128
Dewi Kurniawati, Wenny Dhamayanthi, Fredy Eka Ardhi Pratama, Ana Qofifah Arif
Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 1 Number 3, May, 2023
p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: xxxx-xxxx
MODEL PEMASARAN KERIPIK UBI JALAR DI MOJOKERTO
Dewi Kurniawati
1*
, Wenny Dhamayanthi
2
, Fredy Eka Ardhi Pratama
3
,
Ana Qofifah Arif
4
Politeknik Negeri Jember, Jember, Indonesia
1,2,3
Manajemen Agroindustri, Politeknik Negeri Jember, Jember, Indonesia
4
1
2
ABSTRAK
Pelaku usaha di Mojokerto terkendala dalam memasarkan produk keripik ubi jalar pasca pandemi Covid-
19 dan jangkauan pemasaran produk terbatas. Hal tersebut disebabkan karena promosi yang dilakukan
dari mulut ke mulut dan belum mampu mengikuti perkembangan teknologi digital marketing. Tujuan
penelitian yaitu: (1) Menganalisis faktor internal dan eksternal pada pemasaran keripik ubi jalar, (2)
Merumuskan alternatif strategi pemasaran keripik ubi jalar, (3) Menentukan prioritas strategi pemasaran
keripik ubi jalar. Penelitian ini menggunakan analisis Matriks IE (Internal-External), Matriks SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Hasil analisis matriks IE (Internal - External) bahwa pelaku usaha di Mojokerto berada di sel V dapat
menerapkan strategi memertahankan dan menjaga. Berdasarkan 7 alternatif strategi didapatkan prioritas
strategi dengan nilai daya tarik tertinggi sebesar 7,57 dengan menambah tenaga kerja bagian promosi
keripik ubi jalar melalui digital marketing untuk menguasai pasar.
Kata Kunci: Pemasaran; Keripik Ubi; SWOT; QSPM
ABSTRACT
Business actors in Mojokerto are constrained in marketing sweet potato chip products after the Covid-
19 pandemic and the reach of product marketing is limited. This is due to word-of-mouth promotion and
has not been able to keep up with the development of digital marketing technology. The objectives of the
study are: (1) Analyzing internal and external factors in the marketing of sweet potato chips, (2)
Formulating alternative marketing strategies for sweet potato chips, (3) Determining the priority of sweet
potato chip marketing strategies. This research uses IE Matrix (Internal-External), SWOT Matrix
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), and QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
analysis. The results of the IE matrix analysis (Internal - External) that business actors in Mojokerto are
in cell V can implement defense and guard strategies. Based on 7 alternative strategies, strategy priority
was obtained with the highest attractiveness value of 7.57 by increasing the workforce in the promotion
of sweet potato chips through digital marketing to dominate the market.
Keywords: Marketing; Sweet Potato Chips; SWOT; QSPM
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
PENDAHULUAN
Perekonomian di seluruh dunia termasuk di Indonesia mengalami perubahan yang
disebabkan pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020) terdapat 67,77
persen perusahaan berskala Usaha Mikro Kecil (UMK) mengalami penurunan pendapatan mulai
dari bulan Juli sampai dengan bulan September tahun 2020 (triwulan III), terdapat 5 dari 10
perusahaan mengalami kendala dalam pemasaran produk. Pemasaran menjadi persoalan utama
yang banyak dialami oleh perusahaan di semua skala usaha. Hal tersebut dibuktikan dari data
Badan Pusat Statistik (2020) bahwa Usaha Mikro Kecil (UMK) maupun Usaha Menengah Besar
(UMB) memiliki kendala usaha dalam aspek pemasaran yang mampu memasarkan produk
sebanyak 48-49 persen dari target produksi diatas 70 persen. Salah satu pelaku Usaha Mikro
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
https://lentera.publikasiku.id/index.php
129
Kecil (UMK) yang memiliki kendala usaha dalam aspek pemasaran pasca pandemi Covid-19 di
Indonesia khususnya di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2020).
Pelaku usaha di Mojokerto pada umumnya adalah produsen aneka makanan camilan salah
satunya seperti keripik ubi jalar. Makanan camilan tersebut dijadikan sebagai buah tangan dari
Mojokerto. Target pasar produk keripik ubi jalar adalah para wisatawan. Kondisi pelaku usaha
di Mojokerto sempat berhenti produksi selama satu tahun pada awal terjadinya Covid-19 tahun
2020 karena berbagai kawasan destinasi wisata ditutup. Kemudian mulai beroperasi kembali
pada bulan Juni 2021 sampai dengan saat ini karena pemerintah sudah mengizinkan masyarakat
berkegiatan di luar rumah.
Kondisi pelaku usaha di Mojokerto pasca pandemi mengalami penurunan produksi dari
sebelumnya 2.000 kg ubi jalar menjadi 1.000 kg ubi jalar per satu bulan sekali. Pelaku usaha di
Mojokerto belum mampu memasarkan produk keripik ubi jalar secara optimal karena kegiatan
promosi secara word of mouth, tidak terdapat anggaran dan tenaga kerja khusus untuk kegiatan
promosi. Sehingga keberadaan produk keripik ubi jalar belum mencapai segmentasi pasar
keluar wilayah Jawa Timur. Pemasaran produk dapat dijangkau secara luas dengan pemanfaatan
digital marketing (Nugraha dkk., 2022). Digital marketing merupakan perkembangan teknologi
di era revolusi 4.0 yang menghubungkan segala aspek kegiatan dengan teknologi berbasis
internet.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk menetapkan
strategi pemasaran (Kotler & Armstrong, 2008) dengan mempertimbangkan aspek kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman menggunakan analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) dan
Matriks SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) (Rangkuti, 2014, 2015).
Kemudian dilakukan pengambilan keputusan menggunakan analisis QSPM (Quantitative
Strategic Planning Matrix) (Chandler Jr, 1969) untuk mendapatkan prioritas strategi pemasaran
yang tepat sehingga dapat mengatasi masalah yang terjadi pada pelaku usaha di Mojokerto.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Rukajat (Rukajat, 2018) penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif adalah
teknik mendeskripsikan suatu peristiwa atau kejadian saat ini secara faktual dengan menggunakan
angka-angka. Data dikumpulkan berdasarkan sumber data primer dan data sekunder. Sumber data
primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner kepada pelaku usaha di Mojokerto,
sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan strategi
pemasaran produk pada suatu unit usaha.
Populasi pada penelitian ini adalah Kabupaten Mojokerto. Menurut Sugiyono (2017)
populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek berkualitas dan
memiliki karakteristik tertentu untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.
Sampel atau responden pada penelitian adalah pelaku usaha di Mojokerto dan pakar
akademisi (expert) guna mengetahui penentuan prioritas strategi yang tepat untuk usaha keripik
ubi jalar di Mojokerto. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017). Menurut Marimin (Marimin, 2009), bahwa prasyarat
pemilihan pakar dibagi menjadi empat kelompok yaitu: (1) Pakar akademisi S2 atau S3 pada
bidang yang dikaji, (2) Pakar berpengalaman pada bidang yang dikaji, tetapi memiliki pendidikan
formal di bidang lain, (3) Pakar yang berpendidikan formal dan berpengalaman pada bidang yang
dikaji, (4) Pakar yang berasal dari praktisi di dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini menggunakan variabel yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal
pada pelaku usaha di Mojokerto. Faktor internal yang berkaitan dengan pemasaran suatu produk
dapat diidentifikasi melalui indikator 4P; Produk, Harga, Tempat, dan Promosi. Sedangkan faktor
eksternal yang berkaitan dengan pemasaran suatu produk yaitu kondisi ekonomi, sosial,
pemerintahan, teknologi, dan pesaing (David, 2009).
Vol. 1, No. 3, 2023
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
130
Dewi Kurniawati, Wenny Dhamayanthi, Fredy Eka Ardhi Pratama, Ana Qofifah Arif
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang
dilakukan kepada pelaku usaha di Mojokerto terkait analisis SWOT. Selanjutnya adalah mengisi
kuesioner tertutup untuk analisis QSPM yang dilakukan oleh praktisi akademik sebagai ahli
dalam memilih prioritas strategis yang diterapkan pada bisnis. Data yang dikumpulkan
merupakan landasan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk keripik ubi jalar di
Kabupaten Mojokerto.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian “Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto” dilakukan dengan
menganalisis variabel penelitian yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal perusahaan. Variabel pada faktor internal perusahaan meliputi produk, harga, distribusi
/ tempat, dan promosi. Variabel pada faktor eksternal perusahaan meliputi kondisi ekonomi,
sosial, budaya, demografis, dan lingkungan, pemerintahan, teknologi, serta pesaing. Hasil
penelitian didapatkan dari kegiatan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada dua responden
yaitu pemilik perusahaan dan pakar akademisi. Berikut data informasi yang telah diperoleh dan
dianalisis melalui tiga tahap perumusan strategi, meliputi;
Tahap Input
Menurut (Suci, 2015) Tahap input merupakan tahap pertama dari proses formulasi strategi,
pada tahap ini dibuat ringkasan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Tahap input pada penelitian ini menggunakan analisis Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
dan External Factor Evaluation (EFE) Matrix.
Faktor lingkungan internal perusahaan merupakan segala sesuatu yang terdapat di dalam
perusahaan sebagai sumber kekuatan dan kelemahan perusahaan untuk memanfaatkan peluang
serta mengatasi ancaman bagi perusahaan (Parta, 2019). Berikut faktor internal perusahaan, antara
lain analisis faktor produk pada pelaku usaha di Mojokerto. Produk keripik ubi jalar berasal dari
bahan berkualitas, produk tahan lama kurang lebih 3 bulan, produk tanpa bahan pengawet, produk
memiliki nomor P-IRT, dan produk tidak memiliki ciri khas. Analisis faktor harga adalah harga
terjangkau, harga bervariasi mulai dari Rp 4.000 - Rp 12.000 per kemasan, harga jual ditentukan
berdasarkan target pasar dan harga produk pesaing. Analisis faktor tempat yang berhubungan
dengan distribusi adalah lokasi pelaku usaha di Mojokerto strategis, outlet milik sendiri, produk
keripik ubi jalar dipasarkan sampai dengan keluar daerah produksi. Selain itu, analisis faktor
promosi adalah promosi masih secara tradisional (word of mouth), media promosi yang digunakan
masih sederhana sehingga jangkauan segmentasi pasar terbatas, promosi yang telah dilakukan
belum optimal sehingga penjualan produk belum mencapai target perusahaan, tidak ada anggaran
khusus untuk promosi, tidak ada tenaga kerja khusus untuk promosi, dan pelaku usaha di
Mojokerto belum mampu beradaptasi dengan digital marketing. Hasil analisis faktor internal
disajikan pada Tabel 1.
Faktor lingkungan eksternal perusahaan merupakan segala sesuatu yang berada di luar
perusahaan seperti adanya peluang untuk dimanfaatkan dan ancaman untuk dikurangi ataupun
dihindari. Berikut faktor lingkungan eksternal perusahaan, antara lain; (1) analisis faktor kondisi
ekonomi meliputi adanya inflasi, kondisi ekonomi pasca pandemi Covid-19 belum stabil, dan
pendapatan masyarakat Kabupaten Mojokerto mempengaruhi pembelian produk keripik ubi jalar,
(2) analisis faktor sosial meliputi pelaku usaha di Mojokerto berhubungan baik dengan
masyarakat di lingkungan sekitar, masyarakat memiliki budaya konsumtif terhadap produk
keripik ubi jalar, produk keripik ubi jalar dapat dikonsumsi untuk semua kalangan, dan
lingkungan sekitar mendukung prasyarat proses produksi maupun pemasaran produk keripik ubi
jalar, (3) analisis faktor pemerintahan meliputi dukungan usaha dari pihak pemerintahan
Kabupaten Mojokerto, (4) analisis faktor teknologi meliputi perkembangan teknologi khususnya
untuk mendukung proses produksi dan perkembangan teknologi pemasaran yang sangat cepat,
(5) analisis faktor pesaing meliputi adanya pesaing, ide bisnis mudah ditiru, dan penerapan
angsuran pembayaran produk keripik ubi jalar yang ditawarkan di toko oleh-oleh dilakukan untuk
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
https://lentera.publikasiku.id/index.php
131
menguasai pasar. Hasil analisis faktor eksternal disajikan pada Tabel 2.
Tabel 1
Hasil Analisis Faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
Bahan baku keripik ubi jalar berkualitas.
Produk tidak memiliki ciri khas
Produk tahan lama (± 3 bulan).
Promosi masih secara tradisional dari mulut ke
mulut
Tidak menggunakan bahan pengawet.
Media promosi yang digunakan masih sederhana
sehingga jangkauan segmentasi pasar terbatas.
Keamanan produk sudah terjamin dengan adanya
nomor P-IRT.
Promosi yang telah dilakukan belum optimal
sehingga penjualan produk belum mencapai target
perusahaan.
Harga terjangkau.
Tidak ada anggaran khusus untuk promosi.
Harga bervariasi mulai dari Rp 4.000 s/d Rp 12.000
per kemasan.
Tidak ada tenaga kerja khusus untuk promosi.
Harga jual ditentukan berdasarkan target pasar dan
harga produk pesaing.
Pelaku usaha di Mojokerto belum mampu
beradaptasi dengan digital marketing.
Lokasi pelaku usaha di Mojokerto strategis.
Outlet pelaku usaha di Mojokerto milik sendiri.
Terdapat sales yang bertugas mendistribusikan
produk ke reseller.
Produk keripik ubi jalar dipasarkan sampai dengan
keluar daerah produksi.
Tabel 2
Hasil Analisis Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman
Pelaku usaha di Mojokerto berhubungan baik
dengan masyarakat di lingkungan perusahaan.
Adanya inflasi.
Masyarakat memiliki budaya konsumtif terhadap
produk keripik ubi jalar.
Kondisi ekonomi pasca pandemi COVID-19
belum sepenuhnya stabil .
Produk keripik ubi jalar dapat dikonsumsi untuk
semua kalangan.
Pendapatan masyarakat Mojokerto mempengaruhi
pembelian produk keripik ubi jalar
Lingkungan sekitar mendukung prasyarat proses
produksi maupun pemasaran produk keripik ubi
jalar.
Adanya pesaing.
Dukungan usaha dari pihak pemerintahan
Kabupaten Mojokerto.
Ide binis mudah ditiru oleh pesaing.
Perkembangan teknologi khususnya untuk
mendukung proses produksi.
Perkembangan teknologi pemasaran yang sangat
cepat.
Penerapan angsuran pembayaran produk keripik
ubi jalar yang ditawarkan di toko oleh-oleh
dilakukan untuk menguasai pasar.
Vol. 1, No. 3, 2023
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
132
Dewi Kurniawati, Wenny Dhamayanthi, Fredy Eka Ardhi Pratama, Ana Qofifah Arif
Tabel 3
Hasil Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal
No.
Kekuatan
Bobot
Peringkat
Skor
Bobot
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=(3)*(4)
1
Bahan baku keripik ubi jalar berkualitas
0,065
3
0,194
2
Produk tahan lama (± 3 bulan)
0,048
3
0,145
3
Tidak menggunakan bahan pengawet
0,048
3
0,145
4
Keamanan produk sudah terjamin dengan adanya nomor
P-IRT
0,048
3
0,145
5
Harga terjangkau
0,065
4
0,258
6
Harga bervariasi mulai dari Rp 4.000 s/d Rp 12.000 per
kemasan
0,048
3
0,145
7
Harga jual ditentukan berdasarkan target pasar dan harga
produk pesaing
0,048
3
0,145
8
Lokasi pelaku usaha di Mojokerto strategis
0,048
3
0,145
9
Outlet pelaku usaha di Mojokerto milik sendiri
0,065
4
0,258
10
Terdapat sales yang bertugas mendistribusikan produk ke
reseller
0,065
3
0,194
11
Produk keripik ubi jalar dipasarkan sampai dengan keluar
daerah produksi
0,065
3
0,194
Jumlah Skor Kekuatan
1,968
Kelemahan
1
Produk tidak memiliki ciri khas
0,048
2
0,097
2
Promosi masih secara tradisional dari mulut ke mulut
0,048
2
0,097
3
Media promosi yang digunakan masih sederhana sehingga
jangkauan segmentasi pasar terbatas
0,048
2
0,097
4
Promosi yang telah dilakukan belum optimal sehingga
penjualan produk belum mencapai target perusahaan
0,065
2
0,129
5
Tidak ada anggaran khusus untuk promosi
0,048
2
0,097
6
Tidak ada tenaga kerja khusus untuk promosi
0,065
1
0,065
7
Pelaku usaha di Mojokerto belum mampu beradaptasi
dengan digital marketing
0,065
1
0,065
Jumlah Skor Kelemahan
0,645
Total
1,000
2,613
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil analisis Matriks IFE yang tersaji pada Tabel 3 bahwa pelaku usaha di
Mojokerto memperoleh nilai sebesar 2,61. Nilai tersebut menunjukkan posisi lingkungan internal
pelaku usaha di Mojokerto kuat dalam mengatasi kelemahan perusahaan. Hasil penelitan ini
diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh David F. R (2009) bahwa skor bobot total
pada Matriks Evaluasi Faktor Internal lebih dari 2,5 maka menunjukkan posisi internal yang kuat.
Kekuatan utama pada pelaku usaha di Mojokerto yaitu harga produk yang terjangkau dan lokasi
usaha / outlet milik sendiri dengan nilai sebesar 0,258. Harga produk yang terjangkau membuat
para reseller / pengecer maupun konsumen menjadi tertarik membeli produk keripik ubi jalar
lebih dari satu. Kemudian tempat usaha milik sendiri akan lebih menguntungkan bagi perusahaan
dikarenakan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tahunan sehingga keberlangsungan
perusahaan dalam menghadapi persaingan oleh kompetitor akan lebih mudah. Kelemahan utama
pelaku usaha di Mojokerto dengan nilai analisis terkecil sebesar 0,065 yaitu tidak terdapat tenaga
kerja khusus untuk kegiatan promosi dan pelaku usaha di Mojokerto belum mampu beradaptasi
dengan digital marketing. Hal tersebut disebabkan karena pelaku usaha di Mojokerto belum
sepenuhnya memahami pentingnya kegiatan promosi untuk menunjang penjualan suatu produk
melalui perkembangan teknolohi digital marketing.
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
https://lentera.publikasiku.id/index.php
133
Tabel 4
Hasil Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
No.
Peluang
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=(3)*(4)
1
Pelaku usaha di Mojokerto berhubungan baik dengan
masyarakat di lingkungan perusahaan
0,083
4
0,333
2
Masyarakat memiliki budaya konsumtif terhadap produk
keripik ubi jalar
0,063
2
0,125
3
Produk keripik ubi jalar dapat dikonsumsi untuk semua
kalangan
0,083
2
0,167
4
Lingkungan sekitar mendukung prasyarat proses
produksi maupun pemasaran produk keripik ubi jalar
0,083
4
0,333
5
Dukungan usaha dari pihak pemerintahan Kabupaten
Mojokerto
0,083
1
0,083
6
Perkembangan teknologi khususnya untuk mendukung
proses produksi
0,083
2
0,167
7
Perkembangan teknologi pemasaran yang sangat cepat
0,083
2
0,167
8
Penerapan angsuran pembayaran produk keripik ubi
jalar yang ditawarkan di toko oleh-oleh dilakukan untuk
menguasai pasar
0,063
3
0,188
Jumlah Skor Peluang
1,563
Ancaman
1
Adanya inflasi
0,083
2
0,167
2
Kondisi ekonomi pasca pandemi COVID-19 belum
sepenuhnya stabil
0,083
1
0,083
3
Pendapatan masyarakat Mojokerto mempengaruhi
pembelian produk keripik ubi jalar
0,063
2
0,125
4
Adanya pesaing
0,083
2
0,167
5
Ide binis mudah ditiru oleh pesaing
0,063
3
0,188
Jumlah Skor Ancaman
0,729
Total
1,000
2,292
Sumber: Data diolah
Tabel 4 menunjukkan bahwa peluang utama pada pelaku usaha di Mojokerto yaitu
berhubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan perusahaan mendukung prasyarat proses
produksi maupun pemasaran produk keripik ubi jalar dengan nilai sebesar 0,33. Hubungan baik
antara pelaku usaha dengan masyarakat sekitar dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan
dalam mendapatkan pasokan bahan baku ubi jalar. Hal tersebut didukung juga dengan adanya
peluang lingkungan sekitar yang memenuhi prasyarat proses produksi maupun pemasaran produk
keripik ubi jalar. Ancaman pada pelaku usaha di Mojokerto yaitu ide bisnis mudah ditiru dengan
nilai sebesar 0,188. Ide bisnis yang mudah ditiru membuat persaingan penjualan produk keripik
ubi jalar menjadi semakin ketat, ditambah lagi dengan jenis produk yang sama dan tidak memiliki
ciri khas.
Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan analisis memadukan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman) sehingga tercipta suatu strategi
alternatif yang masuk akal. Tahap pencocokan pada penelitian ini menggunakan analisis Internal-
External (IE) Matrix dan SWOT Matrix (Saputra, 2020).
Hasil perhitungan analisis Matriks IE (Internal Eksternal) diperoleh dari ananlisis faktor
internal dan faktor eksternal perusahaan. Matriks IE (Internal Eksternal) berfungsi untuk
menganalisis posisi perusahaan secara rinci dan mengetahui strategi yang tepat untuk diterapkan
pada pelaku usaha di Mojokerto. Berikut hasil ananlisis Matriks IE (Internal Eksternal) pada
pelaku usaha di Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 1.
Vol. 1, No. 3, 2023
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
134
Dewi Kurniawati, Wenny Dhamayanthi, Fredy Eka Ardhi Pratama, Ana Qofifah Arif
Internal
Factor
Evaluation
(IFE)
External
Factor
Evaluation
(EFE)
Skor Bobot Total IFE
Kuat
Sedang
Lemah
3,0 - 4,0
2,0 - 2,99
1,0 - 1,99
Skor Bobot
Total EFE
Tinggi
3,0 - 4,0
I
II
III
IFE = 2,61
Sedang
2,0 - 2,99
IV
V
VI
EFE = 2,29
Rendah
1,0 - 1,99
VII
VIII
IX
Gambar 1
Hasil Analisis Matriks IE (Internal Eksternal) pada pelaku usaha di Mojokerto
Berdasarkan hasil ananlisis matriks IE (Intenal Eksternal) yang tersaji pada Gambar 1
diperoleh nilai rata-rata IFE sebesar 2,61 sedangkan nilai rata-rata EFE sebesar 2,29 menunjukkan
posisi pelaku usaha di Mojokerto berada pada posisi sel V yang berarti lebih tepat dikelola dengan
strategi memertahankan dan menjaga. Strategi yang dapat diterapkan pada pelaku usaha di
Mojokerto yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pelaku usaha di Mojokerto
dapat meningkatkan penjualan dengan cara melakukan promosi dan memperluas jangkauan
produk, mempertahankan kualitas, harga dan membuat inovasi produk dengan penambahan aneka
rasa asin, pedas, gurih, dan lain-lain untuk memikat konsumen dalam membeli produk keripik ubi
jalar.
Hasil yang diperoleh pada matriks IE (Internal-Eksternal) yaitu strategi mempertahankan
dan menjaga kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk meraih peluang dan mengurangi
kelemahan ataupun ancaman. Selanjutnya, dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan
beberapa alternatif strategi pada pelaku usaha di Mojokerto. Berikut hasil analisis matriks SWOT
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5
Hasil Analisis Matriks SWOT
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weakness)
1. Bahan baku keripik ubi jalar
berkualitas.
2. Produk tahan lama ± 3
bulan.
3. Tidak menggunakan bahan
pengawet.
4. Keamanan produk terjamin
dengan nomor P-IRT.
5. Harga terjangkau.
6. Harga bervariasi mulai dari
Rp 4.000 s/d Rp 12.000 per
kemasan.
7. Harga jual ditentukan
berdasarkan target pasar dan
harga produk pesaing.
8. Lokasi usaha strategis.
9. Outlet usaha milik sendiri.
10. Terdapat sales untuk
produk ke
reseller/pengecer.
1. Tidak terdapat ciri khas pada
produk
2. Promosi masih secara
tradisional / mulut ke mulut
3. Media promosi yang
digunakan masih sederhana
sehingga jangkauan
segmentasi pasar terbatas.
4. Promosi yang dilakukan
belum optimal sehingga
penjualan produk belum
mencapai target.
5. Tidak ada anggaran khusus
untuk promosi.
6. Tidak ada tenaga kerja khusus
untuk promosi.
7. Pelaku usaha di Mojokerto
belum mampu beradaptasi
dengan digital marketing.
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
https://lentera.publikasiku.id/index.php
135
11. Produk keripik ubi jalar
dipasarkan keluar daerah
produksi.
Peluang (Opportunities)
SO
WO
1. Pelaku usaha di Mojokerto berhubungan
baik dengan masyarakat di lingkungan
perusahaan.
2. Masyarakat memiliki budaya konsumtif.
3. Produk keripik ubi jalar dapat dikonsumsi
untuk semua kalangan.
4. Lingkungan sekitar mendukung prasyarat
proses produksi maupun pemasaran
produk keripik ubi jalar.
5. Dukungan usaha dari pihak pemerintahan
Kabupaten Mojokerto.
6. Perkembangan teknologi khususnya
untuk mendukung proses produksi.
7. Perkembangan teknologi pemasaran yang
sangat cepat.
8. Penerapan angsuran pembayaran produk
keripik ubi jalar yang ditawarkan di toko
oleh-oleh.
1. Mempertahankan kualitas
produk dan menjaga
loyalitas pelanggan (S1,
S2, S3, S4, S9, S10, O1,
O2, O4, dan O6).
2. Mempertahankan harga
yang terjangkau dan harga
yang bervariasi (S5, S6,
S7, O2, O3, O7, dan O8).
3. Mengikuti aneka pameran
/ bazar untuk
mengenalkan produk
keripik ubi jalar kepada
pelanggan baru (S1, S2,
S3, S4, S10, S11, O2, O3,
dan O5).
1. Membuat inovasi produk
keripik ubi jalar seperti
penambahan aneka rasa
(pedas, gurih, asin, dst.)
untuk meningkatkan minat
pelanggan dalam membeli
produk keripik ubi jalar
(W1, O2, O3, O4, O6, dan
O7).
2. Memanfaatkan
perkembangan teknologi
digital marketing sebagai
media promosi dan
memberikan potongan harga
untuk menarik pelanggan
baru melalui digital
marketing (W2, W3, W4,
W5, W6, W7, dan O4, O7,
dan O8).
Ancaman (Threats)
ST
WT
1. Adanya inflasi
2. Kondisi ekonomi pasca pandemi
COVID-19 belum sepenuhnya stabil.
3. Pendapatan masyarakat Mojokerto
mempengaruhi pembelian produk keripik
ubi jalar.
4. Adanya pesaing.
5. Ide binis mudah ditiru oleh pesaing
1. Mempertahankan harga
jual produk akan tetapi
mengurangi berat bersih
produk keripik ubi jalar
(S1, S5, S6, S8, T1, T2,
T3, T4, dan T5).
1. Menambah tenaga kerja
yang fokus melakukan
penjualan serta promosi
produk keripik ubi jalar
melalui digital marketing
untuk menguasai pasar (W2,
W3, W4, W5, W6, W7, T1,
T2, T3, T4, dan T5).
Sumber : Data Diolah
Hasil ananlisis SWOT yang tersaji pada Tabel 5 menunjukkan bahwa didapatkan
perumusan tujuh strategi dan dikelompokkan kedalam empat kolom strategi SWOT, yaitu:
a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi ini yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk meraih peluang secara
optimal. Pelaku usaha di Mojokerto perlu memperhatikan kekuatan dan peluang secara
bersamaan. Berikut strategi yang dapat digunakan:
1) Mempertahankan kualitas produk dan menjaga loyalitas pelanggan
2) Mempertahankan harga yang terjangkau dan bervariasi
3) Mengikuti aneka pameran / bazar untuk mengenalkan produk keripik ubi jalar kepada
pelanggan baru
b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini yaitu strategi yang memanfaatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan
yang ada pada suatu unit usaha. Pelaku usaha di Mojokerto perlu meminimalkan kelemahan
yang ada sehingga dapat berpeluang dalam menambah jangakauan konsumen. Berikut strategi
yang dapat digunakan:
1) Membuat inovasi produk keripik ubi jalar seperti penambahan aneka rasa (pedas, gurih,
asin, dst.) untuk meningkatkan minat pelanggan dalam membeli produk keripik ubi jalar
2) Memanfaatkan perkembangan teknologi digital marketing sebagai media promosi dan
memberikan potongan harga untuk menarik pelanggan baru melalui digital marketing.
c. Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ini yaitu strategi yang menggunakan kekuatan dan mengatasi ancaman pada
suatu perusahaan. Perusahaan perlu mengatasi ancaman yang dapat menggangu keberlanjutan
suatu organisasi/perusahaan. Strategi yang dapat digunakan adalah mempertahankan harga
Vol. 1, No. 3, 2023
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
136
Dewi Kurniawati, Wenny Dhamayanthi, Fredy Eka Ardhi Pratama, Ana Qofifah Arif
jual produk akan tetapi mengurangi berat bersih produk keripik ubi jalar.
d. Strategi WT (Weakness-Threats)
Startegi ini yaitu strategi bertahan dan berusaha meminimalkan kelemahan yang dapat
mengancam suatu unit usaha. Pelaku usaha di Mojokerto perlu bertahan dalam mengatasi
kelemahan dan ancaman yang ada. Strategi yang dapat digunakan adalah menambah tenaga
kerja yang fokus melakukan penjualan serta promosi produk keripik ubi jalar melalui digital
marketing untuk menguasai pasar.
Tahap Keputusan
Tahap keputusan menggunakan analisis QSPM Matrix. Ananlisis QSPM merupakan
analisis tahap akhir yang digunakan dalam menentukan prioritas strategi pemasaran (Setyorini &
Santoso, 2017). Analisis QSPM menggunakan input dari analisis Tahap 1 dan mencocokkan hasil
dari analisis Tahap 2 untuk merumuskan secara objektif diantara berbagai strategi alternatif.
Matriks EFE dan Matriks IFE yang membentuk Tahap 1, bersama dengan Matriks IE dan Matriks
SWOT yang membentuk Tahap 2, kemudian memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
membuat QSPM (Tahap 3). Berikut hasil analisis QSPM yang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6
Hasil Analisis Matriks QSPM
Alternatif Strategi
Skor TAS
Peringkat
1. Mempertahankan kualitas produk dan menjaga loyalitas
pelanggan.
6,976
2
2. Mempertahankan harga yang terjangkau dan harga yang
bervariasi.
6,377
4
3. Mengikuti aneka pameran / bazar untuk mengenalkan produk
keripik ubi jalar kepada pelanggan baru.
6,939
3
4. Membuat inovasi produk keripik ubi jalar seperti penambahan
aneka rasa (pedas, gurih, asin, dst.) untuk meningkatkan minat
pelanggan dalam membeli produk keripik ubi jalar.
5,674
7
5. Memanfaatkan perkembangan teknologi digital marketing sebagai
media promosi dan memberikan potongan harga untuk menarik
pelanggan baru melalui digital marketing.
6,065
6
6. Mempertahankan harga jual produk akan tetapi mengurangi berat
bersih produk keripik ubi jalar.
6,233
5
7. Menambah tenaga kerja yang fokus melakukan penjualan serta
promosi produk keripik ubi jalar melalui digital marketing untuk
menguasai pasar.
7,571
1
Sumber : Data diolah dan didapatkan dari pakar di bidang strategi pemasaran (2023)
Berdasarkan hasil ananlisis QSPM yang ditunjukkan pada Tabel 6 menunjukkan bahwa
Total Daya Tarik (TAS) yang diprioritaskan untuk pelaku usaha di Mojokerto yaitu menambah
tenaga kerja yang fokus melakukan penjualan dan promosi produk keripik ubi jalar melalui digital
marketing untuk menguasai pasar dengan skor TAS 7,591. Hasil penelitian ini selaras dengan
penelitian Wiguna dkk., (Wiguna dkk., 2023), bahwa prioritas strategi yang tepat pada Coffee and
Bakery Teaching Factory di Politeknik Negeri Jember adalah memaksimalkan promosi
berdasarkan media sosial dan teknologi pasar digital secara intens serta efektif untuk menjangkau
pasar yang lebih luas.
Perkembangan teknologi saat ini dapat menunjang segala aspek pelaku usaha khususnya di
bidang pemasaran. Sehingga tepat dilakukan penambahan tenaga kerja yang paham akan digital
marketing. Sedangkan alternatif strategi yang memiliki nilai terendah yaitu membuat inovasi
keripik ubi jalar seperti menambahkan aneka rasa dengan skor TAS 5,674. Alternatif strategi
tersebut memperoleh nilai terendah karena dalam penambahan varian rasa belum sepenuhnya
diminati oleh pelanggan dan masih termasuk sesuatu hal yang baru. Sehingga pelaku usaha
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
https://lentera.publikasiku.id/index.php
137
keripik ubi jalar di Mojokerto tidak mengambil segala resiko, walaupun strategi pemberian varian
rasa dapat meningkatkan harga jual keripik ubi jalar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor internal utama adalah
harga produk terjangkau dan pelaku usaha di Mojokerto belum mampu beradaptasi dengan
adanya digital marketing. Sedangkan faktor eksternal utama adalah lingkungan perusahaan
mendukung prasyarat produksi dan pemasaran produk, namun ide bisnis mudah ditiru oleh
pesaing. Hasil matriks SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi yang dapat diterapkan. Analisis
matriks QSPM menghasilkan prioritas strategi pemasaran pada pelaku usaha di Mojokerto yaitu
menambah tenaga kerja yang fokus melakukan penjualan dan promosi produk keripik ubi jalar
melalui digital marketing untuk menguasai pasar dengan total nilai daya Tarik (TAS) sebesar
7,571. Strategi pemasaran keripik ubi jalar pelaku usaha di Mojokerto sebaiknya merekrut
karyawan yang berpengalaman atau kompeten di bidang digital marketing untuk memasarkan
produk keripik ubi jalar. Selain itu, pemasaran produk keripik ubi jalar juga dapat dilakukan
melalui kegiatan pameran atau bazar supaya produk keripik ubi jalar menjangkau segmentasi
pasar yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2020). Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha. Dipetik Juli, 26,
2022.
Chandler Jr, A. D. (1969). Strategy and structure: Chapters in the history of the American
industrial enterprise (Vol. 120). MIT press.
David, F. R. (2009). Strategic Management-Manajemen Strategis Konsep. Dalam Jakarta (ID):
Salemba Empat (1 ed., Vol. 12). Salemba Empat.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip pemasaran (Vol. 1, Nomor 2). Jilid.
Marimin, M. (2009). Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial (IPB Press,
Ed.; 2 ed., Vol. 2). IPB Press.
Nugraha, I., Winursito, Y. C., & Dewi, S. (2022). Pelatihan dan Pemanfaatan Strategi Penjualan
Secara Digital di Masa Pandemi untuk Produk Ubi Jalar di Desa Kembangbelor Kecamatan
Pa-cet, Kabupaten Mojokerto. ABIYASA, 2(1), 6873.
Parta, I. N. (2019). Strategi pemasaran paket wisata Pulau Komodo, oleh PT. Komodo Cipta
Wisata Tour and Travel di Kuta Bali. Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen), 2(2).
Rangkuti, F. (2014). Analisis SWOT: teknik membedah kasus bisnis cara perhitungan bobot
rating dan OCAI.
Rangkuti, F. (2015). Personal SWOT analysis. Gramedia Pustaka Utama.
Rukajat, A. (2018). Pendekatan penelitian kuantitatif: quantitative research approach.
Deepublish.
Saputra, A. D. (2020). Penyusunan Strategi Bisnis Pada Usaha Bangga Supplier Dalam
Menghadapi Persaingan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 8(2).
Vol. 1, No. 3, 2023
[Model Pemasaran Keripik Ubi Jalar di Mojokerto]
138
Dewi Kurniawati, Wenny Dhamayanthi, Fredy Eka Ardhi Pratama, Ana Qofifah Arif
Setyorini, H., & Santoso, I. (2017). Analisis strategi pemasaran menggunakan matriks SWOT dan
QSPM (studi kasus: Restoran WS Soekarno Hatta Malang). Industria: Jurnal Teknologi dan
Manajemen Agroindustri, 5(1), 4653.
Suci, R. P. (2015). Esensi Manajemen Strategi. Dalam Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951952. (1 ed.). Zifatama Publisher.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Dalam Alfabeta. Alfabeta.
Wiguna, A., Widyatami, L., Pratama, F., & Andini, P. (2023). Bread Marketing Strategy on
Coffee and Bakery Teaching Factory at Politeknik Negeri Jember. Proceedings of the 3rd
International Conference on Social Science, Humanity and Public Health, ICoSHIP 2022,
05-06 November 2022, Jember, East Java, Indonesia.