https://lentera.publikasiku.id/index.php
78
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SELIMA (SEMANGAT LITERASI
MADRASAH) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SPEAKING SKILLS DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI-MIA 1 MAN 2 DELI SERDANG PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INGGRIS POKOK BAHASAN DESCRIPTIVE TEXT
Burhanuddin
Universitas Negeri Jakarta Indonesia
E-mail: burhanudinhrp23@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian di lakukan di MAN 2 Deliserdang. Penelitian ini di latar belakangi oleh hasil pengamatan
pembelajaran bahasa inggris di MAN 2 DELI SERDANG telah berjalan dengan baik, namun dari hasil
ulangan harian pada saat mengajar atau praktik berbicara dalam bahasa inggris tentang Deskriptif Teks
sebagian besar siswa belum bisa mengaplikasikan Speaking skills dengan menceritakan ulang atau
mendeskripsikan sesuatu. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan
model Kemmis dan Mc.Tagart yang mana Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan system spiral
refleksi yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi perencanaan kembali merupakan
dasar untuk suatu rencana pemecahan masalah. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX dengan jumlah
siswa 30 orang. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI yang memiliki rata-rata hasil
belajar Bahasa Inggris masih < dari 75 jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM).
Berdasarkan hasil angket bahwa respon siswa terhadap strategi pembelajaran SELIMA (Semangat
Literasi Madrasah), pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Siswa juga tidak merasa
tertekan atau terpaksa untuk membaca buku. Hal ini menjadi pacuan untuk kelas lain agar mencontoh
siswa yang mengalami strategi pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi Madrasah)
Kata Kunci: Praktek Mengajar; kaesulitan; Mahasiswa
ABSTRACT
Field Experience Practice (PPL) students often experience problems in planning, implementing, and
evaluating learning. In planning, the problem that students usually face is the stage of making lesson
plans. At the implementation stage, students also experienced difficulties in classroom management.
Meanwhile, in the evaluation stage, the difficulty is when students want to make an assessment. This study
aims to determine the problems faced by students in the implementation of Field Experience II students
of Tadris of Sciences, State Islamic University of North Sumatra, Medan, and their solutions.
This research is a field research with a qualitative approach. The research subjects were 1 group of PPL
students with a number of -+ 33 people with the Problems of Implementing the Practice of Field
Experience II as the object of research. While the data collection techniques used consisted of observation
and documentation using purposive sampling technique. The data analysis used is data collection, data
reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Keywords: TeachingPractice; Diffulty; Student
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan
penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat
manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan (Hanisy, 2016). Pendidikan harus
direncanakan dengan matang sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan usaha yang
dilakukan. kemauan dan tekad yang kuat sangat mempengaruhi hasil akhir dari pendidikan yang
kita tempuh (Surya, 2013). Banyak intstrumen-instrumen pendidikan yang harus diperhatikan dan
dijadikan prioritas untuk mengasah berbagai skill yang dimiliki siswa, salah satunya budaya
Lentera: Multidisciplinary Studies
Volume 1 Number 2, February, 2023
p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 2, 2023
106
Burhanuddin
membaca. Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan
literasi siswa (Anafiah & Nartani, 2021; Syahidin, 2020; Wandasari, 2017). Sayangnya, sampai
saat ini prestasi literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah, berada di bawah rata-
rata skor internasional. informasi bahwa kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat 60
dari 61 negara yang disurvei Jakarta Post, (2016) dalam (Wahyuni & Pramudiyanto, 2017).
Melihat perkembangan dunia teknologi informasi saat ini yang tidak selamanya berdampak
positif, membuat praktisi pendidikan merasa khawatir (Siregar & Unimed, 2018). Salah satu
kekhawatiran yang masih belum terobati yaitu rendahnya minat baca siswa sekolah di Indonesia.
Tahun-tahun sebelumnya, ketika buku masih menjadi satu-satunya sumber bacaan, tidak
membuat generasi Indonesia menjadikan kegiatan membaca sebagai satu kebutuhan dalam hidup
(Fikri et al., 2022). Terlebih lagi ketika dunia ini telah dikuasai teknologi informasi yang
memungkinkan seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dari berbagai media, peringkat
Indonesia dalam hal membaca masih sangat rendah. Kini, buku bukan menjadi beban dengan
hadirnya buku eleltronik yang bisa diakses kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun
(Komalasari, 2018).
Dalam hal sadar literasi untuk generasi muda, pemerintah sebenarnya sudah memulai
dengan misalnya sejak akhir tahun 2015 (Suragangga, 2017). Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) telah meluncurkan program unggulan bernama Gerakan Literasi
Bangsa (GLB) yang bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti remaja melalui budaya literasi
(membaca dan menulis). Ikhtiar pemerintah melahirkan kebijakan tersebut tentu adalah niat yang
baik. Hanya saja, ketika sebuah kebijakan hanya sebagai formalitas dan program kerja saja, tentu
tidak akan maksimal. Pemerintah seharusnya juga mengawal sekaligus mengevaluasi, sehingga
program dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan kondisi di lapangan. Misalnya
mendorong dan mengintervensi lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, yang memiliki ruang
tunggu untuk pro aktif menyediakan bahan bacaan (Kristiawan et al., 2017).
Pembelajaran berbasis budaya literasi akan mengondisikan peserta didik untuk menjadi
seorang literat (Sari et al., 2021). Peningkatan kemampuan literasi dalam belajar sejalan dengan
tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Depdiknas,
(2003) di jelaskan dalam (Aspi & Syahrani, 2022). Pemerolehan tujuan ini dapat dilakukan siswa
jika mereka telah menjadi sosok literat. Para siswa memiliki bekal literasi dalam dirinya sehingga
mampu melengkapi diri dengan kemampuan yang diharapkan.
Hasil dari literasi rutin yang dilakukan siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa dan
kualitas membaca dan berbicara. Jika dikaitkan dengan bahasa inggris akan menghasilkan
kualitas berbicara dan membaca yang baik (Ahmadi & Ibda, 2018). Hal ini dibuktikan dengan
hasil penelitian yang menunjukan bahwa siswa yang rutin membaca memiliki lebih banyak kosa
kata dan dapat berbicara dengan baik. Siswa yang rutin membaca berbagai jenis buku dalam
bahasa indonesia akan memperkaya kosa kata indonesianya begitu pula jika siswa sering
membaca buku berbahasa inggris. Kegiatan literasi rutin harus menjadi agenda yang selalu
dilaksanakan setiap sekolah (Yuliana, 2020). Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat
menggunakan strategi literasi sebagai metode mengakrabkan siswa dengan buku. Salah satu
strategi lainnya yaitu Selima (Semangat Literasi Madrasah). Penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran SELIMA
(Semangat Literasi Madrasah) pada pelajaran bahasa inggris pokok bahasan Deskriptif Teks.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model
Kemmis dan Mc.Tagart (1988) yang mana Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan
system spiral refleksi yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi perencanaan
[Pengaruh Strategi Pembelajaran Selima (Semangat Literasi
Madrasah) dalam Meningkatkan Aktivitas Speaking Skills Dan
Hasil Belajar Siswa]
Vol. 1, No. 2, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php/ln/
107
kembali merupakan dasar untuk suatu rencana pemecahan masalah (Kasbolah, 1998, p. 113).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari- Maret semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 di
kelas IX dengan jumlah siswa 30 orang. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas
XI yang memiliki rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris masih < dari 75 jika dibandingkan dengan
kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dalam penelitian ini sasaran penelitian yang diamati adalah
siswa kelas XI MIA 1 yang dikenai tindakan dalam penerapan strategi pembelajaran SELIMA
(Semangat Literasi Madrasah).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian meliputi data hasil observasi aktivitas siswa dan hasil belajar disajikan
dengan dua siklus, dengan hasil data sebagai berikut:
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran Siklus I dan II
Uraian analisis mengenai pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus 1 tersaji pada
tabel 1
Tabel 1
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1
No.
Aspek Pengamatan Aktivitas Siswa
Persentase Aktivitas
Siswa
1.
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
49%
2.
Mengerjakan lembar kerja
55%
3.
Mengemukakan pendapat
35 %
4.
Interaksi Berdiskusi atau bertanya antara guru
dengan siswa atau siswa dengan siswa
48%
5.
Membuat kesimpulan
52,5 %
Jumlah
239,5%
Rata-Rata
47,9%
Dari tabel 1 diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa dalam,
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, Mengerjakan lembar kerja ,Mengemukakan
pendapat, Interaksi Berdiskusi atau bertanya antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa
dan Membuat kesimpulan tergolong kategori kurang. Bila dilihat secara keseluruhan aktivitas
siswa kelas XI MAN 2 Deli Serdang berada dalam kategori kurang baik yaitu 47,9%. Pada aspek
Mengemukakan pendapat oleh siswa didapatkan hasil sebanyak 35% yang berarti rasa penasaran
siswa terhadap sesuatu terkategorikan rendah. Pada aktivitas siswa mengerjakan lembar kerja
yang disediakan oleh guru mendapatkan hasil 55%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa
mengikuti arahan guru.
Hasil Analisis Hasil Belajar Descriptive Text siswa siklus I,II, dan Akhir Siklus
Hasil observasi tingkat pemahaman siswa-siswa diperoleh dari nilai hasil tes sebelum dan
sesudah dilaksanakan tindakan. Hasil observasi pemahaman siswa dapat dilihat dari
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada siklus I, II, dan akhir siklus jika dibandingkan dengan
nilai rata-rata siswa sebelum dilaksanakan tindakan.
Setelah adanya proses bimbingan dan memberikan motivasi kepada siswa yang dianggap
masih rendah hasil belajarnya serta diberikan penegasan ulang mengenai materi yang diberikan
yaitu Deskriptif Teks melalui strategi pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi Madrasah)
siswa lebih banyak membaca buku dan pemahaman materi serta mempelajari konsep
pembelajaran, dan ternyata hasilnya dapa terlihat pada pembelajaran tindakan II, dimana
peningkatan hasil belajar siswa rata-ratanya jauh lebih baik jika dibandingakan pada
Vol. 1, No. 2, 2023
108
Burhanuddin
pembelajaran tindakan I. Artinya pemahanan siswa pada pembelajaran siklus II lebih baik
dibandingkan dengan pemahaman siswa pada siklus I.
Dari perolehan hasil observasi peningkatan hasil belajar siswa di atas dapat di lihat bahwa
pembelajaran dengan strategi SELIMA (Semangat Literasi Madrasah) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dari yang belum menggunakan strategi pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi
Madrasah) nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada materi Deskriptif Teks
sebesar 62 menjadi 74 pada tindakan siklus I, 83 pada tindakan siklus II. Artinya, pada
pembelajaran siklus II hasil belajar siswa meningkat dan mencapai standart KKM yang ditentukan
(75) dan mencapai tingkat pemahaman yang baik terhadap materi yang disampaikan.
Secara rinci, kenaikan tingkat pemahaman siswa terhadap Bahasa inggris dan pokok
pembahasan Deskriptif Teks melalui strategi SELIMA (Semangat Literasi Madrasah) yang
ditunjukan oleh kenaikan nilai rata-rata siswa, digambarkan dalam grafik berikut ini :
Gambar 1
Grafik Kenaikan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Pelajaran Bahasa Inggris
Ketuntasan Belajar dan Daya Serap Siswa
Pada siklus I seorang siswa dapat disebut tuntas belajar apabila skor yang diperoleh 75 atau
lebih, sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan MAN 2 Deli
Serdang untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Suatu kelas dapat disebut tuntas belajar apabila
kelas tersebut terdapat 75% siswa yang mencapai skor >75 (BSNP, 2012:12). Daya serap siswa
terhadap materi dianggap ideal jika materi mampu dipahami oleh siswa dengan batas minimal
65%.
Dari perhitungan diatas, pembelajaran pada siklus I dapat disimpulkan bahwa perolehan
rata-rata kelas sebesar 74,00 sehingga termasuk dalam kategori cukup dan belum bisa dikatakan
sebagai nilai baik. Daya serap siswa sebesar 31,50% dan ketuntasan belajar sebesar 35,29% atau
12 orang siswa dikatakan tuntas dari jumlah keseluruhan 34 orang siswa. Artinya, penelitian
tindakan kelas pada siklus I dianggap belum berhasil karena rata-rata nilai hanya mencapai angka
70 kurang dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 75.
Dari data yang diuraikan penelitian tindakan kelas pada siklus I perlu dilanjutkan ke siklus
II dan diadakan perbaikan mutu pembelajaran oleh guru pada siklus II.
Dari Perhitungan yang telah di dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II
memperoleh rata-rata sebesar 81% sehingga termasuk kategori nilai baik. Daya serap siswa
sebesar 80% dan ketuntasan belajar sebesar 100% atau seluruh siswa dikatakan tuntas. Ini berarti
bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus II dianggap telah berhasil merubah cara belajar siswa
menjadi lebih efektif dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu
75.
0
20
40
60
80
100
sebelum tindakan siklus I siklus II akhir siklus
Grafik kenaikan hasil belajar siswa kelas
XI pada pelajaran Bahasa Inggris
[Pengaruh Strategi Pembelajaran Selima (Semangat Literasi
Madrasah) dalam Meningkatkan Aktivitas Speaking Skills Dan
Hasil Belajar Siswa]
Vol. 1, No. 2, 2023
https://lentera.publikasiku.id/index.php/ln/
109
Hasil observasi dan wawancara menunjukan bahwa walaupun strategi pembelajaran yang
masih asing dan baru bagi mereka, mereka mau mencoba dan berusaha untuk membiasakan diri
untuk aktif dikelas. Setelah melalui beberapa tahap yakni Siklus I dan Siklus II, penulis
menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi Madrasah) sangat
membantu siswa dalam meningkatkan Speaking Skills dan reading skills dikelas serta
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan Descriptive Text.
Sikap Siswa Terhadap Penggunaan Strategi Pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi
Madrasah).
Sikap siswa teradap penggunaan strategi pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi
Madrasah) pada pelajaran Bahasa Inggris pokok bahasan Descriptive Text dapat dilihat dari
tanggapan respon siswa. Dari hasil angket dapat dilihat respon siswa terhadap strategi
pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi Madrasah). Mayoritas siswa menjawab bahwa dengan
strategi tersebut pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Siswa juga tidak merasa
tertekan atau terpaksa untuk membaca buku. Hal ini menjadi pacuan untuk kelas lain agar
mencontoh siswa yang mengalami strategi pembelajaran SELIMA (Semangat Literasi Madrasah).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan siswa pada pelajaran
Bahasa Inggris pokok bahasan Descriptive Text melalui strategi SELIMA (Semangat Literasi
Madrasah) maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Penggunaan strategi pembelajaran
SELIMA (Semangat Literasi Madrasah) pada pelajaran Bahasa Inggris pokok bahasan
Descriptive Text dikelas XI-MIA 1 MAN 2 Medan merupakan hal yang baru bagi siswa, tetapi
siswa cukup antusias dan terlihat senang dalam mengikuti pembelajaran. Siswa antusias untuk
membaca buku dan diberikan kebebasan untuk berpendapat tentang buku tersebut, Hasil belajar
mata pelajaran Bahasa Inggris siswa yang dilihat peningkatan pemahaman siswa akan materi
dikategorikan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan prestasi dari sebelum
dilaksanakannya tindakan hanya sebesar 74% menjadi 81%. Daya serap siswa juga baik dalam
menerima pelajaran apabila siswa terlebih dahulu dipersilahkan membaca buku berbahasa inggris
bergenre apapun yang mereka minati. Dalam hal ini, strategi SELIMA (Semangat Literasi
Madrasah) akan membangun critical thinking siswa dalam membaca buku sebuah buku dan
Secara umum, sikap siswa terhadap pembelajaran dengan strategi SELIMA (Semangat Literasi
Madrasah) memberikan respon yang baik. Literasi dengan membaca buku sebelum memulai
pelajaran menjadi hal yang baru dan pertama kali dirasakan oleh siwa. Respon positif banyak
diberikan siswa walaupun ada yang merespon cukup bosan. Perbaikan dan peningkatan mutu
akan selalu ditingkatkan demi efisiensi kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, F., & Ibda, H. (2018). Media literasi sekolah: Teori dan praktik. CV. Pilar Nusantara.
Anafiah, S., & Nartani, C. I. (2021). Penerapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Pada Siswa Di
Sekolah Dasar.
Aspi, M., & Syahrani, S. (2022). Profesional Guru Dalam Menghadapi Tantangan Perkembangan
Teknologi Pendidikan. Adiba: Journal of Education, 2(1), 6473.
Fikri, K., Rahma, Y. A., Rahfitra, A. A., & Rahayu, S. S. (2022). Meningkatkan Minat Baca
Anak-Anak Melalui Gerakan Literasi Membaca di SDN 02 Desa Sri Gading. Jurnal
Pengabdian UntukMu NegeRI, 6(2), 245249.
Vol. 1, No. 2, 2023
110
Burhanuddin
Hanisy, A. (2016). Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Motivasi Sholat Berjamaah di
MA Al-Qodiri Jember Tahun pelajaran 2015/2016. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial
Dan Keagamaan, 10(1), 3852.
Kasbolah, K. (1998). Penelitian tindakan kelas. Malang: Depdikbud.
Komalasari, D. (2018). Literasi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Sebagai Bahan
Pendidikan Yang Berkualitas. Seminar Nasional SAGA# 4 (Sastra, Pedagogik, Dan
Bahasa), 1(1), 368380.
Kristiawan, M., Ahmad, S., Tobari, T., & Suhono, S. (2017). Desain Pembelajaran SMA Plus
Negeri 2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal
Iqra’: Kajian Ilmu Pendidikan, 2(2), 403432.
Sari, M. K., Rulviana, V., Suyanti, S., Budiartati, S., & Rodiyatun, R. (2021). Budaya Literasi
Sebagai Upaya Pengembangan Karakter pada Siswa di Sekolah Dasar Muhammadiyah
Bantul Kota. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Sekolah Dasar, 5(1), 112126.
Siregar, S., & Unimed, M. P. B. I. (2018). Peran Literasi Kritis Dalam Megembangkan
Kecerdasan Moral. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Muslim Nusantara Al Washliyah Medan, 9(10), 119.
Suragangga, I. M. N. (2017). Mendidik lewat literasi untuk pendidikan berkualitas. Jurnal
Penjaminan Mutu, 3(2), 154163.
Surya, H. (2013). Strategi jitu mencapai kesuksesan belajar. Elex Media Komputindo.
Syahidin, S. (2020). Meningkatkan Minat Membaca melalui Gerakan Literasi Sekolah. ASATIZA:
Jurnal Pendidikan, 1(3), 373380.
Wahyuni, S., & Pramudiyanto, A. (2017). Optimalisasi Budaya Literasi Melalui Program
Journaling-Feedback.
Wandasari, Y. (2017). Implementasi gerakan literasi sekolah (GLS) sebagai pembentuk
pendidikan berkarakter. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi
Pendidikan), 2(2), 325342.
Yuliana, Y. (2020). Pengaruh Minat Baca dan Penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan
Menulis Karangan Narasi. Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 2(03), 288
297.