�

Lentera: Multidisciplinary Studies

Volume 2 Number 3, May, 2024

p- ISSN: 2987-2472 | e-ISSN: 2897-7031

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING (STATUS EKONOMI DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF) PADA BALITA �USIA 25-59 BULAN

����������������������������������������������������������������������

Chaidir Achmad1, Rudi Purnomo2, Sartim3, Wita Ratnayulis4, Selly Sepika5

Universitas Mitra Bangsa, Indonesia

E-mail : [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5

ABSTRAK

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di negara berkembang. Kondisi ini ditandai oleh pertumbuhan fisik yang terhambat pada anak-anak balita, yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan kesehatan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan, dengan fokus pada dua variabel utama: status ekonomi keluarga dan pemberian ASI eksklusif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari sejumlah balita dalam rentang usia tersebut melalui wawancara dan pengukuran antropometri. Hasil analisis menunjukkan bahwa status ekonomi yang rendah secara signifikan berhubungan dengan peningkatan risiko stunting pada balita. Selain itu, balita yang tidak menerima ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami stunting dibandingkan dengan mereka yang menerima ASI eksklusif. Penelitian ini menegaskan pentingnya intervensi gizi dan dukungan ekonomi sebagai strategi utama dalam pencegahan stunting. Upaya peningkatan status ekonomi keluarga dan promosi pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kesehatan serta perkembangan anak secara menyeluruh.

 

Kata Kunci: Stunting, Status Ekonomi, ASI Eksklusif, Balita, Gizi, Kesehatan Anak

�����������������������������������������������������������

��������������������������������������������������������������������������������� ABSTRACT

Stunting is a significant public health problem, especially in developing countries. This condition is characterized by stunted physical growth in children under five, which can affect cognitive development and overall health. This study aims to analyze factors related to the incidence of stunting in toddlers aged 25-59 months, with a focus on two main variables: family economic status and exclusive breastfeeding. The research method used was an analytical survey with a cross-sectional approach. Data was collected from a number of toddlers in this age range through interviews and anthropometric measurements. The results of the analysis show that low economic status is significantly associated with an increased risk of stunting in toddlers. In addition, toddlers who do not receive exclusive breast milk during the first six months of life have a higher chance of experiencing stunting compared to those who receive exclusive breast milk. This research emphasizes the importance of nutritional interventions and economic support as the main strategy in preventing stunting. Efforts to improve the economic status of families and promote exclusive breastfeeding are expected to reduce the prevalence of stunting and improve children's overall health and development.

 

Keyword: Stunting, Economic Status, Exclusive Breastfeeding, Toddlers, Nutrition, Children's Health

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

 

 

 

 

PENDAHULUAN

 

Peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan memiliki relevansi yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga, terutama dalam konteks usaha kecil menengah (UKM) (Hanafi, Sitorus, Wibowo, Akromah, & Pramudya, 2024; Indiworo, 2016). Di Kebon Pedas Sukabumi, seperti di banyak daerah di Indonesia, program Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Wiraswasta untuk Kesejahteraan Keluarga Sejahtera (P2WKSS) telah menjadi salah satu inisiatif penting dalam upaya meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya perempuan (Larasati, 2018);(Huriani, Dulwahab, & Annibras, 2021).

Perempuan memiliki peran sentral dalam struktur keluarga dan komunitas, namun sering kali menghadapi tantangan akses terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan yang dapat meningkatkan peran serta mereka dalam kegiatan ekonomi (Masripah, Holis, & Fatonah, 2023). Oleh karena itu, integrasi manajemen pendidikan dengan pemberdayaan perempuan menjadi krusial dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan UKM yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan keluarga (Armada, Rozi, Hadityo, Direja, & Mayangjati, 2024; Fadhil, 2020).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam konteks UKM dan program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan, dengan fokus pada dua variabel utama: status ekonomi keluarga dan pemberian ASI eksklusif. Dengan memahami secara mendalam implementasi program P2WKSS dan dampaknya terhadap kesejahteraan keluarga, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pemahaman tentang pentingnya upaya ini dalam memajukan masyarakat local (Setyawati, 2022);(Fadhil, 2020).

Kebon Pedas Sukabumi, seperti banyak daerah di Indonesia, merupakan kawasan yang masih menghadapi tantangan dalam hal pembangunan sosial dan ekonomi (Simanjuntak, 2017). Di tengah kondisi ini, perempuan sering kali menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya dan peluang (Palaon & Dewi, 2019). Meskipun memiliki potensi besar untuk berperan dalam meningkatkan kondisi keluarga dan masyarakat, namun akses mereka terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan sering kali terbatas.

Program P2WKSS hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan keluarga di tingkat local (Abyan, 2023). Melalui pendekatan yang terintegrasi antara manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan, program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada perempuan dalam mengelola usaha mikro serta meningkatkan peran serta mereka dalam pembangunan ekonomi (Putranti & Swastuti, 2023; Wardani, Yuwono, Khairunnisa, & Jumriah, 2024).

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, dengan fokus pada kasus UKM dan implementasi program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Secara khusus, penelitian ini akan mengidentifikasi dampak program P2WKSS terhadap peningkatan keterampilan dan pengetahuan perempuan dalam mengelola usaha mikro, serta kontribusinya terhadap kesejahteraan keluarga di tingkat lokal.

Metode penelitian yang digunakan adalah campuran antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan peserta program P2WKSS, observasi partisipatif, dan penyebaran kuesioner terstruktur kepada keluarga peserta. Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi pola dan tema yang muncul, serta memahami dampak program P2WKSS terhadap kesejahteraan keluarga.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya integrasi manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya dalam konteks UKM dan program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan pembangunan ekonomi di tingkat lokal.

.

METODE PENELITIAN

 

Penelitian ini mengadopsi pendekatan campuran antara metode kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan campuran ini dipilih untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, dengan fokus pada kasus UKM dan implementasi Program Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Wiraswasta untuk Kesejahteraan Keluarga Sejahtera (P2WKSS) di Kebon Pedas Sukabumi. Wawancara mendalam akan dilakukan dengan peserta program P2WKSS untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang pengalaman, persepsi, dan dampak program terhadap kehidupan mereka dan keluarga. Observasi partisipatif akan dilakukan untuk mengamati secara langsung interaksi dan dinamika dalam pelaksanaan program P2WKSS, serta lingkungan sosial dan ekonomi tempat program tersebut berlangsung. Kuesioner terstruktur akan disebar kepada keluarga peserta program P2WKSS untuk mengumpulkan data tentang perubahan dalam aspek-aspek tertentu seperti pendapatan keluarga, akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta peningkatan keterampilan manajerial.

Data kualitatif dan kuantitatif akan dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi pola, tema, dan tren yang muncul dari hasil wawancara, observasi, dan kuesioner.

Data dari kedua pendekatan akan diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Pendekatan campuran ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang dampak Program P2WKSS terhadap kesejahteraan keluarga dan peran manajemen pendidikan serta pemberdayaan perempuan dalam konteks UKM di Kebon Pedas Sukabumi (Huriani et al., 2021). Dengan menggabungkan kedua pendekatan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan temuan yang berharga untuk mendukung pengembangan kebijakan dan program-program pemberdayaan perempuan yang lebih efektif di masa depan.

 

Pengumpulan Data:

1. Wawancara Mendalam : Wawancara akan dilakukan dengan 10 hingga 15 peserta program P2WKSS yang dipilih secara purposif. Pertanyaan akan difokuskan pada pengalaman mereka selama mengikuti program, perubahan yang mereka alami dalam pengelolaan usaha mikro, dan dampaknya terhadap kesejahteraan keluarga.

2. Observasi Partisipatif : Peneliti akan berpartisipasi dalam kegiatan program P2WKSS untuk mengamati secara langsung interaksi antara peserta program, fasilitator, dan materi yang diajarkan. Observasi akan mencakup proses pembelajaran, aktivitas kelompok, dan interaksi sosial di dalam kelas.

3. Kuesioner Terstruktur : Kuesioner akan disebarkan kepada 50 hingga 100 keluarga peserta program P2WKSS untuk mengumpulkan data tentang perubahan dalam pendapatan keluarga, akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta peningkatan keterampilan manajerial yang dirasakan.

 

Data kualitatif dari wawancara mendalam dan observasi akan dianalisis menggunakan pendekatan analisis konten. Tema-tema utama akan diidentifikasi dan diinterpretasikan untuk memahami dampak program P2WKSS pada keterampilan dan pengetahuan peserta, serta kesejahteraan keluarga. Data kuantitatif dari kuesioner akan dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Frekuensi, rata-rata, dan perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah mengikuti program akan dieksplorasi untuk mengevaluasi dampaknya terhadap variabel-variabel tertentu.

Dengan menggunakan pendekatan campuran ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Hasil analisis akan memberikan temuan yang berharga untuk mendukung perbaikan dan pengembangan program pemberdayaan perempuan di masa depan.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi berhasil mengintegrasikan manajemen pendidikan dengan pemberdayaan perempuan dalam konteks UKM. Melalui pelatihan keterampilan wiraswasta, peserta program memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola usaha mikro mereka dengan lebih efektif. Peserta program mengalami peningkatan dalam berbagai aspek pemberdayaan perempuan, seperti peningkatan pengetahuan tentang manajemen usaha, keuangan, dan pemasaran. Mereka juga melaporkan peningkatan kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengambil keputusan, yang merupakan aspek penting dari pemberdayaan perempuan.

Program P2WKSS memiliki dampak positif yang signifikan terhadap ke (Huriani et al., 2021)sejahteraan keluarga peserta. Peningkatan pendapatan dari usaha mikro perempuan secara langsung berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan dasar keluarga, seperti pendidikan anak, kesehatan, dan pangan.

Program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan keluarga melalui integrasi manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam UKM. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta dalam mengelola usaha mikro berdampak positif pada pendapatan keluarga dan pemenuhan kebutuhan dasar. Namun demikian, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga keberlanjutan program dan meningkatkan dampaknya secara luas. Diperlukan upaya untuk memperluas cakupan program, meningkatkan aksesibilitas bagi perempuan di daerah pedesaan, serta memastikan adanya dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya (Huriani et al., 2021).

Penelitian ini menyoroti pentingnya peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Integrasi yang efektif antara pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam konteks UKM memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan perempuan dan keluarga mereka. Rekomendasi untuk pengembangan lebih lanjut termasuk perluasan cakupan program, peningkatan aksesibilitas, dan peningkatan kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung keberlanjutan program ini. Dengan demikian, program-program pemberdayaan perempuan seperti P2WKSS dapat terus memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan pembangunan ekonomi di tingkat loka (Feni, 2023)l.

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa implikasi kebijakan yang dapat dipertimbangkan untuk mendukung keberlanjutan program P2WKSS dan pemberdayaan perempuan secara lebih luas: Pemerintah perlu meningkatkan dukungan finansial dan teknis untuk program-program pemberdayaan perempuan seperti P2WKSS. Hal ini dapat dilakukan melalui alokasi anggaran yang memadai serta penyediaan infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan.

Program P2WKSS perlu diperluas agar lebih banyak perempuan, terutama yang berada di daerah pedesaan atau terpinggirkan, dapat mengakses pelatihan dan bantuan yang serupa. Ini memerlukan strategi untuk meningkatkan jangkauan program dan memastikan inklusivitas dalam partisipasi. Kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta perlu ditingkatkan untuk mendukung program-program pemberdayaan perempuan. Kemitraan ini dapat mencakup berbagai bentuk dukungan, mulai dari penyediaan pelatihan hingga akses modal dan pemasaran. Selain itu, terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya guna mendalami dan memperluas pemahaman tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (Alfiana, Lubis, Suharyadi, Utami, & Sipayung, 2023).

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dari program P2WKSS terhadap kesejahteraan keluarga dan perkembangan usaha mikro peserta. Ini dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan jangka panjang program. Studi perbandingan antara program-program pemberdayaan perempuan yang berbeda dapat memberikan pemahaman tambahan tentang faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan dan keberlanjutan program. Ini dapat membantu dalam identifikasi praktik terbaik dan strategi yang efektif. Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya integrasi manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, program-program pemberdayaan perempuan memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan perempuan dan keluarga mereka. Dengan mendukung keberlanjutan program ini melalui kebijakan yang tepat dan penelitian yang berkelanjutan, kita dapat memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi dan sosial di tingkat lokal dan nasional. Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait perlu memperkuat dukungan mereka terhadap program-program pemberdayaan perempuan seperti P2WKSS. Hal ini dapat dilakukan melalui:

�Penting bagi pemerintah untuk mengalokasikan anggaran yang cukup untuk mendukung program-program pemberdayaan perempuan, termasuk pendanaan untuk pelatihan, bantuan modal usaha, dan infrastruktur pendukung lainnya. Kerjasama lintas sektor antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta perlu ditingkatkan. Ini dapat mencakup penyediaan sumber daya tambahan, akses ke pasar, dan bantuan teknis untuk meningkatkan keberlanjutan program (Simanjuntak, 2017).

�Program-program pemberdayaan perempuan perlu dijangkau oleh lebih banyak perempuan, termasuk yang tinggal di daerah pedesaan atau terpinggirkan. Upaya perlu dilakukan untuk memperluas cakupan program dan meningkatkan aksesibilitasnya bagi semua kelompok perempuan. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dari program P2WKSS terhadap kesejahteraan keluarga dan keberlanjutan usaha mikro peserta. Ini dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan jangka panjang program. Melakukan studi perbandingan antara program-program pemberdayaan perempuan yang berbeda untuk mengevaluasi keefektifan dan keberlanjutan masing-masing program. Hal ini dapat membantu dalam mengidentifikasi praktik terbaik dan strategi yang efektif (Alfiana et al., 2023).

Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat meningkatkan efektivitas program-program pemberdayaan perempuan seperti P2WKSS, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengurangi kesenjangan gender di Indonesia.

KESIMPULAN

Dalam kesimpulan naskah jurnal "Sinergi Manajemen Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan pada UKM: Studi Kasus Dampak P2WKSS Terhadap Kesejahteraan Keluarga di Kebon Pedas, Sukabumi", dapat disimpulkan bahwa Program Pemberdayaan Wanita dan Keluarga Sejahtera (P2WKSS) memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga di wilayah tersebut. Sinergi antara manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai hasil yang optimal dari program ini.

Implikasi dari penelitian ini memiliki dampak yang luas, baik dalam konteks kebijakan, praktik lapangan, maupun penelitian akademis. Pemerintah daerah diharapkan untuk memperkuat dukungan terhadap Program P2WKSS dan mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan UKM dan kesejahteraan keluarga. Para praktisi di lapangan perlu memperhatikan pentingnya pendekatan holistik dalam merancang program-program pemberdayaan perempuan yang efektif, sementara para akademisi dapat menggunakan temuan penelitian ini sebagai landasan untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti bagi pemahaman kita tentang pentingnya sinergi antara manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam mencapai kesejahteraan keluarga dan pembangunan UKM di tingkat lokal. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pijakan untuk langkah-langkah kebijakan dan praktik yang lebih efektif dalam mendukung perempuan dan keluarga di berbagai wilayah, termasuk Kebon Pedas, Sukabumi, serta menginspirasi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abyan, Muhammad. (2023). Strategi Pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Melalui Kelompok Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Tulip di Kelurahan Baktijaya Kota Depok. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif ï¿½.

Alfiana, Alfiana, Lubis, Reza Fahlevi, Suharyadi, Moh Rohim, Utami, Eva Yuniarti, & Sipayung, Baren. (2023). Manajemen Risiko dalam Ketidakpastian Global: Strategi dan Praktik Terbaik. Jurnal Bisnis Dan Manajemen West Science, 2(03), 260�271.

Armada, Silvano, Rozi, Chaidir, Hadityo, Catur Hendro, Direja, Dede Sujana, & Mayangjati, Intan. (2024). Pemberdayaan Umkm Dengan Fokus Pada Peran Wanita: Inovasi Digitalisasi Pemasaran Di Kecamatan Kebon Pedas, Sukabumi. Blantika: Multidisciplinary Journal, 2(3), 311�316.

Fadhil, Mursyid Al. (2020). Analisis Konsep Triple Helix dalam Mendorong Pengembangan Industri Kreatif sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Kelompok Masyarakat Pengrajin Tenun Sulam Tapis di Pekon Argopeni Kecamatan Sumber Rejo Kabupaten Tanggamus). UIN Raden Intan Lampung.

Feni, Auralia. (2023). Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Di Way Lunik Panjang Bandar Lampung. Uin Raden Intan Lampung.

Hanafi, Hanafi, Sitorus, Sitorus, Wibowo, Syafrudin, Akromah, Pepih, & Pramudya, Dani. (2024). Strategi Pemberdayaan UMKM: Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pengembangan Tata Kelola Manajemen Kesehatan Di Kecamatan Kebon Pedas, Sukabumi. Blantika: Multidisciplinary Journal, 2(3), 330�335.

Huriani, Yeni, Dulwahab, Encep, & Annibras, Nablurrahman. (2021). Strategi penguatan ekonomi perempuan berbasis keluarga. Lekkas.

Indiworo, Hawik Ervina. (2016). Peran perempuan dalam meningkatkan kinerja UMKM. EQUILIBRIA PENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi, 1(1), 40�58.

Larasati, Mentari. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pendidikan dan Ekonomi (Studi Program Pelatihan PKK di Desa Talang Mulya, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran).

Masripah, Masripah, Holis, Ade, & Fatonah, Nurul. (2023). Upaya Pemberdayaan Perempuan Serta Pengelolaan Potensi Kampung Sukasenang Melalui Kegiatan Pengolahan Permen Jelly Dan Keripik Dari Wortel. Mahatani: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal), 6(2), 294�306.

Palaon, Hilman, & Dewi, Laksmi Andam. (2019). Pemberdayaan Perempuan Melalui Kewirausahaan Sosial Dalam Mendorong Kemandirian Ekonomi. Jakarta: The National Team For The Acceleration of Poverty Reduction (TNP2K).

Putranti, Honorata Ratnawati Dwi, & Swastuti, Endang. (2023). Menyongsong Masa Depan Yang Lebih Inklusif: Pemberdayaan Perempuan Melalui Kampung Bangkit Di Kota Semarang (Pengelolaan Produk Ramah Lingkungan). Badan Penerbit Stiepari Press.

Setyawati, Eka Sri. (2022). Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi Masyarakat, Pengelolaan dan Alokasi Dana Desa (ADD) terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada Kecamatan Reban Kabupaten Batang). Universitas Islam Sultan Agung.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. (2017). Konsepku Mensukseskan Otonomi Daerah: Membangun Indonesia Berkeadilan Sosial-Ekonomi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Wardani, Aulia Nurlaili Kusuma, Yuwono, Sapto, Khairunnisa, Khairunnisa, & Jumriah, Jumriah. (2024). Pemberdayaan Perempuan Dalam Bisnis Online: Peluang Dan Tantangan Di Era Digital. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(2), 3924�3931.