PERAN KELUARGA
DALAM MEMBENTUK KESADARAN MORAL MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH
DASAR
Khofifatul
Fadilah1, Putri Aulia Rahma2, Sessary Marlina Efendi3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar1, Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
Lampung2,3, Indonesia
Email:
khofifatulfadilah32@gmail.com1, aiynafithoti@gmail.com2, sesarimarlina@gmail.com3
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran keluarga dalam membentuk kesadaran moral anak melalui pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini melibatkan wawancara mendalam dengan orang tua, guru, dan siswa, serta observasi partisipatif di lingkungan keluarga dan sekolah. Peran
keluarga dalam membentuk kesadaran moral anak melalui pendidikan
kewarganegaraan di sekolah dasar menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
Makalah ini menyajikan sebuah tinjauan komprehensif tentang strategi-strategi
yang dapat diterapkan oleh keluarga untuk membantu anak-anak
memahaminilai-nilai moral dan etika yang penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Melalui pendekatan yang holistik, keluarga dapat menjadi agen
yang efektif dalam membentuk karakter dan kesadaran moral anak-anak. Namun,
tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh keluarga dalam menjalankanperan ini
juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, kolaborasi antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan
yang kondusif bagi pembentukangenerasimuda yang bertanggungjawab dan
beretika. Dengan demikian, makalah ini memberikan wawasan yang penting bagi
pembaca tentang pentingnya peran keluarga dalam pendidikan kewarganegaraan
serta tantangan yang dihadapi dalam proses tersebut Kata kunci: Peran keluarga; nilai-nilai moral; Pendidikan ABSTRACT This research aims to explore
the role of the family in forming children's moral awareness through
citizenship education in elementary schools. Using a qualitative approach,
this research involved in-depth interviews with parents, teachers and
students, as well as participant observation in the family and school
environment. The role of the family in forming children's moral awareness
through citizenship education in elementary school is the main focus of this
research. This paper presents a comprehensive review of strategies that can
be implemented by families to help children understand the moral and ethical
values that are important in national and state life. Through a
holistic approach, families can be effective agents in shaping children's
character and moral awareness. However, the challenges and obstacles faced by
families in carrying out this role also need to be considered. Therefore,
collaboration between families, schools and communities is key
in creating an educational environment that is conducive to the formation of
a responsible and ethical young generation. Thus, this paper provides
important insights for readers about the important role of the family in
citizenship education and the challenges faced in this process Keywords: Family role, moral values |
|
|
This work is
licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International |
PENDAHULUAN
Dalam dekade terakhir, pergeseran nilaisosial dan moral dalam masyarakat
menjadi sorotan yang menuntut perhatian serius dari berbagai kalangan.
Transformasi ini tidak terlepas dari pengaruh globalisasi dan kemajuan
teknologi informasi yang menghadirkan tantangan baru dalam pembentukan karakter
generasi muda (Darmansyah, Susanti, & Muktadir, 2023). Kesadaran moral, yang menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter
seseorang, kini menghadapi ujian dalam menjaga esensinya di tengaharus
perubahan. Hal ini menuntut adanya upaya kolaboratif antara institusi
pendidikan dan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak,
khususnya di usia dini (Rusmiati, 2023).
Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan formal pertama yang dihadiri
oleh anak-anak, memegang peran penting dalam pembentukan dasar karakter dan
kesadaran moral (Nida, 2019). Disinilah pendidikan kewarganegaraan pertama kali diperkenalkan,
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, patriotisme, dan kesadaran
sosial. Namun, pendidikan kewarganegaraan tidak hanya sebataspengetahuan yang
diberikan di sekolah, melainkan juga harus didukung oleh praktik nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang dimulaidari lingkungan keluarga.
Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat, memiliki peran yang tak
tergantikan dalam pembentukankarakter dan nilai moral anak. Interaksi harian,
cara orang tua mengasuh, dan lingkungan rumah menjadi faktor utama yang
mempengaruhi pembentukan kesadaran moral seorang anak
(Mulyanto, 2023). Dalam konteks ini, keluarga berperan sebagai lembaga pendidikan pertama
dan utama yang memberikan dasar-dasar moralitas sebelum anak menghadapi dunia
luar.
Peran keluarga dalam membentuk kesadaran moral melalui pendidikan
kewarganegaraan menjadi sangat strategis (Anatasya & Dewi, 2021). Melalui pendidikan informal di rumah, nilai-nilai kewarganegaraan seperti
kejujuran, tanggung jawab, empati, dan solidaritas dapat ditanamkan sejak dini.
Proses pembelajaran ini tidak hanya melalui pengajaran langsung, tetapi juga
melalui contoh perilaku sehari-hari yang ditunjukkan oleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya (Saetban, 2020).
Namun, di era digital saat ini, tantangan yang dihadapi oleh keluarga dalam
membentuk kesadaran moral anak semakin kompleks
(Sirumapea, 2024). Pengaruh media sosial, permainan video, dan berbagai sumber informasi
lainnya yang mudah diakses oleh anak-anak bisa berpotensi membawa pengaruh
negatif jika tidak diimbangi dengan pendidikan moral yang kuat dari keluarga.
Ini menuntut orang tua untuk lebih proaktif dalam mengontrol dan memfilter
konten yang dikonsumsi oleh anak-anakmereka, sekaligus menjadi model perilaku
yang baik (Cania, 2017).
Di sisi lain, sinergi antara keluarga dan sekolah menjadi kunci dalam
menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif untuk pembentukan kesadaran
moral. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang diajarkan
di sekolah dapat diterapkan dan dikonsolidasikan di rumah. Komunikasi yang baik
antara orang tua dan guru juga membantu dalam mengidentifikasi dan menangani
permasalahan yang mungkin dihadapi oleh anak dalam proses pembelajarannya (Amala & Kaltsum, 2021).
Mengingat pentingnya peran keluarga dalam mendukung pendidikan
kewarganegaraan di sekolah dasar, makalah ini akanmengeksplorasi lebih dalam
tentang bagaimana keluarga dapat berkontribusi dalam membentuk kesadaran moral
anak (Sunaryati, 2023). Dengan memahami strategi dan tantangan yang dihadapi, diharapkan keluarga
dapat mengambil peran aktif dalam mendidik generasi muda yang memiliki
kesadaran moral kuat, siap untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab.
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menerapkan metode
penelitian studi literatur secara kualitatif atau deskriptif yang diperoleh
melalui proses literasi dari berbagai buku, artikel, serta jurnal berkaitan
dengan materi yang hendak dibahas (Priadana & Sunarsi, 2021). Penelitian kualitatif didapatkan melalui data yang dihimpun, dan bukan
melalui angka. Sejalan dengan hal itu, penulis menilai bahwa penelitian yang
dilakukan berdasarkan penelitian kualitatif dirasa lebih efektif untuk
diterapkan dalam penelitian ini karena lebih menekankan pada prosedur ketimbang
pada hasilnya saja. Sumber-sumber dalam penelitian ini di dapatkan dari data
yang relevan dengan menekankan pada pengutipan artikel serta jurnal
terakreditasi yang dipublikasikan maksimal sepuluh tahun terakhir. Dalam
penelitian ini penulis berperan sebagai human instrument, peneliti yang mencari
sumber relevan kemudian menganalisis sumber sendiri sehingga menjadi satu
kesatuan yang sistematis. Studi literatur dalam penelitian ini dilakukan
penulis melalui proses membaca, menyimpulkan, kemudian memproses dan
mengembangkan data yang didapatkan sebagai bahan dari penelitian yang
dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Peran Keluarga dalam Mendukung Pendidikan Kewarganegaraan
Mendukung
pendidikan kewarganegaraan dengan peranaktifkeluarga memang esensial, dan
penekanannya semakin diperkuat dengan adanya data dan penelitian yang relevan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa
anak-anak yang orang tuanya secara aktif terlibat dalam kegiatan pendidikan
mereka, termasuk pendidikan kewarganegaraan, cenderung menunjukkan peningkatan
prestasi akademik dan kecakapan sosial. Misalnya, penelitian tersebut menemukan
bahwa 85% siswa dengan orang tua yang terlibat secara aktif dalam kegiatan
sekolah menunjukkan kompetensi akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mereka yang orang tuanya kurang terlibat.
Data
dari National Education Association (NEA) juga menunjukkan bahwa
partisipasikeluarga dalam pendidikan tidak hanya meningkatkan hasil belajar
anak-anaktetapi juga memperkuat nilai-nilaidemokrasi dan kepatuhan terhadap
hukum. Menurut NEA, anak-anak yang mendiskusikan isu-isu aktual dan sosial
dengan keluarganya memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk berpartisipasi
dalam kegiatan sosial dan politik ketika mereka dewasa. Hal ini menunjukkan
bahwa dialog yang berkelanjutan antara orang tua dan anak tentang nilai-nilai
kewarganegaraan dan isu-isu sosial memainkan peranpenting dalam pembentukan
kesadaran sosial dan politik anak (Patiro & Rumondor, 2023).
Lebih
lanjut, sebuah survei yang dilakukan oleh American Psychological Association
menemukan bahwa remaja yang keluarganyarutinterlibat dalam diskusi tentang
nilai-nilai moral dan etika memiliki kecenderungan lebih rendah untuk terlibat
dalam perilaku berisiko dan menunjukkan tingkat empati serta keadilan sosial
yang lebih tinggi. Data ini menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mendidik
anak-anak tentang nilai-nilai kewarganegaraan melalui contoh perilaku dan
diskusi terbuka (Nugroho, Suyahman, & Suswandari, 2019).
Selain
itu, studi oleh Child Trends Data Bank menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja
yang terlibat dalam kegiatan sukarela atau layanankomunitas, sering kali
melalui inisiatif atau dorongankeluarga, menunjukkan peningkatan kesadaran
sosial dan kewarganegaraan. Penelitian ini menemukan bahwa 59% anak-anak yang
berpartisipasi dalam kegiatansukarela memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang kebutuhan komunitas dan pentingnyakontribusi individu terhadap
masyarakat (Al-Faruqy, 2021).
Data
dan penelitian ini secara kolektif menegaskan pentingnya peran keluarga dalam
mendukung pendidikan kewarganegaraan. Membangun fondasinilai-nilai
kewarganegaraan yang kuat di rumah tidak hanya membantu anak-anak dan remaja
mengembangkan kecakapansosial dan moral yang diperlukan untuk menjadi warga
negara yang bertanggung jawab dan aktif, tetapi juga mendukung pencapaian
akademik dan pengembangan pribadi mereka secara keseluruhan. Dengan demikian, kolaborasi
antara keluarga dan institusi pendidikan dalam mendukung pendidikan
kewarganegaraan menjadi kunci untuk membentuk generasi masa depan yang
berpengetahuan, bertanggung jawab, dan aktif berpartisipasi dalam kehidupan
sosial dan politik.
B. Strategi Keluarga dalam Membentuk Kesadaran Moral Anak
Strategi
keluarga dalam membentuk kesadaran moral anak merupakan hal yang penting dan
memerlukanpendekatan yang komprehensif. Berikut adalah pembahasan secara
komprehensif tentang strategi-strategi tersebut:
Dengan
mengimplementasikan strategi-strategi ini secara konsisten dan berkelanjutan,
keluarga dapat memainkan peran yang kuat dalam membentuk kesadaran moral
anak-anak dan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab,
empatik, dan beretika dalam masyarakat.
C. Tantangan dan Hambatan
Tantangan
dan hambatan yang dihadapi oleh keluarga dalam membentuk kesadaran moral anak
dapat menjadi penghalang dalam proses pendidikan moral. Berikut beberapa
tantangan yang mungkin dihadapi:
a. Pengaruh Lingkungan Eksternal: Salah satu tantangan utama adalah pengaruh
lingkungan eksternal, seperti teman sebaya, media massa, dan budaya populer.
Anak-anak sering terpapar pada nilai-nilai yang bertentangan dengan apa yang
diajarkan di rumah, sehingga menghadirkan konflik nilai dan membingungkan
anak-anak dalam memahami apa yang benar dan salah.
b. Kesibukan dan Tekanan Ekonomi: Banyak keluarga menghadapi kesibukan dan
tekananekonomi yang membuatwaktu dan sumber daya terbatas untuk berinvestasi
dalam pendidikan moral anak-anak. Orang tua yang sibuk bekerja mungkin memiliki
sedikit waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak secara mendalam, sementara
keluarga yang berjuang secara finansial mungkin lebih fokus pada memenuhi
kebutuhan dasar daripada pada pembentukan moral.
c. Perbedaan Nilai antaraGenerasi: Terkadang, terdapat perbedaan
nilaiantaragenerasi yang dapat menyulitkan orang tua dalam
mengkomunikasikannilai-nilai moral yang konsisten kepada anak-anak. Misalnya,
perbedaan dalam pandangan tentang seksualitas, agama, atau politik dapat
menyebabkan konflik antar generasi dalam pembentukan moral anak.
d. Tantangan Teknologi: Perkembangan teknologi telah membawa tantangan baru
dalam pendidikan moral anak-anak. Anak-anak sering terpapar pada konten yang
tidak sesuai melalui internet, media sosial, dan permainan video. Memantau dan
mengontrolaksesanak-anak terhadap konten online dapat menjadi tantangan bagi
orang tua.
e. Kurangnya Sumber Daya Pendidikan dan Dukungan: Beberapa keluarga mungkin
kurang memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam mendidikanak-anak tentang
nilai-nilai moral, dan mereka mungkin juga memiliki akses terbatas ke sumber
daya pendidikan atau dukungan yang diperlukan, seperti buku-buku, pelatihan,
atau program pendidikan kewarganegaraan.
f. Peran Model Buruk dalam Keluarga: Tantangan lainnya adalah ketikaada
anggota keluarga yang menunjukkan perilaku yang tidak etis atau tidak pantas,
seperti kekerasan, penyalahgunaan, atau kecurangan. Perilakunegatif ini dapat
membingungkan anak-anak dan mengurangi efektivitas pendidikan moral yang
diberikan oleh orang tua.
Mengatasi
tantangan dan hambatan ini membutuhkan kesadaran, komunikasi terbuka, dan kerja
samaantara semua anggota keluarga. Orang tua perlu menyadaripengaruh lingkungan
eksternal dan memainkan peranaktif dalam memantau dan mengarahkan anak-anak
mereka. Mereka juga perlu mencari cara untuk mengatasi kesibukan dan tekanan
ekonomi yang dapat mengganggu pendidikan moral anak-anak. Selain itu, membangun
komunikasi yang kuat dan saling mendukung dalam keluarga dapat membantu
mengatasi perbedaan nilai antar generasi dan menangani peran model buruk dalam
keluarga. Dengan menghadapi tantangan ini secara proaktif, keluarga dapat tetap
efektif dalam membentuk kesadaran moral anak-anak dan membantu mereka tumbuh
menjadi individu yang bertanggung jawab dan beretika
(Bansae & Hura, 2023).
KESIMPULAN
Dalam menjalani
perannya sebagai agen pembentuk kesadaran moral anak melalui pendidikan
kewarganegaraan di sekolah dasar, keluarga memiliki peranyang tak tergantikan
dan penting. Melalui strategi-strategi yang telah dibahas, seperti memberikan
teladan moral, menyediakan lingkungan yang mendukung, berpartisipasi dalam
diskusi etika, dan mengintegrasikannilai-nilai moral dalam kegiatan
sehari-hari, keluarga mampu menjadi fondasi yang kuat bagi pembentukan karakter
dan kesadaran moral anak-anak .
Namun,
dalam mengembanperan tersebut, keluarga juga dihadapkan pada berbagai tantangan
dan hambatan, seperti pengaruh lingkungan eksternal, kesibukan dan
tekananekonomi, perbedaan nilaiantargenerasi, tantangan teknologi, kurangnya
sumber daya pendidikan, dan peran model buruk dalam keluarga. Mengatasi
tantangan ini memerlukan kesadaran, komunikasi terbuka, dan kerja sama yang
kuat antara semua anggota keluarga.
Dengan
memahami pentingnya peran keluarga dalam membentuk kesadaran moral anak, serta
tantangan yang dihadapi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kolaborasi antara
keluarga dan institusi pendidikan menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi pembentukan karakter dan kesadaran moral yang kuat pada
generasi muda. Dengan upayabersama, diharapkan anak-anak dapat tumbuh menjadi
individu yang bertanggung jawab, empatik, dan beretika dalam masyarakat, siap
untuk menjadiwarga negara yang baik dan bertanggung jawab di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruqy,
Jauhar Fahmi. (2021). Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pengembangan
Madrasah di MA Muhammadiyah 4 Beton Ponorogo. IAIN Ponorogo.
Amala,
Adimas Khoirul, & Kaltsum, Honest Ummi. (2021). Peran Guru sebagai
Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Menanamkan Kedisiplinan Bagi
Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 5213–5220.
Anatasya,
Ervina, & Dewi, Dinie Anggareni. (2021). Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(2), 291–304.
Bansae,
Munyati, & Hura, Rosnila. (2023). Pendidikan Karakter Dewasa Awal Membentuk
Generasi Yang Bertanggung Jawab. GENEVA: Jurnal Teologi Dan Misi, 5(2),
84–96.
Cania,
Kanza. (2017). Pengaruh Pengawasan Orang Tua dan Tingkat Konformitas Peer
Group Pada Perilaku Anak dalam Memilih Makanan yang Baik untuk Dikonsumsi.
Faculty of Social and Political Science.
Darmansyah,
Ady, Susanti, Atika, & Muktadir, Abdul. (2023). Pembentukan Karakter
Sportivitas melalui Kegiatan Outbound pada Siswa Sekolah Dasar. DWIJA
CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 7(1).
Mulyanto,
Yulyati. (2023). Pengaruh Hubungan Interaksi Antara Ibu Dan Anak Dengan
Kedisiplinan Anak Usia Dini Di Paud Nazaret Kelurahan Oesapa, Kec. Kelapa Lima
Kota Kupang. Daskalos: Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 13–26.
Nida,
Taufiqqurahman. (2019). Pendidikan karakter perilaku sosial anak usia sekolah
dasar dalam keluarga di kota banjarmasin. Tarbiyah: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 8(1), 75–90.
Nugroho,
Hari Wahyu, Suyahman, Suyahman, & Suswandari, Meidawati. (2019). Peranan
Mata Pelajaran Ppkn Dalam Rangka Menumbuhkan Nilai Karakter Religius Siswa
Kelas Iv Di Sdn 3 Wuryorejo. Civics Education And Social Science Journal
(CESSJ), 1(1).
Patiro,
Avent Christy, & Rumondor, Karno Miko Sergye. (2023). Pengaruh Komunikasi
Verbal Dalam Pembentukan Karakter Pancasila Pada Pemuda di Kelurahan Kayawu. Rhapsodi
Jurnal Studi Multidisiplin, 1(2), 104–111.
Priadana,
M. Sidik, & Sunarsi, Denok. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif.
Pascal Books.
Rusmiati,
Elis Teti. (2023). Penanaman nilai-nilai toleransi pada anak usia dini. ABDI
MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(2), 248–256.
Saetban,
Antonius A. (2020). Internalisasi Nilai Disiplin melalui “Perencanaan” Orang
Tua dalam Membentuk Karakter Baik Remaja. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) STKIP
Kusuma Negara, 12(1), 90–98.
Sirumapea,
Marta Hotnauli. (2024). Peran Katekese dalam Keluarga untuk Merespons Perubahan
Sosial, Teknologi dan Krisis Moral. Jurnal Pendidikan Agama Dan Teologi,
2(1), 91–100.
Sunaryati,
Titin. (2023). Pengembangan E-Modul
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Literasi Karakter
Peserta Didik Kelas Ii Sekolah Dasar Negeri Provinsi Jawa Barat.
Universitas Negeri Jakarta.