bahwa ibu-ibulah yang lebih dominan mengatur masalah ekonomi atau keuangan keluarga dan
umumnya ibu-ibulah yang lebih sering berbagi pengalaman dengan yang satu dan lainnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa umumnya ibu-ibu di Kampung Rawahayu Distrik
Ulilin Kabupaten Merauke secara umum tidak memahami cara yang baik untuk mengelola
keuangan dan keuangan keluarga. Selama ini, mereka hanya mengeluarkan uang untuk
kebutuhan rumah tangga tanpa mempertimbangkan secara keseluruhan dan jika ada sisa untuk
membeli banyak bibit palawija, bibit tersebut malah tidak ditanam karena mereka tidak dapat
menanam semuanya. Kondisi ini tampaknya menyebabkan banyak biaya, yang tidak
menghasilkan nilai tambah tetapi justru merugikan, jika dihitung secara matematis.
Banyak hal yang perlu ditingkatkan, seperti mengurangi pengeluaran yang tidak perlu,
seperti merokok terlalu banyak yang membuat suami mereka kekurangan makanan dasar, dan
meningkatkan kontrol konsumsi, terutama setelah panen. Hubungan rumah tangga dan
hubungan suami-istri dapat terancam jika hal ini diabaikan. Akibatnya, mereka harus dapat
membedakan antara keinginan dan kebutuhan karena tidak semua keinginan harus direalisasikan
segera. Ini karena keinginan dan kebutuhan tidak pernah berbeda. Hal ini disebabkan oleh
masalah keuangan dan kenyataan bahwa hidup adalah lebih dari satu hari (Siregar, 2019). Agar
tindakan komsumsi berkonsentrasi pada hal-hal yang penting dan memang dibutuhkan, hawa
nafsu untuk berbelanja harus dihilangkan. Karena tabungan biasanya merupakan sisa uang yang
tidak dibelanjakan, selalu ada uang untuk ditabung dan diinvestasikan dalam hal-hal yang
produktif (Harahap, 2020) (Suhartatik et al., 2021).
Keluarga biasanya tidak mengawasi keuangan mereka, dan pengelolaan keuangan
biasanya lancar, dan mereka kurang menyadari keuntungan pembukuan keuangan (Wibowo,
2023) (Shifa, Amalia, Majid, & Marliyah, 2022). Meskipun sederhana, pembukuan keuangan
keluarga penting karena membuat pengeluaran lebih terarah dan terkontrol (Sari, Oktaria,
Loliyana, & Kumalasari, 2022). Mereka juga memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi tugas yang terlalu banyak atau tidak perlu dilakukan. Mereka bahkan dapat
mengingat hal-hal yang terlupakan. Diharapkan ini akan mencegah pemborosan yang dapat
menyebabkan hutang dan bahkan perselisihan keluarga yang tidak perlu. Sebaliknya,
diharapkan efisiensi, yang memungkinkan untuk menabung dan berinvestasi untuk
mempertahankan kemakmuran keluarga dalam jangka panjang. Agar keuangan keluarga tetap
stabil, semua anggota keluarga harus saling memahami dan bekerja sama (Choerudin et al.,
2023) (Taufik, Suhartina, & Hasnani, 2022). Sangat penting untuk memahami bahwa hidup
tidak terbatas pada hari ini atau esok akan datang. Selain itu, rejeki selalu berubah, jadi Anda
harus memiliki pengelolaan yang baik agar hidup Anda tetap aman baik sekarang maupun di
masa depan. Untuk alasan ini, kami sangat memperhatikan pembiayaan. Dari contoh di atas,
pengetahuan tentang cara mengelola keuangan pribadi dan keluarga adalah hal yang sangat
penting. Syukur-syukur akan lebih baik lagi jika dilatih secara mendalam tentang cara menjadi
keluarga yang makmur secara finansial karena memiliki perencanaan keuangan dan ekonomi
yang menguntungkan dan tabungan yang menjamin masa depan yang lebih baik.
KESIMPULAN
hasil dari penyuluhan "Penyuluhan Pengelolaan Ekonomi Keluarga pada Ibu-Ibu di
Kampung Rawahayu", Distrik Ulilin, Kabupaten Merauke" menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta penyuluhan belum pernah melakukan manajemen keuangan dan ekonomi keluarga
stabil; mereka hanya melakukan perhitungan keuangan sederhana, tanpa menggunakan prinsip-
prinsip dasar manajemen keuangan yang dapat membantu mereka mengendalikan pendapatan