan memusatkan perhatian pada informasi
yang ketat, siswa juga dididik untuk berlatih dan bertanggung jawab atas apa yang telah mereka
pelajari (Lohmann, Zitzmann, Voelkle, & Hecht, 2022). Selain itu, untuk membentuk cara
pandang dan perilaku peserta didik di pesantren juga diajarkan sisi-sisi ketaqwaan, ketulusan,
kesempurnaan, kesederhanaan, kesungguhan, kemandirian, ketabahan, jiwa keikutsertaan, dan
ketekunan. Kualitas-kualitas tersebut dianggap penting untuk membentuk kepribadian anak-anak
sebagai perangkat untuk menghadapi isu-isu yang ada di mata publik dan di era globalisasi.
kita memahami bahwa disiplin adalah sesuatu yang terkoordinasi, terkoordinasi dalam diri
seseorang. Faktanya, disiplin mencakup segala sesuatu yang mendarah daging dalam kehidupan
seseorang dan bermanifestasi sebagai pola perilaku sehari-hari. Disiplin berkembang sebagai
hasil dari bentuk dan pengaruh dari proses pembinaan yang panjang yang dimulai dari dalam
keluarga dan terus berlanjut selama proses pendidikan. Dalam pengaturan tata tertib yang ketat
yang diinstruksikan di sekolah ada hal-hal yang sangat berhubungan dengan disiplin di antaranya
adalah membiasakan diri untuk melaksanakan shalat fardhu berkali-kali pada waktu-waktu
tertentu, waktu-waktu tertentu sehingga dapat membingkai karakter yang kokoh dalam diri setiap
cinta. Hal ini menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan latihan disiplin pribadi.
Menanamkan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia, seperti ketegasan, legitimasi,
keuletan, kedisiplinan, kerja keras, kreativitas, kemandirian, kekuatan mayoritas, minat, semangat
kebersamaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, dan kegembiraan, pada generasi penerus
bangsa yang terbuka, menghargai kerukunan, terobsesi pada bacaan, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan memiliki kewajiban, sehingga dapat tumbuh menjadi sebuah kekuatan yang berarti
dan menjadi aset yang signifikan dalam kehidupan demi kemajuan individu dan masyarakat di
masa yang akan datang. Maka dari itu, judul dari kajian ini adalah "Penerapan Manajemen
Kesiswaan dalam Membentuk Budaya Disiplin Santri Tafaqquh Al-Bahjah Cirebon", seperti yang
telah diutarakan pada penjelasan sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu untuk
mendeskripsikan kejadian atau keadaan. Berbagai kegiatan yang saling terkait dan berpengaruh
dalam pengelolaan program kesiswaan di Pondok Pesantren Tafaqquh Al-bahjah dalam kurun
waktu 2 bulan yaitu pada bulan Desember dan januari.
Meskipun menggunakan model studi kasus di Pondok Pesantren Tafaqquh Al-Bahjah, jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian kualitatif yang mengkaji
kehidupan sosial masyarakat secara langsung dengan system pengambilan data menggunakan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan di pesantren ini dibentuk dan dibuat di bawah Yayasan Al-Bahjah. Proyek-
proyek yang saat ini ada di pesantren Al-Bahjah meliputi Al-Qur'an, yaitu program tahfidz dan
tahsin, kemudian program pesantren salaf, khususnya penyelidikan kitab kuning yang mengkaji
Fiqh, yang membahas tentang bagaimana mencintai dan mengamalkan secara tepat sesuai
dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. kemudian Aqidah dan Akhlaq yang sesuai dengan
pelajaran Nahdhatul Ulama dengan menggunakan madzab Syafi'i. Kemudian, pada saat itu,
Pendidikan tarikh dan sejarah terus dididik, sementara muamallah terus diajarkan, misalnya
[Penerapan Manajemen Kesiswaan dalam Membentuk Budaya
Disiplin Santri Pondok Pesantren Tafaqquh Al-Bahjah Cirebon]
Vol. 1, No. 3, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
179
kegiatan bermasyarakat seperti diminta untuk menjadi imam shalat, imam tahlil dan lain lain dan
tentunya kegiatan ekstra seperti olahraga seperti futsal, voli dan lari diajarkan pula.
Kerangka pesantren yang menunjukkan pesantren saat ini adalah sesuai dengan tipologi
pesantren yang sebenarnya (Ariyanto, 2022). Pesantren menurut sistem pendidikanya, ada tiga
kelas: Pertama, siswa meninjau dan hidup bersama kyai dan pendidikannya tidak sepenuhnya
diatur oleh kyai dengan teknik pembelajaran individual. Kedua, santri tinggal di tempat tinggal,
memiliki madrasah, program pendidikan tertentu, mendidik adalah aplikasi, kyai memberi
contoh secara keseluruhan pada waktu tertentu. Ketiga, santri tinggal di asrama, namun santri
belajar di sekolah, madrasah, bahkan perguruan tinggi negeri atau terbuka di luar, sedangkan
kyai adalah pengurus dan pembimbing akhlak bagi santri (Goma, 2018).
Menurut buku Muhammad Rifa'i, Nasihin dan Susuri, ruang lingkup pengelolaan
kesiswaan meliputi (Rifa’i, Ananda, & Fadhli, 2018):
1. Melakukan analisis kebutuhan siswa merupakan langkah awal dalam kegiatan pengelolaan
siswa. Pada tahap ini pihak sekolah memutuskan berapa jumlah siswa yang akan diterima
dan menyusun program kegiatan siswa.
2. Rekrutmen siswa atau disebut juga penerimaan siswa baru adalah rangkaian kegiatan
untuk mengidentifikasi calon siswa yang memenuhi persyaratan lembaga. Salah satu aspek
terpenting dalam manajemen kesiswaan adalah penerimaan siswa baru. Ada beberapa
tahapan dalam menyambut siswa baru, antara lain: (a) aturan penerimaan siswa baru, (b)
sistem penerimaan siswa baru, (c) kriteria penerimaan siswa baru, (d) langkah-langkah
penerimaan siswa baru, dan (e) masalah penerimaan siswa baru.
3. Proses seleksi calon siswa untuk menentukan diterima atau tidaknya calon siswa sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan disebut dengan seleksi
siswa. Setelah siswa mendaftar ke lembaga pendidikan, prosedur seleksi ini dilakukan.
4. Orientasi siswa adalah gerakan untuk mempresentasikan keadaan dan keadaan lembaga
pendidikan kepada siswa baru. Orientasi ini dimulai saat siswa pertama kali masuk
sekolah. Bagian ini terdiri dari berikut ini secara berurutan: (1) alasan dan batasan seputar
orientasi siswa, (2) tujuan dan fungsinya, (3) beberapa hari pertama di sekolah, dan (4)
orientasi siswa.
5. Proses pengorganisasian siswa ke dalam kelompok belajar dengan menggunakan sistem
kelas dikenal dengan istilah penempatan siswa. Siswa yang telah melakukan registrasi
ulang memerlukan pengelompokan atau klasifikasi (Lohmann, Zitzmann, Voelkle, &
Hecht, 2022). Klasifikasi yang diperlukan tidak dimaksudkan untuk memisahkan siswa ke
dalam kelompok, melainkan dimaksudkan untuk membantu dalam proses belajar mengajar
(Heryana, 2018).
6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik adalah suatu proses dimana peserta didik
menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan dalam hal minat,
bakat, dan kemampuannya.
7. Merekam dan merinci yaitu Kegiatan pencatatan dan perincian siswa dimulai sejak siswa
diakui di sekolah sampai mereka lulus. Motivasi yang melatarbelakangi pencatatan tentang
keadaan mahasiswa dilakukan dengan tujuan agar yayasan dapat memberikan arahan yang
ideal kepada mahasiswa. Padahal pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab
institusional terhadap tumbuh kembang peserta didik (Cho, Zhao, Lee, Runshe, &
Krousgrill, 2021).
8. Alumni dan Kelulusan. Proses wisuda merupakan kegiatan akhir pengelolaan kesiswaan.
Alumni adalah mahasiswa yang tercatat telah lulus. Reuni yang biasanya diadakan oleh
alumni dan/atau sekolah, merupakan salah satu cara untuk menjaga silaturahmi antara
alumni dan sekolah (Solikah, 2022).
Vol. 1, No. 3, 2023
180
Faizatulatifah
Manajemen kesiswaan Pondok Pesantren tafaqquh Al-Bahjah
Informasi Perencanaan Program manajemen kesantrian Dalam Rangka Lebih
Mengembangkan Sifat Disiplin Santri di Sekolah Pengalaman Islam Tafaqquh Al-Bahjah. Ada
beberapa proyek utama di sekolah pengalaman hidup Islam Tafaqquh Al-Bahjah, khususnya
program Tahsin Al-Qu'ran, program mengkaji Kitab Kuning, dan proyek ekstrakurikuler. Dalam
penataan sebenarnya, untuk tingkat rombel belajar, setiap siswa yang masuk ke pesantren
tafaqquh Al-Bahjah akan melihat bagaimana kualitas atau kemampuan siswa, sehingga diatur
bahwa siswa akan dikelompokkan berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam program
tahsin ini, santri memiliki kelibihan dalam pembenahan bacaan Al-Qur'an dan tajwidnya melalui
fasyahah yang dilakukan secara konsisten pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Selain
itu, untuk proyek-proyek ekstrakurikuler atau proyek tambahan untuk membantu proyek-proyek
lain ada beberapa latihan, khususnya doa-doa sunnah, misalnya solat Tasbih, Hajat, dan Tobat
yang diadakan setiap malam Jumat. Latihan lainnya, yaitu pada hari Jum'at setelah sholat Subuh
juga ada latihan lainnya, yaitu membaca tahlilan yang dilanjutkan dengan riyadoh (olahraga) yang
juga langsung dimotori oleh Buya Yahya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh koordinator
Tafaqquh ustdz alfin septiani: “Jadi untuk ekstrakurikuler di Pondok Al Bahjah ada beberapa
kegiatan tambahan yaitu doa-doa harian, amalan sunnah, sholawatan, hadroh, pembacaan tahlil
terjadwal oleh santri, serta futsal, voli dan permainan lainnya pada waktu yangtelah ditentukan.
Selain itu kami juga membuat jadwal azan secara konsisten, serta jadwal bilal tarawih dan tadarus
di setiap bentangan panjang ramadhan.”
Kutipan di atas memaparkan bahwa majelis yang terlibat dalam kesiapan program
pesantren ini adalah beberapa orang, termasuk kepala pesantren, pengawas, pengurus dan juga
ustadz. Motivasi di balik pengaturan ini adalah untuk mencapai tujuan pesantren, dan
mengoordinasikan Latihan ataupun program agar tidak ada kekacauan. Penyusunan program
pesantren juga dilatarbelakangi oleh beberapa hal, khususnya seperti yang diungkapkan oleh
bagian pesantren: “Program ini difokuskan karena akhir-akhir ini kita banyak melihat isu-isu
masalah usia muda dalam membaca, memahami Al-Qur'an. Kemudian naiknya program Al-
Qur'an dimana-mana yang kurang tepat sehingga kita terinspirasi untuk membuat program-
program tahsin. Selain itu, untuk program seperti kitab kuning, landasannya adalah banyaknya
anak muda yang tidak tahu apa itu kitab kuning atau kitab salaf, serta informasi syariah yang
merupakan prestasi sepanjang hari. Hal ini menjadi landasan kita dalam mewujudkan tujuan
pesantren yang dalam pandangan Nahdlatul Ulama mengedepankan lima kepribadian dalam
beragama, yaitu muslimah, menguasai ahli sunnah wal jamaah, memiliki manhaj a'sy'ariyah atau
maturidiyah, sufiyah, memiliki madzhab dari salah satu dari empat. Untuk melanjutkan tradisi
ini, jangan biarkan kebiasaan ini termakan oleh waktu yang tak dapat disangkal. Dari landasan
inilah pesantren Al-Bahjah dapat membuat atau mengembangkan program yang ada untuk
menyertai santri dan menyusun budaya disiplin, sesuai dengan pelajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Sehingga dengan memperdalam kualitas dan jiwa kedisiplinan mengikuti
pelajaran Nabi Muhammad SAW, diharapkan para santri ini benar-benar ingin menjelma menjadi
aransemennya kelak di mata masyarakat.
Informasi Pemanfaatan program kesantrian dalam Membentuk Budaya Disiplin Santri di
pesantren Tafaqquh Al-Bahjah. Selama waktu yang dihabiskan untuk melaksanakan program-
program saat ini di pesantren Tafaqquh Al-Bahjah, pengurus dapat dengan mudah
menjalankannya. Dengan dukungan para asatidz dan ustdztt saat ini serta asosiasi pengurus
pesantren, program ini dapat berjalan sesuai harapan. Selama waktu yang dihabiskan aplikasinya
sendiri, santri harus mengambil bagian dalam gerakan dari setiap jenis atau kegiatan di pesantren
Tafaqquh Al-Bahjah. Begitu pula dengan program tahsin Al-Qur'an di pesantren Tafaqquh Al-
Bahjah, serta program-program normal atau ekstrakurikuler.
Seperti yang diungkapkan oleh pengasuh pondok pesantren al-bahjah, Buya Yahya: “secara
praktis, semua santri diharapkan untuk mengikuti gerakan dari setiap jenis program yang ada di
pesantren, dan jika mereka tidak mengikutiaturan pesantren, maka adanya persetujuan terlebih
[Penerapan Manajemen Kesiswaan dalam Membentuk Budaya
Disiplin Santri Pondok Pesantren Tafaqquh Al-Bahjah Cirebon]
Vol. 1, No. 3, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
181
dahulu harus diperoleh dari pengurus bagain terkait dengan alasan yang jelas.” Jadwal kegiatan
di pesantren ini dimulai dari hari sabtu sampai kamis untuk pembahasan kitab kuning dan
pengajian Al-Qur'an yang diselesaikan secara konsisten setelah sholat Maghrib dan selanjutnya
setelah sholat subuh. Sehubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler atau program tambahan
lainnya, mereka juga memiliki jadwal sendiri. Dalam proses pendidikan sendiri masih ada
beberapa kendala, khususnya siswa (santri) yang belum siap untuk istiqamah dalam membaca Al-
Qur'an, misalnya saat membaca bersama-sama mereka belum bisa sedangkan membaca sendirian
masih banyak kesalahan dan lebih jauh lagi masih jarang dipoles dalam keistiqamahan membaca
Al Quran sehari-hari.
Upaya-upaya yang dilakukan di pesantren Tafaqquh Al-Bahjah adalah seperti yang
dimaknai oleh pengurus bidang Tahsin Al-Qur'an: “Usaha kami adalah menyelesaikan
pembelajaran dengan cara yang ahli, luas dan disesuaikan. Melaksakan norma-norma agar dapat
memberikan muatan informasi sebagai tauladan. Misalnya, memilikibudi pekerti yang baik,
berbakat dan siap untuk memasuki tingkat yang lebih tinggi.sesuai tujuan kami, yaitu untuk
membentuk santri yang religius dan menyiapkan santri agar dapat berkhidmah bagi
masyarakat."Dari berbagai kegiatan tersebut santri diharapkan untuk mengikuti setiap kegiatan
pondok, jika tidak mengikuti dan tanpa persetujuan yang jelas maka akan mengikuti takzir sesuai
dengan ketentuan yang ada. Bagaimanapun, pelaksanaan proyek-proyek ini masih terikat oleh
berbagai hal, seperti yang diungkapkan oleh pengurus santri: “Untuk pelaksanaan program, kami
memperhatikan, mengelola, dan mengambil tindakan jika ada program. tidak berhasil. Dalam
melaksanakan program di sekolah pengalaman hidup Islam ini masih banyak kendala, terutama
para siswa yang sebenarnya tidak mengetahui tujuan yang sangat mulia untuk masa depannya
nanti.”
Informasi Asesmen (evaluasi) manajemen kesantrian dalam Menumbuhkan Budaya
Disiplin Santri di Pesantren Tafaqquh Al-Bahjah. Penilaian yang dilakukan di pesantren Tafaqquh
Al-Bahjah ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana perkembangannya atau apa yang telah
terjadi selama program berlangsung. Siklus penilaian program pesantren sendiri di pesantren
Tafaqquh Al-Bahjah dilakukan satu kali setiap bulan dan selanjutnya menjelang akhir tahun
ajaran yang dilakukan setiap bulan Rajab dan Sya’ban. Seperti yang diungkapkan oleh pengurus
pesantren: “Kami biasanya menyelesaikan penilaian per semester, khususnya melalui tes baik
yang tertulis dalam bentuk hard copy, lisan, buku pemahaman atau secara metodis. sebagai
praktik langsung secara lokal, misalnya memimpin tahlil, menjadi imam di masjid pesantren
Tafaqquh Al-Bahjah. tes kemampuan terakhir bagaimana perkembangan siswa selama di
pesantren Tafaqquh Al-Bahjah
Penilaian bulanan, penilaian dilakukan pada akhir setiap bulan yang dilakukan oleh
direktorat, khususnya bagian kesantrian dan dihadiri oleh setiap santri pesantren Tafaqquh Al-
Bahjah yang mencakup berbagai bidang dalam penyelenggaraan manajemen kesantrian Tafaqquh
Al-Bahjah, mulai dari segmen pelatihan, keuangan, kebersihan, keamanan dan ekstrakurikuler.
Di sana kami memahami hambatan apa yang terjadi selama sebulan terlepas dari apakah itu
berjalan sesuai rencana. Jadi untuk evaluasi bulanan ini dilakukan oleh para santri, masing-masing
bidang menggambarkan hambatan apa saja yang terlihat dalam siklus pelaksanaan. Setelah
memahami banyak relatif kegiatan dalam membentuk budaya disiplin santri.
Proses penilaian bulan ke bulan di pesantren Tafaqquh Al-Bahjah dilakukan oleh semua
pengurus, termasuk bagian ataspesantren, sekretaris, pemodal, bagian kesantrian, bagian
kebersihan dan bagian keamanan. Di sana, masing-masing bidang memahami bagaimana efek
samping dari pelaksanaan program yang telah dilakukan selama sebulan terakhir. Mulai dari
jadwal pengajian, jadwal adzan, hingga pembuatan program-program baru terkait pendidikan
contoh seperti agenda ziarah wali, bidang pendidikan menjadi fokus pembahasan. Dari segi
kebersihan, cara pelaksanaan program kebersihan antara lain dengan jadwal piket harian,
pembuatan peraturan tentang kebersihan karena masih banyak siswa yang belum sadar akan
pentingnya menjaga pondok, dan usaha dalam pengoperasian manajemen yang ideal.
Vol. 1, No. 3, 2023
182
Faizatulatifah
Tujuan Manajemen Kesiswaan dalam Membentuk Budaya Disiplin Santri
pesantren diharapkan dapat terus berkiprah dalam hakikat pendidikan, melalui pionir
untuk memanfaatkannya dan dapat berjalan dengan sukses dan cakap(Jan, 2023). Santri sebagai
salah satu komponen penting dalam pembinaan dan merupakan tumpuan utama dalam
menggarap hakikat pengajaran yang nantinya akan menambah upaya penggarapan hakikat SDM
dan peningkatan kesejahteraan ekonomi daerah setempat, sehingga perlu dilakukan pembinaan,
dikelola, dikoordinasikan, diciptakan dan difungsikan dengan tujuan agar dapat menjadi bahan
ajar yang bermutu, baik pada saat peserta didik masih berada dalam iklim
sekolah/madrasah/tempat tinggal maupun selanjutnya menjadi iklim local (Nufus, 2021). Oleh
karena itu, ada kebutuhan yang sangat dalam manajemen kesiswaan. Mempelajari upaya dewan
dalam membingkai budaya disiplin melalui penanda-penanda yang meliputi mental, sarat
perasaan dan psikomotorik (Muljana & Selco, 2023). Sehingga dengan manajemen kesiswaan
pelaksana dapat membentuk budaya siswa (santri) yang terlatih (Hasibuan, 2018).
KESIMPULAN
Pengorganisasian program pesantren dalam meningkatkan budaya disiplin santri di pondok
pesantrian tafaqquh a-lbahjah, sudah berjalan dengan baik, perencanaan dilakukan setiap awal
tahun ajaran baru dan juga dilakukan setiap bulannya.
Namun demikian, masih ada kendala yang dihadapi, khususnya santri yang terkadang lupa
akan aturan yang ada ataupun kurangnya empaty dalam kegiatan kegiatan yang tujuanya adalah
untuk menanamkan jiwa disiplin, sehingga dalam pelaksanaannya pun masih banyak santrui yang
izin untuk tidak mengikuti kegiatan di pesantren.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Dian. (2022). Manajemen Kesantrian pada Pondok Pesantren Salafiyah. Jurnal Studi
Islam Dan Kemuhammadiyahan, 2(1).
Cho, Hyun Jin, Zhao, Kejie, Lee, Cho Rong, Runshe, Debra, & Krousgrill, Chuck. (2021). Active
learning through flipped classroom in mechanical engineering: improving students’
perception of learning and performance. International Journal of STEM Education, 8(1).
Gamage, Sithara H. P. W., Ayres, Jennifer R., & Behrend, Monica B. (2022). A systematic review
on trends in using Moodle for teaching and learning. International Journal of STEM
Education, 9(1).
Goma, Moh. (2018). Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan dalam Membentuk Perilaku Santri di
Pondok Pesantren Hubulo, Gorontalo. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Hasibuan, Samsul Arifin. (2018). Manajemen Kesiswaan Pendidikan Islam. Benchmarking-
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 7381.
Heryana, Ade. (2018). Organisasi Dan Teori Organisasi. Academia, (April 2018), 111.
Jan, Tony. (2023). Organizational citizenship behaviour on organizational performance : A
knowledge-based organization Recommended citation : Organizational citizenship
behaviour on organizational performance : A knowledge-based organization Omid Haass *
Peyman Akhavan Maryam Soltani Neda Azizi *. 15(1), 85102.
Khasanah, Daniatun, & Prasetyo, Danang Dwi. (2023). Manajemen Kesiswaan dalam Upaya
[Penerapan Manajemen Kesiswaan dalam Membentuk Budaya
Disiplin Santri Pondok Pesantren Tafaqquh Al-Bahjah Cirebon]
Vol. 1, No. 3, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php
183
Meningkatkan Prestasi Akademik dan Non Akademik Peserta Didik. Al-Fahim: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 155172.
Lohmann, Julian F., Zitzmann, Steffen, Voelkle, Manuel C., & Hecht, Martin. (2022). A primer
on continuous-time modeling in educational research: an exemplary application of a
continuous-time latent curve model with structured residuals (CT-LCM-SR) to PISA Data.
Large-Scale Assessments in Education, 10(1).
Muljana, Pauline Salim, & Selco, Jodye I. (2023). Evaluating the Design and Development of the
“Making Molecules” Simulation: Students’ Perceptions and Recommendations. Journal of
Interactive Media in Education, 2023(1), 116.
Nufus, Hayatun. (2021). Implementasi Manajemen Kesiswaan Dalam Pembentukan Disiplin
Santri Pondok Pesantren Sirrul Hikmah. UIN SMH BANTEN.
PaperSubmissionGuide. (n.d.).
Rifa’i, Muhammad, Ananda, Rusydi, & Fadhli, Muhammad. (2018). Manajemen peserta didik
(Pengelolaan peserta didik untuk efektivitas pembelajaran). Cv. Pusdikra Mitra Jaya.
Shaifudin, Arif, & Nafi’i, Wildan. (2019). Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren Dalam
Pembentukan Karakter (Studi atas MA Salafyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan). El-
Wasathiya: Jurnal Studi Agama, 7(2), 165190.
Solikah, K. (2022). Manajemen Kesiswaan Berbasis Pesantren dalam Pembentukan Karakter
Siswa di MTs Darul Huda. Retrieved from http://etheses.iainponorogo.ac.id/21162/