EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

( STUDI KASUS DI MI TARBIYATUSSIBYAN CIKARANG )

 

Helwah Mufthiri Jamaludin Siti Badriyah

Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Seorang guru seyogyanya harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Penelitian terhadap siswa kelas 3 MI TARBIYATUSSIBYAN saat pembelajaran PAI bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode cooperative learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan gambaran hasil belajar siswa setelah dilaksanakan metode cooperative learning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas 3 MI TARBIYATUSSIBYAN Cikarangcukup tinggi setelah diterapkan metode cooperative learning. Selain dapat meningkatkan minat belajar siswa, metode pembelajaran ini juga berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata siswa dalam pemahaman materi adalah 66,45(58,06%), sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 80,64(83,87%).

Kata kunci: Efektivitas, pembelajaran PAI, Model Cooperative Learning

 

ABSTRACT

A teacher should be able to choose the right learning model for students. Research on grade 3 students at MI TARBIYATUSSIBYAN during PAI learning aims to determine the effectiveness of the cooperative learning method to improve student learning outcomes in PAI subjects and a picture of student learning outcomes after implementing the cooperative learning method. This research is action research, because the research was conducted to solve learning problems in the classroom. This research also includes descriptive research, because it describes how a learning technique is applied and how the desired results can be achieved. Based on the results of the research and discussion, it was concluded that the learning outcomes of class 3 students at MI TARBIYATUSSIBYAN Cikarang were quite high after implementing the cooperative learning method. Apart from being able to increase students' interest in learning, this learning method has also succeeded in improving student learning outcomes. The results of this research show a significant increase in learning outcomes from cycle I to cycle II. In cycle I the students' average score in understanding the material was 66.45(58.06%), while in cycle II it increased to 80.64(83.87%).

Keywords: Effectiveness, Learning Islamic religious education, Cooperative learning model��������

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

 

PENDAHULUAN

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan hasil belajar (Suwardi & Farnisa, 2018). Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri (Sundari, 2017). Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Guru di MI dalam mengajarkan pelajaran PAI berarti mengajarkan ilmu-ilmu tentangAgama Islam, kemudian mengajarkan sikap-sikap/akhlak yang baik menurut ajaran Agama Islam agar siswa mempunyai akhlak yang baik (Chalid, 2022). karena Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peran penting dalam pembentukan karakter dan moral peserta didik. Kurikulum PAI di sekolah bertujuan untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran Islam (Irawan, Ballianie, Efriliyanti, & Alvio, 2024).

Sebagai seorang guru kita harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi siswa (Nuraida, 2019). Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode pembelajaran yang efektif sangat diperlukan. A. Habib(2024) Salah satu metode yang telah banyak diteliti dan diaplikasikan dalam berbagai konteks pendidikan adalah model pembelajaran Cooperative Learning.

Penerapan Cooperative Learning dalam Pendidikan Agama Islam tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif, tetapi juga untuk mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik peserta didik. Dalam ajaran Islam, pembentukan akhlak yang baik merupakan salah satu tujuan utama pendidikan. Fitriani, D. (2021) Oleh karena itu, metode pembelajaran yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan.

Pembelajaran kooperatif merupakan metode belajar yang dilaksanakan dengan bekerja sama antar siswa, sehingga nantinya siswa tidak semata mencapai kesuksesan secara individual atau saling mngalahakan antar siswa (Ali, 2021; Lamusu & Duhe, 2023). Namun mereka juga bisa membantu teman belajarnya yang berkemampuan di bawah standart minimum. Dengan demikian tumbuhlah jiwa sosial dalam diri siswa. Uraian di bawah ini menawarkan untuk merekonstruksi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) disekolah yang semula memakai metode ceramah menjadi metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Dengan tujuan agar para siswa tidak merasa jenuh dalam mempelajari PAI. Sekalipun demikian, disamping mempunyai kelebihan, pembelajaran kooperatif juga tidak terlepas dari kelemahan. Namun kelemahannya jauh lebih bisa diatasi atau diminimalkan (Lestari & Azzahri, 2022).

Metode Cooperative Learning adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok Berbagai hasil penelitian menyimpulkan manfaat Cooperative Learning tidak hanya menghasilkan prestasi akademik yang lebih tinggi untuk seluruh siswa namun juga meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan untuk melakukan hubungan sosial serta mampu mengembangkan saling kepercayaan sesamanya baik secara individu maupun kelompok, dan kemampuan saling membantu dan bekerjasama antar teman.

Sudah ada beberapa sekolah telah mulai menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Namun, implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya pemahaman guru tentang metode ini, keterbatasan waktu, dan dukungan fasilitas yang memadai. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji efektivitas Cooperative Learning dalam konteks Pendidikan Agama Islam, serta strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut (Khosyiin & Khoiiri, 2024; Rohmah, 2010).

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas model pembelajaran Cooperative Learning dalam Pendidikan Agama Islam. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui pengaruh Cooperative Learning terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Mengidentifikasi pengaruh metode ini terhadap pengembangan keterampilan sosial peserta didik, Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan Cooperative Learning, Menyusun rekomendasi strategi untuk mengatasi kendala tersebut dan mengoptimalkan penerapan Cooperative Learning dalam Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan metode pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam. Jadi dapat disimpulkan tujuan model pembelajaran Cooperative Learning adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran ini efektif atau tidak. Kemudian dengan mengetahui efektivitas Cooperative Learning, para guru dapat mengaplikasika dengan lebih percaya diri dan lebih terarah sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan sehingga siswa tidak merasakan kejenuhan ketika belajar. Kemudian hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan dalam menyusun kurikulum dan program pelatihan guru.

 

����������������

METODE PENELITIAN

 

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Fokus utama penelitian adalah untuk mengevaluasi efektivitas model pembelajaran Cooperative Learning dalam meningkatkan pemahaman konsep agama Islam di kalangan siswa MI Tarbiyatussibyan Cikarang. Cooperative Learning adalah metode pengajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dengan berbagai tingkat kemampuan untuk saling membantu dalam proses belajar.

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2024 di MI Tarbiyatussibyan, yang berlokasi di Jl. Pilar Sukatani Sukamantri, Desa Sukaraya, Kecamatan Bahagia, Cikarang Utara. MI Tarbiyatussibyan merupakan sekolah swasta dengan akreditasi B yang memiliki 7 rombel belajar, 9 guru, dan 117 siswa.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan meliputi observasi langsung, wawancara terstruktur, dan studi pustaka. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung interaksi dalam pembelajaran Cooperative Learning di kelas. Wawancara dilakukan dengan wakil kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk menggali informasi lebih mendalam. Studi pustaka digunakan untuk mendukung landasan teoritis dan memperkaya data yang diperoleh dari lapangan.

Prosedur Pengumpulan Data

1.    Observasi Langsung Dilakukan selama pembelajaran berlangsung untuk mengamati dinamika kelompok dan efektivitas metode Cooperative Learning.

2.    Wawancara Dilaksanakan setelah observasi untuk mendapatkan pandangan dari pihak guru dan wakil kepala sekolah mengenai penerapan dan efektivitas Cooperative Learning.

3.    Studi Pustaka Mengumpulkan dan menganalisis literatur terkait untuk memperkuat kerangka teoritis penelitian

Keabsahan Data

Untuk memastikan keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi metode dengan memadukan hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka. Triangulasi ini bertujuan untuk memperkuat validitas hasil penelitian dengan memastikan bahwa data yang diperoleh konsisten dan dapat dipercaya.

Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis tematik, di mana data dari observasi, wawancara, dan studi pustaka diidentifikasi, dikategorikan, dan dianalisis berdasarkan tema-tema utama yang terkait dengan efektivitas Cooperative Learning dalam pembelajaran agama Islam. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai pengaruh Cooperative Learning terhadap pemahaman siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi yang khusus diadakan (Masruri, Kuntoro, & Arikunto, 2016). Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Melalui observasi secara langsung peneliti mendapatkan informasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan sehingga dalam melaksanakan penelitian, peneliti dapat memperoleh data yang lebih valid karena langsung mengadakan pengamatan di lokasi penelitian.

  1. Wawancara

cara bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan informan Wawancara merupakan langkah yang diambil selanjutnya setelah observasi dilakukan. Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data dengan. Wawancara dilakukan jika data yang diperoleh melalui observasi kurang mendalam. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan (Sugiyono, 2005) bahwa �wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peniliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam.�

  1. Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

Menurut (Suryabrata, 2019) setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakan agar penelitian itu mempuyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan caba-coba (trial and eror). Untuk mendapatkan informasi berbagai hal diatas orang harus melakukan penelaahan kepustakaan secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : (a) sumber acuan umum,dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsep-knsep pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan umum, yaitu keputusan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograp dan sejenisnya.

Sedangkan menurut Ibrahim(2023) menyatakan bahwa studi kepustakaan yaitu metod riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, mengurangi dan menjelaskan secara komperhensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program organisasi atau peristiwa sistematis.

Dari penjelasan diatas penulis mengumpulkan data dari riset pustaka melalui buku-buku kehumasan/public relation dan narasumber yang relevanyang berkaitan deng permasalahan.

A.     Waktu Observasi, Lokasi Pelaksanaan, Objek Observasi

a.    Waktu Observasi

Observasi di MI Tarbiyatussibyan Cikarang Utara ini dilakukan pada:

Hari, tanggal : Rabu, 22 Mei 2024

Waktu ������������ : 09.00 � 10.15

Tempat ���������� : MI Tarbiyatussibyan Jl. Pilar Sukatani sukamantri Ds. Sukaraya kec. Bahagia.

Narasumber ��� : Yuda Raska dan Hasbullah.

b.    Lokasi Pelaksanaan

1. Gambaran Umum

Lokasi Penelitian lapangan ini dilaksanakan di MI TARBIYATUSSIBYAN Kec. Cikarang Utara. Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 22 Mei 2024 pada semester genap tahun pelajaran 2023/2024.

MI TARBIYATUSSIBYAN terletak di tengah kota Cikarang, tepatnya di Jl. Pilar Sukatani sukamantri Ds. Sukaraya kec. Bahagia. Berdiri tahun 1969 dengan nama MDTA TARBIYATUSSIBYAN, kemudian berubah menjadi MI TARBIYATUSSIBYAN, dipimpin oleh kepala sekolah Hj. Manis Kiptiawati Adha, S.Pd.I dan memiliki guru-guru pengajar yang terdiri dari Guru ASN yang di angkat oleh pemerintah, honor jasa tenaga kerja (jastek) pemerintah Kab. Bekasi ataupun honor sekolah.

 

2. Karakteristik MI TARBIYATUSSIBYAN

a. Peserta Didik

Peserta didik yang ada di MI TARBUYATUSSIBYAN umumnya berasal dari wilayah Ds. Desa Sukaraya, perumahan Puri nirwana, perumahan BKI, dan perumahan lainnya.

b. Pendidik

Pendidik di MI Tarbiyatussibyan rata-rata usia produktif dengan kualifikai sarjana (S1) sudah mencapai 80%. Pendidik yang sudah tersertifikasi 10% dan mereka bertempat tinggal sekitar Cikarang utara.

c. Sarana Prasarana

luas tanah MI Tarbiyatussibyan mencapai 1000 m2. yang didalamnya terdapat bangunan ruang belajar 7 ruang, kantor 1 ruang, perpustakaan 1 ruang, gudang 1 ruang, wc peserta didik 4 ruang, dan wc guru 1 ruang

3. Profil Sekolah

1.

Nama sekolah

MI TARBIYATUSSIBYAN

2.

Nomer induk sekolah

-

3.

Nomer statistic

-

4.

NPSN

-

5.

Provinsi

Jawa Barat

6.

Otonomi daerah

Bekasi

7.

Kecamatan

Karang Bahagia

8.

Desa / kelurahan

Sukaraya

9.

Status

Swasta

10.

Akreditasi

B

11.

Kegiatan belajar

Pagi

12.

Rombel belajar

7

13.

Jumlah guru

9 orang

14.

Ops

1 orang

15.

Penjaga

1 orang

16.

Jumlah siswa

117 orang

 

  1. Objek Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan suatu pengamatan secara langsung di lingkungan satuan Pendidikan yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

Objek observasi pada penelitian ini adalah siswa MI Tarbiyatussibyan Cikarang Utara. Disini kami melakukan penelitian tentang Efektivitas model pembelajaran Cooperative Learning Pada Pembelajaran Agama Islam, apakah model pembelajaran Cooperative learning efektif atau tidak pada sekolah MI dengan cara melakukan wawancara kepada wakil kepala sekolah dan guru PAI. Selain itu juga pengamatan yang dilakukan kepada siswa MI Tarbiyatussibyan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari observasi langsung, wawancara dengan pihak sekolah, dan studi pustaka, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Learning di MI Tarbiyatussibyan Cikarang sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep agama Islam di kalangan siswa. Model ini terbukti memfasilitasi siswa dalam melatih kekompakan, memperkuat kerja sama antar anggota kelompok, serta menjadikan pembelajaran agama Islam lebih menyenangkan dan menarik.

Justifikasi peneliti didasarkan pada observasi yang menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran saat menggunakan model Cooperative Learning. Hasil wawancara dengan guru dan wakil kepala sekolah juga mengkonfirmasi bahwa model ini memberikan dampak positif dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa dan pemahaman materi pelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning efektif dalam konteks pembelajaran agama Islam di MI Tarbiyatussibyan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Ismun. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperativelearning) Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247�264.

Chalid, Aiman Mastur. (2022). Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membina Akhlak Siswa Kelas 6 Di MI Al-Ihsan Cipete Selatan. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fitriani, Desnita, & Dewi, Dinie Anggraeni. (2021). Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam pengimplementasian pendidikan karakter. Jurnal Kewarganegaraan, 5(2), 489�499.

Habib, Ahmad, & Haris, Irham Abdul. (2024). Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Pendidikan Agama Islam. An Najah (Jurnal Pendidikan Islam Dan Sosial Keagamaan), 3(3), 16�20.

Ibrahim, Muhammad Buchori, Sari, Fifian Permata, Kharisma, Lalu Puji Indra, Kertati, Indra, Artawan, Putu, Sudipa, I. Gede Iwan, Simanihuruk, Peran, Rusmayadi, Gusti, Nursanty, Eko, & Lolang, Enos. (2023). Metode Penelitian Berbagai Bidang Keilmuan (Panduan & Referensi). PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Irawan, Bambang, Ballianie, Novia, Efriliyanti, Lia, & Alvio, Wira. (2024). PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM DALAM KURIKULUM Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati, 5(1), 225�232.

Khosyiin, Muhammad Imam, & Khoiiri, Moch Yaziidul. (2024). Penerapan Teknologi Digital dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pada Pendidikan Islam. Sasana: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1), 137�142.

Lamusu, Zulkifli, & Duhe, Edy Putra Dharma. (2023). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Teknik Kata Karate Pada Mahasiswa. Jambura Sports Coaching Academic Journal, 2(2), 125�139.

Lestari, Eka, & Azzahri, Fatimah. (2022). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Invention: Journal Research and Education Studies, 84�95.

Masruri, Anis, Kuntoro, Sodiq A., & Arikunto, Suharsimi. (2016). Pengembangan kompetensi dan pendidikan berkelanjutan pustakawan PTAIN: Studi kasus di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 4(1), 1�14.

Nuraida, Dede. (2019). Peran guru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran. Jurnal Teladan: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(1), 51�60.

Rohmah, Mamah Siti. (2010). Pendidikan agama Islam dalam setting pendidikan inklusi.

Sugiyono, Agus. (2005). Pemanfaatan Biofuel dalam Penyediaan Energi Nasional Jangka Panjang. Seminar Teknologi Untuk Negeri, 78�86.

Sundari, Faulina. (2017). Peran guru sebagai pembelajar dalam memotivasi peserta didik usia sd.

Suryabrata, Ika Alifa. (2019). Hubungan Asupan Nutrien dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran UIN Jakarta Tahun Akademik 2018/2019. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-FK.

Suwardi, Imam, & Farnisa, Ririn. (2018). Hubungan peran guru dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(2), 181�202.