PERANCANGAN INTERIOR GEREJA GKT EBENHAEZER DI SUMBAWA BESAR

 

Lidwina Rachel Nathasa Funay1, Adi Santosa2, M. Taufan Rizqi3

Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Gereja Kristus Tuhan (GKT) Ebenhaezer merupakan gereja reformed yang mengikuti aliran dari Yohanes Calvin (Tasemak). Gereja GKT Ebenhaezer tidak memiliki banyak simbol gerejawi seperti yang ada pada gereja Katolik Gereja seharusnya memiliki ruang ibadah yang baik, sehingga dapat mendukung peribadatan yang akan dilakukan di dalam gereja. GKT Ebenhaezer merupakan salah satu gereja yang belum memiliki ruang ibadah yang baik, karena adanya beberapa permasalahan sehingga mengganggu jalannya peribadatan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perancangan interior yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada, yaitu kurangnya space, belum ada pembagian ruang yang jelas, kebutuhan perlengkapan pendukung ibadah, serta desain interior yang baik. Perancangan interior gereja GKT Ebenhaezer di Sumbawa Besar menggunakan metode design� thinking, yaitu inspiration (understand dan observe), conception (point of view dan ideate), iteration (prototype dan test), dan exposition (tell story dan present). Hasil dari perancangan ini adalah desain ruang ibadah bersifat universal yang memiliki kesan �welcome� dan menciptakan suasana penyertaan Tuhan dalam reformasi Calvinis.

 

Kata kunci: GKT Ebenhaezer; Perancangan Interior; Ruang Ibadah; Suasana��

Penyertaan Tuhan

 

�ABSTRACT

Christ the Lord Church (GKT) Ebenhaezer is a reformed church that follows the tradition of John Calvin (Tasemak). GKT Ebenhaezer Church does not have many ecclesiastical symbols like the Catholic Church The Church should have a good worship space, so that it can support the worship that will be carried out in the church. GKT Ebenhaezer is one of the churches that does not have a good worship space, because there are several problems that interfere with the course of worship. Therefore, it is necessary to carry out interior design that aims to overcome existing problems, namely lack of space, no clear division of space, the need for worship support equipment, and good interior design. The interior design of the GKT Ebenhaezer church in Sumbawa Besar uses design thinking methods, namely inspiration (understand and observe), conception (point of view and ideate), iteration (prototype and test), and exposition (tell story and present). The result of this design is a universal design of worship spaces that have an impression of 'welcome' and create an atmosphere of God's inclusion in the Calvinist Reformation.

 

Keywords: GKT Ebenhazer; Interior Design; Worship Space; Atmosphere of God's Inclusion��������

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

 

PENDAHULUAN

Gereja Kristus Tuhan (GKT) Ebenhaezer merupakan gereja reformed yang mengikuti aliran dari Yohanes Calvin (Harvey, van Teijlingen, & Parrish, 2024). Gereja reformed cenderung memiliki ibadah yang formal dibandingkan dengan kharismatik, karena lebih banyak membahas mengenai doktrin dan jarang membahas hal yang bersifat kehidupan praktis (Wati, 2018). Gedung gereja GKT Ebenhaezer dibangun di Sumbawa Besar, NTB dan diresmikan oleh Bupati Sumbawa, Bapak H. Madelau, ADT pada tanggal 29 Desember 1981 dengan luas bangunan �155m� (Elnanda, 2009). Gereja GKT Ebenhaezer tidak memiliki banyak simbol gerejawi seperti yang ada pada gereja Katolik. Di dalam gereja GKT Ebenhaezer hanya terdapat kain dan salib pada mimbar, lilin, dan pohon natal. Seiring berjalannya waktu,� kebutuhan yang ada di dalam gereja semakin bertambah. Hal ini menyebabkan gereja GKT Ebenhaezer cukup memprihatinkan dengan adanya permasalahan dari ketidakseimbangan antara aktivitas peribadatan, jumlah jemaat, dan kapasitas ruang ibadah (Ketujuh, 2020).

Beberapa permasalahan yang terdapat di gereja GKT Ebenhaezer adalah sebagai berikut (Teng, 2023). Pertama, kurangnya space dan sirkulasi bergerak dalam ruang ibadah. Hal ini menyebabkan gedung gereja tidak dapat menampung seluruh jemaat yang beribadah saat hari raya, salah satunya adalah saat Natal. Pada mulanya, jemaat yang beribadah hanya terdiri dari 4 KK, tetapi seiring berjalannya waktu hingga tahun 2023 akhir ini, yang beribadah sudah melebihi 100 KK (Runnels, 2024).

Kedua, tidak ada pembagian ruang yang jelas untuk Konsistori dan Ruang Administrasi. Hal ini, menyebabkan banyak jemaat duduk dan berlalu-lalang ketika akan melakukan latihan di ruang ibadah, karena pintu masuk ruang ibadah hanya dapat dibuka melalui ruang Konsistori-Admin. Padahal, seharusnya Ruang Majelis bersifat private (Arda, 2023) . Ketiga, dibutuhkan LED screen sebagai pengganti layar LCD untuk menampilkan lirik lagu, warta jemaat, dll. Terakhir, untuk menutupi pintu dan/atau orang yang keluar masuk Konsistori dan Ruang Administrasi dari panggung, maka dibutuhkan pintu kamuflase atau layer untuk menutupinya (Arda, 2023).

Dari beberapa permasalahan tersebut, dapat diidentifikasi bahwa gereja GKT Ebenhaezer memerlukan perancangan interior yang berfokus pada nilai filosofis dan universal design. Nilai filosofis diterapkan dalam perancangan desain untuk menggantikan ornamen atau aksen simbolis dalam gereja, sedangkan universal design untuk menjadi acuan mendesain interior sehingga dapat meningkatkan kinerja, kesehatan dan kesejahteraan, serta persekutuan di dalam gereja (Mubarrok, 2014). Hasil dari perancangan interior gereja GKT Ebenhaezer adalah desain interior gereja yang baik, menciptakan suasana yang nyaman bagi setiap orang yang datang beribadah, dan menambah referensi desain interior gereja (Bera, Maringka, & Utomo, 2017; Simanjuntak & Samosir, 2023).

Ada pun penelitian yang serupa dilakukan oleh Marcelia (2018), dalam penelitiannya yang berjudul �Perancangan Interior Gereja Kristen Perjanjian Baru Cikarang". Metode perancangan yang digunakan pada perancangan ini akan melalui 8 tahapan. yaitu: understand, observe, point of view, ideate, prototype, test, story telling, dan business mode. Perancangan ini bertujuan menghadirkan ciri khas GBI ROCK sesuai dengan Visi dan Misi serta merancang gereja yang minimalis tetapi tetap menghadirkan kesan sakral pada saat jemaat beribadah agar lebih dekat dengan Tuhan. Perancangan Interior GBI ROCK City Square di Surabaya ini ditujukan agar jemaat merasakan visi dan misi Gereja yang tercerminkan dari hasil desain interior dan sebagai wadah jemaat dalam beribadah dengan khusyuk dan memberi kenyamanan

 

����������������

METODE PENELITIAN

 

Perancangan interior gereja GKT Ebenhaezer di Sumbawa Besar menggunakan metode design� thinking (Paris-Est d.school at Ecole des Ponts) yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Understand

Pada tahap ini, perancang melakukan pengumpulan data literatur berkaitan dengan gereja dan memvalidasi data lapangan (Hawila, Sahay, & Widiatry, 2024). Tujuannya untuk mendapat pemahaman umum pada pemecahan masalah, serta membangun asumsi.

2. Observe

Pada tahap ini, perancang melakukan observasi lapangan (mengambil foto dan melakukan pengukuran) dan melakukan interview kepada Hamba Tuhan, Penetua, dan Mahasiswa Praktek. Tujuannya adalah untuk merasakan empati, menemukan kebutuhan, keinginan, dan mengeksplorasi perilaku user.

3. POV

Pada tahap ini, perancang merencanakan inovasi, dan mengkombinasikan pengetahuan tentang user, wawasan, dan kebutuhan gereja. Tujuannya adalah untuk menemukan inti permasalahan yang dapat digunakan untuk merumuskan konsep.

4. Ideate

Pada tahap ini, perancang memikirkan inovasi, melakukan ideasi awal berupa skematik desain, dan membuat konsep desain gereja.

5. Prototype

Pada tahap ini, perancang melakukan proses pengembangan desain gereja , membuat keputusan, visualisasi, dan mempersiapkan berkas desain akhir.

6. Test

Pada tahap ini, perancang melakukan proses uji desain prototype, melakukan analisis, dan komplikasi. Melakukan validasi desain kembali sebelum menjadi desain fix untuk direalisasikan. Melakukan pengamatan dan umpan balik dari orang-orang untuk membuat hipotesis baru.

7. Story Telling

Pada tahap ini, perancang menjelaskan dan mempertahankan keputusan desain gereja melalui penyampaian cerita yang efektif, serta tetap terbuka terhadap kritik dan saran.

8. Present

Pada tahap ini, perancang mempresentasikan hasil desain dan mempersiapkannya untuk diproduksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Konsep

Perancangan interior gereja GKT Ebenhaezer di Sumbawa Besar ini menggunakan konsep filosofis penyertaan Tuhan dalam perjalanan Yohanes Calvin untuk membawa reformasi gereja. Pendekatan desain dalam perancangan ini menggunakan universal design yang difokuskan pada penataan layout kursi ruang ibadah dan penggunaan ramp. Gaya desain yang digunakan adalah modern design sesuai dengan permintaan dari pihak gereja. Pemilihan warna, tekstur, dan bentuk disesuaikan dari 3 kategori diatas.

Inti dari penjabaran konsep diatas adalah desain ruang ibadah bersifat universal dan memiliki kesan �welcome� sehingga setiap orang dapat merasa diterima dan layak untuk beribadah, bersekutu, dan melayani.. Selain itu, ruang ibadah memiliki suasana yang dapat membuat jemaat merasakan perjalanan reformasi Yohanes Calvin dan penyertaan Tuhan dalam hidup ini (Istyana, 2018).

2. Layout

Layout dari perancangan gereja ini menggunakan universal design sebagai acuan dalam mengatur tata letak perabotan terutama kursi jemaat dengan tujuan memaksimalkan space dan sirkulasi gerak sehingga dapat menciptakan kenyamanan dalam beribadah. Pada kedua sisi ruang ibadah terdapat pintu yang dapat digunakan untuk keluar-masuk jemaat (selain melalui pintu utama) dan bertujuan untuk mempercepat evakuasi ketika ada bencana. Pada entrance, terdapat ramp yang dapat digunakan bagi pengguna kursi roda. Pada mezzanine,� terdapat area khusus untuk tim multimedia sehingga tidak mengganggu jemaat dalam beribadah (Subagio, Utomo, & Susan, 2017).

 

 

 

 

Gambar 1. Layout Lantai 1 Perancangan Interior Gereja GKT Ebenhaezer

����

Gambar 2 Layout Mezzanine Perancangan Interior Gereja GKT Ebenhaezer

3. Main Entrance

Berikut adalah tampak depan dari main entrance hasil Perancangan Gereja GKT Ebenhaezer di Sumbawa Besar.

Gambar 3 Main Entrance Perancangan Interior Gereja GKT Ebenhaezer

Pada Main Entrance terdapat ramp, majalah dinding, signage, dan digital display. Ramp dapat membantu jemaat yang menggunakan kursi roda. Majalah dinding digunakan sebagai tempat menempel foto-foto jemaat dalam acara tertentu. Signage untuk membantu mengarahkan jemaat kepada Ruang Admin, Ruang Rapat Majelis, Toilet, dan lain-lain. Digital display sebagai platform untuk menampilkan jadwal ibadah, poster seminar, dan kegiatan lainnya.

4. Perspektif

Berikut adalah beberapa perspektif hasil Perancangan Gereja GKT Ebenhaezer di Sumbawa Besar.

 

Ruang Ibadah

Gambar 4.1 Ruang Ibadah

Gambar 4.2 Ruang Ibadah

Gambar 4.3 Ruang Ibadah

Gambar 4.4 Ruang Ibadah

 

Pengolahan lantai, dinding, dan plafon memiliki filosofi penyertaan Tuhan dalam proses Yohanes Calvin membawa reformasi gereja. Bentuk stilasi burung merpati, menggambarkan penyertaan Roh Kudus. Panel kayu yang berwarna coklat dan hitam, disusun dengan metode timbul dan masuk ke dalam, menggambarkan perjalanan reformasi Calvinis memiliki kesan susah dan senang. Dengan demikian, diharapkan jemaat juga dapat menyadari dan tetap percaya bahwa Tuhan selalu menyertai mereka di dalam setiap musim kehidupan . (Tarigan & Hermanto, 2021)

Pengolahan ruang ibadah menggunakan gaya desain modern sesuai dengan permintaan dari pihak Gereja GKT Ebenhaezer Sumbawa. Oleh sebab itu, desainnya menggunakan permainan garis, bentuk yang minimalis, dan warna netral. Jendela dibuat miring 30� dan menggunakan material frosted glass. Hal ini bertujuan agar cahaya sinar matahari mengarah ke panggung yang memberi kesan �hadirat Tuhan� dan jemaat juga tidak terlalu merasa panas sehingga nyaman beribadah. Selain itu, penggunaan frosted glass dapat mengantisipasi gangguan orang berlalu-lalang di teras gereja.

 

Gambar 4.5 Ruang Ibadah area mezzanine

Gambar 4.6 Ruang Ibadah area mezzanine

Gambar 4.7 Ruang Ibadah

 

 

 

Pada mezzanine, terdapat area untuk kursi jemaat dan area untuk tim multimedia. Tujuannya adalah agar ibadah dapat berjalan dengan baik dan masing-masing dapat beraktivitas sesuai kebutuhannya.

Ruang Rapat Majelis

Gambar 4.8 Ruang Rapat Majelis

Gambar 4.9 Ruang Rapat Majelis

Ruangan ini bersifat private dan digunakan untuk rapat sehingga tidak banyak perabotan di dalamnya. Storage digunakan untuk menyimpan berkas, jubah, dan stola. Kursi dan ukuran meja disesuaikan dengan kapasitas Majelis dan Hamba Tuhan. Terdapat jendela pada 2 sisi sehingga dapat memaksimalkan pencahayaan alami dan terjadi cross ventilation. Di dalam ruangan ini terdapat pintu kamuflase yang mengarah ke ruang ibadah.

 

Ruang Admin

Gambar 4.10 Ruang Admin

Gambar 4.11 Ruang Admin

 

Ruang Admin bersifat semi-private digunakan sebagai tempat administrator gereja bekerja dan sebagai tempat menunggu bagi jemaat yang mau latihan untuk pelayanan. Di dalam ruangan ini terdapat pintu kamuflase yang mengarah ke ruang ibadah.

KESIMPULAN

Gereja Kristus Tuhan (GKT) Ebenhaezer merupakan gereja reformed yang mengikuti aliran dari Yohanes Calvin sehingga tidak banyak menggunakan simbol dan lebih menekankan pengajaran. Perancangan interior Gereja GKT Ebenhaezer di Sumbawa membawa filosofi dengan desain yang modern dan universal sebagai pengganti simbol-simbol. Filosofi penyertaan Tuhan kepada Yohanes Calvin saat melakukan reformasi dalam desain ini diharapkan dapat membuat jemaat selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Desain yang universal juga diharapkan dapat menolong jemaat dalam beribadah dengan nyaman dan merasa diterima. Dengan demikian, jemaat dapat rajin beribadah.

DAFTAR PUSTAKA

Arda, Asli. (2023). Arbitration Clauses and Third Parties. Informa Law from Routledge.

Bera, Rambu Rada, Maringka, Breeze, & Utomo, Bambang Joko Wiji. (2017). Gereja Kristen Dikota Malang, Tema Arsitektur Simbolis. Pengilon: Jurnal Arsitektur, 1(02), 25�38.

Elnanda, R. M. (2009). Pengolahan koleksi pandang dengar di perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.

Harvey, Orlanda, van Teijlingen, Edwin, & Parrish, Margarete. (2024). Using a range of communication tools to interview a hard-to-reach population. Sociological Research Online, 29(1), 221�232.

Hawila, Hawila, Sahay, Abertun Sagit, & Widiatry, Widiatry. (2024). Sistem Informasi Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) di Kepengurusan Wilayah Kota Waringin Timur. Journal of Information Technology and Computer Science, 4(1), 1�12.

Istyana, Ariel Kusuma. (2018). Aturan Musik Liturgi Gereja Kristen Indonesia Coyudan Surakarta. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Ketujuh, Hari. (2020). Strategi Adaptasi Jemaat Gmahk (Gereja Masehi Advent.

Marcellia, Monica, Honggowidjaja, Stephanus P., & Kattu, Grace Setiati. (2018). Perancangan Interior Gereja Bethel Indonesia Representative Of Christ Kingdom (ROCK) City Square Di Surabaya. Intra, 6(2), 780�785.

Mubarrok, Noor Zakiy. (2014). Dekonstruksi Dalam Arsitektur: Perancangan City Hotel Dengan Makna Batik Kawung Sebagai Referensi Desain. Dalam Tugas Akhir ITS Malang, Http://Repository. Its. Ac. Id/402/3/3213207011-Master_Theses. Pdf.

Runnels, Charles. (2024). Charles Runnels, interviewed by Gary Waters, Part 3.

Simanjuntak, M. Marihot, & Samosir, Yunita Vebry Yanti. (2023). Makna Simbol Bangunan Gereja Inkulturatif Pakpak terhadap Penghayatan Iman dalam Liturgi. Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH), 5(2), 183�195.

Subagio, Janice Natalia, Utomo, Tri Noviyanto P., & Susan, M. Y. (2017). Perancangan Interior Gereja Gpdi Tikala Di Manado. Kreasi, 2(2), 200�231.

Tarigan, Sayang, & Hermanto, Yanto Paulus. (2021). Kepemimpinan Tuhan Yesus Di Masa Krisis Sebagai Model Kepemimpinan Kristen Saat Ini. HARVESTER: Jurnal Teologi Dan Kepemimpinan Kristen, 6(1), 38�54.

Teng, Michael. (2023). Pemahaman Pimpinan Sinode Gereja Kristus Tuhan Mengenai Eklesiologi Reformed Sebagai Dasar Kebijakan Pelayanan Digital Gereja. Sekolah Tinggi Teologi SAAT Malang.

Wati, Rima Fitria. (2018). Doktrin Makanan Dan Minuman Menurut Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Desa Banjar Agung Kacamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. UIN Raden Intan Lampung.