RESEP
P5 ALA SMPN 1 SUBANG 5 TAHAPAN JITU KUATKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Fera Maulidya Sukarno
Koordinator P5 SMPN 1 Subang
Email : feramaulidya9@gmail.com
ABSTRAK SMPN 1 Subang memiliki
komitmen yang kuat untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi yang
efektif untuk memperkuat profil pelajar Pancasila di SMPN 1 Subang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan
analisis data. Lima tahapan utama telah diidentifikasi, termasuk: (1)
Pendekatan Holistik terhadap Pendidikan Pancasila, (2) Integrasi Kurikulum
Pancasila, (3) Pembentukan Sikap dan Nilai Pancasila melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler, (4) Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat, dan (5) Pemantauan
dan Evaluasi Berkelanjutan. Implementasi tahapan-tahapan ini memungkinkan
sekolah untuk memperkuat profil pelajar Pancasila secara holistik dan
berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini berhasil
dalam meningkatkan pemahaman, apresiasi, dan praktik nilai-nilai Pancasila di
kalangan pelajar. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam
memperkuat identitas kebangsaan dan karakter bangsa melalui pendidikan
Pancasila di tingkat sekolah menengah pertama. Keywords: SMP 1 Subang; pancasila ; Holistik. Abstract SMPN 1 Subang has a strong commitment to shaping the character and personality
of students in accordance with the values of Pancasila, which
is the basis of the Indonesian state. This research aims to identify and
implement effective strategies to strengthen the profile of Pancasila
students at SMPN 1 Subang. This research was conducted using observation,
interviews and data analysis methods. Five main stages have been identified,
including: (1) Holistic Approach to Pancasila Education, (2) Integration of
the Pancasila Curriculum, (3) Formation of Pancasila Attitudes and Values
through Extracurricular Activities, (4) Involvement of Parents
and the Community, and (5) Continuous Monitoring and Evaluation.
Implementation of these stages allows schools to strengthen the profile of
Pancasila students in a holistic and sustainable manner. The research results
show that this approach is successful in increasing understanding,
appreciation and practice of Pancasila values among students.
This research makes an important contribution in strengthening national identity
and national character through Pancasila education at the junior high school
level. Keywords: Subang 1
Middle School; Pancasila; Holistic. |
|
|
This work
is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International |
PENDAHULUAN
Di
tengah krisis pembelajaran yang melanda negeri ini, Kemendikbud Ristek berupaya
untuk mengakselerasi transformasi melalui ‘Grand
Design’ Merdeka Belajar. Pada G20 EdWG, disampaikan bahwa, terdapat 4 Pilar
Merdeka Belajar, yaitu; 1) Pendidikan berkualitas untuk semua, 2) Solidaritas
dan kemitraan 3) Teknologi digital dalam pendidikan 4) Masa depan dunia kerja
pasca covid-19 (Sekertariat Gtk, 2022). Representasi
dari Merdeka Belajar tercermin dari lahirnya kerangka acuan kurikulum nasional
prototipe—Kurikulum Merdeka, yang memberikan ruang gerak inovasi terhadap
perubahan global sangat cepat (Indonesia, 2022).
Inti
dari Implementasi Kurikulum Merdeka yakni “Berpihak
pada Murid”, merupakan intisari filosofi Bapak Pendidikan, Ki Hajar
Dewantara, yang menitikberatkan pada pendidikan karakter, berakar budaya bangsa
(Hikmasari, Susanto, & Syam, 2021);(Meiana, 2023). Nilai-nilai
kebangsaan tersebut sesungguhnya telah termaktub dalam Visi Pendidikan Nasional
yang berisi Dimensi Profil Pelajar Pancasila (Kebudayaan, 2020);(Anggraini, 2023). Bagaimana Visi
Pendidikan Nasional ini mewujud dalam diri generasi penerus bangsa, kemudian
diafirmasi dengan keberadaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (SMP, 2022).
Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi signature dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (Sekerterat GTK, 2023). P5 bersifat
kokurikuler, pendekatannya berbasis proyek. Proyek didefinisikan sebagai
rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu
tema menantang. Proyek P5 didesain agar murid dapat melakukan investigasi,
memecahkan masalah, dan mengambil keputusan (Napitu et al., 2024). Murid bekerja
dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk/aksi.
Masyarakat dilibatkan untuk penyelenggaraan P5 sebagai kemitraan strategis (Standar, 2022) (Nurwidya, Widiyanti, & Nurjannah, 2023).
Namun
berdasarkan kajian observasi dan diskusi kritis bersama rekan-rekan di
komunitas belajar, ditemukan permasalahan mendasar terhadap kurangnya pemahaman
sekolah mengenai penyelenggaraan P5. Keterbatasan guru untuk menerjemahkan
secara langsung P5 dari buku panduan pemerintah yang dianggap cukup rumit.
Padahal mengingat posisi penting P5 sebagai indikator keberhasilan Implementasi
Kurikulum Merdeka, terlebih di awal kemunculannya, masih banyak guru yang
memerlukan contoh praktik baik (Hikmasari et al., 2021).
Banyak
muncul pertanyaan dari para praktisi tentang, “Bagaimana Tahapan P5? Benarkah P5 mampu mengafirmasi nation value
Profil Pelajar Pancasila?” Jika dianalogikan, P5 seperti resep menu masakan
istimewa, ditawarkan tema-tema menarik yang relevan dengan 4 Pilar Merdeka
Belajar, untuk kemudian dieksplorasi dalam kegiatan proyeknya. Setiap sekolah
diberikan kemerdekaan untuk berekspresi. Harus diakui, di sana kita memerlukan
koki yang andal dalam mendesain Tahapan P5.
Karya tulis ini mengangkat praktik baik, mengenai penyelenggaraan P5 di SMPN 1
Subang pada tema ke-1 dan tema ke-2, yang meracik dan meramu “Resep P5 Ala SMPN 1 Subang, 5 Tahapan Jitu
Kuatkan Profil Pelajar Pancasila”. Semoga bermanfaat.
Ada pun penelitian yang serupa dilakukan oleh (Masturi, 2023), dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengelolaan Proses Pembelajaran Yang Menarik
Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka Yang Berkualitas". Berdasarkan jenis
dan analisisnya penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif melalui
studi pustaka dengan mempergunakan
metode deskriptif (Syahrizal & Jailani, 2023);(Rusli, 2021). Penelitian ini
menggunakan metode studi pustaka yaitu pengumpulan data dari berbagai
literatur atau referensi ilmiah
yang tersedia, di
antaranya buku, artikel dan
hasil riset yang berhubungan dengan
pengelolaan pembelajaran dan
kurikulum merdeka belajar. Metode pemaparan bersifat deskriptif,
artinya penulis
menggambarkan secara runut,
faktual, aktual, dan sistematis (Adnyana, 2023).
·
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:
Memperoleh gambaran desain tahapan penyelenggaraan P5 di
SMPN 1 Subang. Menganalisis dampak tahapan P5
di SMPN 1 Subang terhadap Profil Pelajar Pancasila.
·
Manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain:
Bagi Kepala SMPN 1 Subang, sebagai bahan suplemen laporan
kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Subang serta Komite Sekolah. Bagi Guru SMPN 1 Subang,
dijadikan acuan untuk proses belajar tak henti mengenai P5, sebagai upaya
menguatkan ekosistem sekolah. Bagi Pembaca, dapat dijadikan referensi mengenai
penyelenggaraan P5 di sekolahnya, yang dapat diadopsi atau diadaptasi sesuai
dengan kondisi sekolah masing-masing.
METODE PENELITIAN
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diselenggarakan di SMPN 1 Subang melibatkan 264 murid kelas 7, dan seluruh guru pengajar kelas 7 yang berperan sebagai fasilitator/coach. Amat dibutuhkan ekosistem sekolah yang siap dan kolaborasi solid dalam tim coach ini, karena P5 merupakan agenda besar yang memerlukan energi gotong royong untuk membuatnya berhasil.
P5 di SMPN 1
Subang pada tahun pertama mengusung tiga tema. Dimulai sejak tahun ajaran baru
pada bulan Juli hingga sekarang masih berlangsung (November) 2022. Tema ke-1
tentang Kearifan Lokal, dengan topik khusus “Mencintai Ragam Tradisi Budaya
Sunda” telah rampung dilaksanakan, berlanjut pada tema ke-2 yang sedang
berjalan, tentang Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan topik khusus “Student Wellbeing”.
Mengacu pada
Alur (sequence) Aktivitas yang
dicontohkan dalam panduan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk fase
D, aktivitas P5 terdiri dari lima
tahapan, yaitu; 1) Tahapan Pengenalan Isu; Tahapan Kontekstualisasi; 3) Tahapan
Aksi Nyata; 4) Tahapan Festival Perayaan Hasil Belajar Panen Raya; dan 5)
Tahapan Refleksi Akhir dan Tindak Lanjut. Dalam penelitian ini diungkap
bagaimana SMPN 1 Subang mengolah setiap tahapan P5 menjadi resep istimewa,
wahana edukasi yang menguatkan karakter anak bangsa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengkajian terhadap
tahapan penyelenggaraan P5 di SMPN 1 Subang untuk tema ke-1 dan tema ke-2,
dianalisis sebagai berikut:
Tahapan 1: Pengenalan Isu
Proyek didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan cara menelaah suatu tema menantang. Proyek P5 didesain agar
murid dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan (Standar, 2022). Hal ini memiliki titik tekan
bahwasanya P5 bukan sekedar Panen Raya. Festival Perayaan Hasil Belajar hanya
salah satu dari sekian tahapan penting untuk dilalui murid dalam P5 agar proses
pembelajaran memiliki makna, sehingga berdampak pada karakternya.
Tujuan Tahapan 1 dalam
P5 yakni, ‘Mengenali dan membangun
kesadaran murid terhadap tema yang sedang dipelajari’. Namun sebelum
memasuki Tahapan 1, didahului oleh Asesmen Diagnostik yang bertujuan untuk
mengungkap pemahaman murid mengenai topik yang tengah dibahas, dan dapat
di]dijadikan acuan pengelolaan P5 berbasis data (Tim Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2021). Kegiatan P5 Tahapan 1 dideskripsikan
pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Aktivitas P5 Tahapan
1: Pengenalan Isu
No |
Aktivitas |
Deskripsi Aktivitas |
Alokasi
Waktu |
1. |
Pembukaan |
Dihadiri oleh seluruh murid peserta P5, coach, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, perwakilan orangtua murid,
tamu undangan kemitraan strategis baik dari unsur pemerintah maupun swasta |
Pertemuan-1
|
2. |
Eksplorasi Isu |
Berbasis data
asesmen diagnostik, isu dieksplorasi Mengundang pakar sebagai narasumber ahli
dalam diskusi kritis |
|
3. |
Rancangan
Investigasi |
-
Dirancang kelas-kelas peminatan yang membahas topik dari tilikan isu
yang berbeda. Murid diberikan kemerdekaan untuk memilih kelas peminatan yang
berdiferensiasi -
Setiap kelas peminatan didampingi oleh 2-3 orang coach -
Dilaksanakan pengelompokan murid berdasarkan diagnostik gaya belajar -
Murid merancang penyelidikan terhadap isu yang tengah dibahas
dituangkan dalam LK |
|
4. |
Melakukan
Investigasi |
-
Murid melaksanakan investigasi berupa survei atau wawancara terhadap
rekan sebaya, guru, atau warga sekolah untuk memperoleh data -
Murid belajar menelusuri referensi dari sumber terpercaya untuk menggenapi
proses analisis terhadap isu yang sedang diinvestigasi |
Pertemuan-2 |
5. |
Mengolah dan
Menyajikan Data Hasil Investigasi |
-
Murid mengolah data hasil investigasi dalam bentuk tabel -
Murid menyajikan data hasil investigasi dalam bentuk grafik -
Pengembangan pengelolaan proyek, dalam bidang digitalisasi
pembelajaran |
|
Tabel 1 menunjukkan P5
Tahap 1 memiliki peran krusial dalam mengembangkan dimensi daya nalar kritis
murid, karena di sana mereka ditantang untuk melakukan penyelidikan ilmiah
terhadap isu-isu kekinian yang bersifat kontekstual, mulai dari merancang,
melakukan investigasi, hingga mengolah dan menyajikan data sesuai dengan minat
mereka dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi.
Tahapan 2: Kontekstualisasi
Dalam P5 masyarakat
dilibatkan untuk penyelenggaraan P5 sebagai kemitraan strategis (Standar, 2022). Poin ini menjadikan P5 Tahapan 2
terasa spesial, karena dalam proses pembelajaran murid diajak untuk terlibat
langsung dengan masyarakat/lembaga. Tahapan 2 juga menjadi momen berharga bagi
sekolah untuk membangun kemitraan strategis yang menopang keberhasilan
penyelenggaraan P5.
Tujuan Tahapan 2 dalam
P5 yakni, ‘Menggali permasalahan di
lingkungan sekitar yang terkait dengan topik pembahasan’. Kegiatan P5
Tahapan 2 dideskripsikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Aktivitas P5 Tahapan
2: Kontekstualisasi
No. |
Aktivitas |
Deskripsi Aktivitas |
Alokasi
Waktu |
1. |
Expo Hasil
Investigasi |
Murid setiap
kelompok menyiapkan expo dalam bentuk gelar informasi hasil investigasi, yang
dihadiri oleh pengunjung dari murid kelas 8, 9, bahkan guru dari sekolah lain |
Pertemuan-3 |
2. |
Presentasi (Talkshow) Hasil Investigasi |
Murid setiap
kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan hasil investigasinya kepada
murid lainnya juga guru-guru, sebagai bentuk latihan keterampilan public speaking |
|
3. |
Kunjungan
Lembaga/Masyarakat |
Murid melaksanakan field trip berorientasi isu ke
lembaga/masyarakat yang dapat membantu mengenalkan mereka lebih dekat
mengenai topik yang dibahas, secara riil dan kontekstual |
Pertemuan-4 |
Tabel 2 menunjukkan P5
Tahap 2 memiliki peran penting dalam mengembangkan dimensi kemandirian murid,
karena di sana mereka diberi tantangan untuk menunjukkan, mengkomunikasikan
kepada khalayak hasil investigasinya. Ditambah mereka juga dibekali dengan
aktivitas kunjungan lembaga/masyarakat yang meningkatkan dimensi berkebhinekaan
global, dengan semakin menambah wawasan, serta meningkatkan motivasi dan tekad
yang sangat berharga sebagai fondasi bagi tahapan berikutnya, yaitu Aksi Nyata.
Tahapan
3: Aksi Nyata
Proyek P5 didesain
agar murid bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan
produk/aksi (Standar, 2022). Titik ini sangat vital karena setelah
murid melalui tahapan 1 Pengenalan isu kemudian tahapan 2 Kontekstualisasi
diharapkan tumbuh kesadaran mereka untuk ambil bagian, menjadi solusi dari
permasalahan yang dihadapi.
Tujuan
Tahapan 3 dalam P5 yakni, ‘Merumuskan
peran yang dapat dilakukan melalui aksi nyata’. Kegiatan P5 Tahapan 3
dideskripsikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Aktivitas P5 Tahapan
3: Aksi Nyata
Aktivitas |
Deskripsi Aktivitas |
Alokasi
Waktu |
Aksi
Nyata |
Murid setiap kelompok memutuskan untuk
melakukan aksi nyata sesuai dengan peran yang mereka pilih dalam membantu
mengatasi isu yang tengah dihadapi, dan diekspresikan dalam beragam bentuk
produk maupun karya |
Pertemuan-5,6,7,8
|
Tabel 3
menunjukkan P5 Tahap 3 memberikan ruang kemerdekaan untuk melakukan aksi nyata
sesuai minat dan pilihan murid dalam pendekatan pembelajaran berdiferensiasi.
Tahapan 3 ini memiliki dampak besar dalam menumbuhkan dimensi gotong royong
antar teman, karena di sana mereka didorong untuk berbuat bersama rekan-rekan
setimnya untuk membuat seluruh rangkaian proyek yang telah mereka lalui
berhasil hingga ke puncak.
Tahapan
4: Festival Perayaan Hasil Belajar
Tujuan
Tahapan 4 dalam P5 yakni, ‘Menggenapi proses dengan berbagi karya’. Kegiatan P5
Tahapan 4 dideskripsikan pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Aktivitas P5 Tahapan
4: Festival Perayaan Hasil Belajar
Aktivitas |
Deskripsi
Aktivitas |
Alokasi
Waktu |
Festival Perayaan Hasil Belajar |
Murid setiap
kelompok memutuskan untuk melakukan aksi nyata sesuai dengan peran yang
mereka pilih dalam membantu mengatasi isu yang tengah dihadapi, dan
diekspresikan dalam beragam bentuk produk maupun karya |
Pertemuan-9 Pembagian Raport Akademik dan Raport P5 |
Tabel 4 menunjukkan P5
Tahap 4 yang merupakan puncak dari segala rangkaian proyek. Tahapan Festival
Perayaan Hasil Belajar mengembangkan dimensi kreativitas, karena di sana murid
berupaya maksimal menghadirkan unjuk karya hasil Aksi Nyata yang telah
dipersiapkan untuk ditampilkan kepada orangtua mereka sebagai aktualisasi diri.
Dalam event ini sekolah mempererat kerjasama dengan turut mengundang kemitraan
strategis yang terlibat dalam proyek.
Tahapan
5: Refleksi Akhir
Tujuan Tahapan 4 dalam
P5 yakni, ‘Evaluasi dan refleksi serta menyusun langkah strategis’. Kegiatan P5 Tahapan 4 dideskripsikan
pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Aktivitas P5 Tahapan
5: Refleksi Akhir
No. |
Aktivitas |
Deskripsi Aktivitas |
Alokasi
Waktu |
1. |
Evaluasi |
Murid melaksanakan posttest untuk mengukur sejauh mana
N-Gain dibandingkan denganpengetahuan awal |
Pertemuan- 10 |
2. |
Refleksi Akhir Murid |
Murid diberikan
kesempatan untuk berefleksi mengenai jalannya pelaksanaan P5 |
|
3. |
Refleksi Akhir
Guru/Coach |
Coach diberikan kesempatan untuk berefleksi mengenai jalannya pelaksanaan
P5 |
|
4. |
Asesmen Diagnostik |
Dilakukan asesmen
diagnostik untuk memperoleh data dalam mengawali proyek berikutnya. |
|
Tabel 5
menunjukkan P5 Tahap 5 yang bersifat mindfulness, memaknai kegiatan proyek
dengan positif, menganalisis yang telah terjadi, memberikan input untuk
perbaikan terus-menerus. Pembelajaran yang bersifat reflektif seperti seperti
ini, menguatkan dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia.
Berikut
cuplikan refleksi akhir murid pada proyek tema ke-1 oleh seluruh kelas 7 yang
terekam dalam Gambar 1.
Gambar 1. Hasil Refleksi Akhir
Murid Mengenai Penyelenggaraan P5 Proyek ke-1
Dari
beberapa pertanyaan refleksi yang diajukan, 92,5% murid berpendapat bahwasanya
P5 Proyek ke-1 berhasil mencapai target dimensi berkebhinekaan global dalam
tema kearifan lokal. 94,8% murid menyuarakan betapa peran coach dirasakan positif dalam mendukung proses belajar di P5. 87,6%
murid mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam P5 seru dan menyenangkan,
karena mereka diberikan ruang untuk memilih
dalam pembelajaran berdiferensiasi sesuai minatnya. Murid
sepakat kegiatan P5 dapat menambah ilmu, mampu meningkatkan kreativitas,
kemandirian, dan gotong royong.
KESIMPULAN
Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) diakui menunjukkan keberpihakan pada murid dan mampu
mengafirmasi karakter murid dalam menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila. Hal
ini tampak dari target pembelajaran di setiap tahapan yang sedikitnya mampu menguatkan
satu dimensi Profil Pelajar Pancasila; Tahapan
1)Pengenalan Isu, menumbuhkan dimensi bernalar kritis; Tahapan 2)Kontekstualisasi, menggali dimensi kemandirian dan
berkebhinekaan global; Tahapan 3)Aksi
Nyata, menguatkan dimensi gotong royong; Tahapan 4)Festival Perayaan Hasil Belajar Panen Raya, merangsang
dimensi kreativitas; Tahapan 5)Refleksi
Akhir, mengakar pada dimensi beriman bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia. Resep menu P5 ini memang bercita rasa unik,
cukup rumit, sehingga membutuhkan keandalan koki dalam meraciknya. Namun
demikian, setelah dipetakan secara rinci satu siklus penuh rangkaian P5 tema
ke-1, hingga sedang berjalan di tema-2 di SMPN 1 Subang, dapat diperoleh suatu
jalur istimewa yang dapat ditempuh agar penyelenggaraan P5 mudah untuk dipahami
dan diimplementasikan, yakni desain “Lima Tahapan P5”. Saran saya, pegang itu
dan Anda akan baik-baik saja.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I.
Ketut Suar. (2023). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Metode
Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Pada
Mahasiswa Semester Iii, Program Studi Pgsd, Fkip, Universitas Dwijendra. Stilistika:
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 12(1), 109–125.
Anggraini,
Mardhiana. (2023). Pendidikan Multikultural sebagai Perwujudan Profil Pelajar
Pancasila melalui Pengajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Qolamuna:
Jurnal Studi Islam, 8(2), 81–93.
Hikmasari,
Dyan Nur, Susanto, Happy, & Syam, Aldo Redho. (2021). Konsep Pendidikan
Karakter Perspektif Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara. AL-ASASIYYA:
Journal Of Basic Education, 6(1), 19–31.
Indonesia,
Media. Kurikulum Merdeka Jadi Jawaban untuk Atasi Krisis Pembelajaran. ,
(2022).
Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan. (2020). Rencana strategis (Renstra) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024.
Masturi,
Masturi. (2023). Pengelolaan Proses Pembelajaran Yang Menarik Mewujudkan
Implementasi Kurikulum Merdeka Yang Berkualitas. Prosiding Konferensi
Nasional Pendidikan Inovatif, 1(1), 56–65.
Meiana,
Prihandayani Utami. (2023). Manajemen
Kurikulum Pendidikan Montessori Dalam Perspektif Merdeka Belajar. UIN
Prof. KH Saifudidin Zuhri.
Napitu,
Ulung, Haloho, Bongguk, Arent, Ease, Napitu, Resna, Purba, Indra Gandi, &
Girsang, Samrin. (2024). Sosialisasi Implementasi Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) Bagi Peserta Didik SMP Negeri 2 Tanah Jawa. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei, 4(1), 34–42.
Nurwidya,
Rani, Widiyanti, Widiyanti, & Nurjannah, Nunung. (2023). Implementasi
Kurikulum Merdeka melalui Strategi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) untuk Meningkatkan Budaya Kerja Siswa di SMK Negeri 2 Boyolangu. Belantika
Pendidikan, 6(2), 1–8.
Rusli,
Muhammad. (2021). Merancang penelitian kualitatif dasar/deskriptif dan studi
kasus. Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 2(1),
48–60.
Sekertariat
Gtk. EdWG G20, Mendikbudristek Menjelaskan Transformasi Pendidikan Indonesia
Melalui Merdeka Belajar. , (2022).
Sekerterat
GTK. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Fasilitasi Potensi Para
Siswa. , (2023).
SMP,
Direktorat. (2022). Pentingnya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di
Satuan Pendidikan.
Standar,
Keputusan Kepala Badan. (2022). Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 009. Kr/2022 Tentang
Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.
Syahrizal,
Hasan, & Jailani, M. Syahran. (2023). Jenis-jenis penelitian dalam
penelitian kuantitatif dan kualitatif. QOSIM: Jurnal Pendidikan, Sosial
& Humaniora, 1(1), 13–23.
Tim Pusat
Kurikulum dan Perbukuan. (2021). Model Inspiratif Layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Atas (SMA).