PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 17 LIMBOTO KABUPATEN
GORONTALO SERANG
Fitri Yani King1,
Abd. Hamid Isa2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Indonesia1
Universitas Negeri Gorontalo,
Indonesia2
Email : fitriking@guru.sd.belajar.id1, hamidisa@ung.ac.id2
ABSTRAK Media video pembelajaran menjadi salah satu alat
yang digunakan dalam proses pembelajaran, terutama dalam subjek Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 17 Limboto Kabupaten
Gorontalo dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap ketuntasan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA kelas V SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo. Adapun jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas dengan subjek penelitian 25 peserta didik kelas V SDN 17 Limboto.
Penelitian ini menggunakan teknik yaitu wawancara, observasi, tes, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yaitu data aktivitas pendidik, data
aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian pada
observasi awal ada 8 orang peserta didik atau sebesar 32% selanjutnya, pada
siklus I terjadi peningkatan dengan peserta didik yang hasil belajarnya telah
mencapai ketuntasan kriteria minimum 75. Siklus I yang tuntas ada 17 orang
dengan persentase 68% sedangkan pada siklus II, peserta didik yang hasil
belajarnya telah mencapai ketuntasan ada 23 dengan persentase 92%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa media Video Pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran IPA peserta didik kelas V SDN 17 Limboto. Dengan demikian, pendekatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dalam pengembangan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan efisien. Kata Kunci: Hasil Belajar;
Video Pembelajaran; Kelas
V SDN 17 Limboto. ABSTRACT Learning video media is one of the tools used in the
learning process, especially in the subject of Natural Sciences (Science).
The aim of this research is to determine the description of student learning
outcomes in class V science subjects at SDN 17 Limboto,
Gorontalo Regency and to determine the effect of
using video learning media on the completeness of students' learning outcomes
in class V science subjects at SDN 17 Limboto, Gorontalo Regency. The type of research used in this
research is classroom action research with research subjects of 25 class V
students at SDN 17 Limboto. This research uses
techniques, namely interviews, observation, tests and documentation. Data
analysis techniques include teacher activity data, student activity data and
student learning outcomes. The results of the research in the initial
observation were that there were 8 students or 32%. Furthermore, in cycle I
there was an increase in students whose learning outcomes had reached the
minimum criteria of completeness of 75. In cycle I, there were 17 people who
completed it with a percentage of 68%, while in cycle II,
There were 23 students whose learning outcomes had reached completeness with
a percentage of 92%. Thus, it can be concluded that Learning Video media can
improve learning outcomes in science subjects for class V students at SDN 17 Limboto. Thus, it is hoped that this approach can provide
valuable insights in the development of more interactive and efficient
learning methods. Keywords: Learning outcomes;
Tutorial video; Class V SDN 17 Limboto |
|
|
This work is
licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International |
PENDAHULUAN
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku dan kemampuan
yang dialami setiap individu dan berperan penting dalam pembentukan pribadi
serta perilaku individu. Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk keterampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan (Hanafiah & Suhana, 2017).Kegiatan belajar mengajar tidak
terlepas dari berbagai strategi, metode, sumber belajar, serta media yang
digunakan pendidik, agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan
efisien.
Belajar IPA sejatinya tidaklah sulit, jika pendidik mampu menerapkan media
yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. maka
pelajaran pun akan dengan mudah dipahami peserta didik dan tidak terkesan
terbebani atau terpaksa untuk mempelajarinya. Sistem pembelajaran IPA, sebagaimana sistem-sistem
lainnya teridiri atas komponen masukan pembelajaran, proses pembelajaran dan
keluaran pembelajaran.
IPA sebagai salah satu ilmu dasar di sekolah memegang peranan penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengingat peranan IPA yang
demikian penting, karena itu pembelajaran IPA ini dilaksanakan disemua jenjang
pendidikan. Proses pembelajaran IPA harus
memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk. Driver
menjelaskan ada tiga tradisi utama dari psikologi kognitif yang mempengaruhi
pendidikan IPA (Suleman,
2019).
Menurut Teori Behaviorisme peran pendidik dalam proses pembelajaran IPA
adalah membuat suatu stimulus yang mampu menciptakan respon peserta didik agar
tertarik dengan konsep IPA (Wisudawati & Sulistyowati, 2022).
Sudjana (2016) mengatakan belajar merupakan proses yang ditandai adanya
perubahan diri seseorang sebagai hasil belajar yang ditunjukkan bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,
serta perubahan aspek pada individu yang belajar. Aunurrahman (2021) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2003), Rusman (2015) perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Hamalik (2016) bukti seorang yang telah
belajar terjadinya tingkah laku pada orang tersebut, seperti dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Menurut Gagne dalam Suprijono (2009) menyatakan belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas, sedangkan perubahan
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang
secara alamiah. Suprijono, (2009) menyatakan hasil belajar mencakup kemampuam kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh peserta didik setelah
peserta didik tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun
kalimat.
Prinsip belajar merupakan suatu petunjuk yang dilakukan dalam melakukan
kegiatan dalam belajar Lestari (2019). Rusman (2015) ada tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran,
yaitu: pertama, proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang
dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif peserta didik. Kedua,
berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Pengetahuan
tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial, dan logika. Ketiga, dalam proses
pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial.
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka faktor yang mempengaruhi
keberhasilan hasil belajar adalah penggunaan media pembelajaran secara efektif. Oleh sebab itu, maka
dalam proses pembelajaran dibutuhkan hubungan untuk dapat meningkatkan hasil
pembelajaran secara optimal agar dalam proses belajar dapat berjalan secara
efektif. Agar dapat menunjang hasil belajar yang diharapkan, maka dibutuhkan
sebuah media yang akan disampaikannya supaya tidak terkesan membosankan dan
tidak menarik (Azizah, 2016).
Belajar IPA dapat menyenangkan apabila pendidik dapat menggunakan media
pembelajaran yang tepat dan bervariasi sehingga dapat membangkitkan minat
peserta didik dalam belajar, memberikan dorongan motivasi kepada peserta didik,
menyediakan sumber belajar yang memadai serta adanya media pembelajaran yang
digunakan dalam mengajarkan IPA di kelas seperti penggunaan media pembelajaran
video pembelajaran berupa video, pada setiap konsep pembelajaran. Pemilihan
media video pembelajaran dapat peningkatan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran IPA, media video pembelajaran merupakan media
yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
Menurut Daryanto (2020) Kata media berasal dari bahasa Latin, yang bentuk
tunggalnya adalah medium. Media merupakan salah satu satu komponen komunikasi,
yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Sesuai dengan kemajuan zaman yang semakin mendorong dalam upaya pembaharuan
terhadap sikap pendidik dalam pemanfaatan teknologi yang dihasilkan untuk
kegiatan proses pembelajaran (Nisa,
Amanda, & Pribadi, 2023).
Media video pembelajaran yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnnya rekaman video,
film, slide, suara, dan lain sebagainya, kemampuan media ini dianggap lebih
baik dan menarik (Sanjaya,
2016). Miarso (2016) mengatakan bahwa media
video pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa media ini dapat diartikan sebagai sumber
media yang dijadikan pedoman pendidik untuk proses pembelajaran yang mengandung
unsur dalam materi pendidik. Sehingga disimpulkan media merupakan fasilitas
terpenting dalam suatu pengajaran yang dialami pendidik untuk tercapainya suatu
tujuan pendidikan dan pembelajaran disekolah pada umumnya.
Achsin (2007) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran
adalah (1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan
dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk mempermudah bagi
pendidik/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3)
untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami
materi yang telah disampaikan oleh pendidik/pendidik, (4) untuk dapat mendorong
keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi
atau pesan yang disampaikan oleh pendidik/pendidik, (5) untuk menghindarkan
salah pengertian atau salah paham antara anak didik.
Seels dan Glasgow (2010) mengelompokkan jenis
media dibagi ke dalam dua kategori, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan
media teknologi mutakhir. Pemilihan media tradisional terdiri dari, (1) visual
diam diproyeksikan, seperti filmstrips,
(2) visual tak diproyeksikan, seperti gambar, poster, foto, (3) audio, meliputi
rekaman dan kaset, (4) penyajiam multimedia, seperti slide plus suara (tape). Menurut Richey (2012) membagi media
pembelajaran ke dalam empat kelompok yaitu: media teknologi cetak, media
teknologi audio-visual, media teknologi berbasis computer, dan media teknologi
gabungan. Dale (1969) mengemukakan bahwa
bahan-bahan audiovisual banyak memberi manfaat bagi pendidik asal pendidik bisa
menyampaikan secara aktif. Media visual adalah media
dapat dilihat, tapi tidak mengandung suara dapat dilihat dengan menggunakan
pancaindera penglihatan (Sanjaya, 2016).
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut (Rukajat,
2018) penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh pendidik di dalam kelas yang
dilakukan secara bersiklus dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu
terpecahkan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua
siklus, tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dan tiap siklus menggunakan 4
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan), dan refleksi.
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin.
Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Penelitian Tindakan model Kurt Lewin
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada SDN 17 Limboto Kabupaten Gorontalo
Sekolah ini beralamatkan Jln. Ahmad Hippy Kelurahan Hunggaluwa, dengan jumlah
peserta didik 25 orang, laki-laki berjumlah 11 orang dan perempuan 14 orang.
Penelitian ini dilaksankan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Penelitian ini dapat berakhir jika indikator capaian telah tercapai yakni
mencapai 80% ketuntasan secara
klasikal dengan KKM minimal 75.
Adapun pelaksanaan tindakan
penelitian ini sesuai dengan tahapan sebagai berikut :
1.
Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan, Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dan buku sumber sesuai dengan pelajaran yang akan diajarkan
2.
Memfasilitasi penunjang kegiatan berupa kondisi kelas yang kondusif dan
menyiapkan media pembelajaran video pembelajaran yang akan digunakan.
Pelaksanaan
tindakan dilakukan dalam 2 siklus dengan langkah-langkah tindakan sebagai
berikut :
Siklus I
Pada siklus I
dan II dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pembelajaran dengan tujuan
penelitian meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penggunaan media
video pembelajaran dan fakta-fakta penggunaan media video pembelajaran pada
mata pelajaran IPA Secara umum gambaran pembelajaran yang akan dilaksanakan
yaitu :
a.
Perencanaan
1)
Menyusun
RPP dan Silabus Pembelajaran
2)
Menyiapkan
instrument penelitian
3)
Menyiapkan
sumber belajar
4)
Menyiapkan
media video pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
5)
Menyiapkan
lembar evaluasi
b.
Pelaksanaan
1)
Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran.
2)
Peserta didik diberi pemahaman materi pada mata pelajaran IPA melalu media
video pembelajaran
3)
Menstimulasi peserta didik untuk merespon penjelasan pendidik, atau
menjawab pertanyaan yang diberikan pendidik.
4)
Langkah terakhir yaitu kegiatan penutup, peserta didik dan pendidik
bersama-sama menyimpulkan materi,
5)
Pendidik
menutup pembelajaran
c.
Pengamatan
1)
Evaluasi hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA
2)
Lembar pengamatan aktivitas pendidik (peneliti) kelas V pada mata pelajaran
IPA
3)
Lembar pengamatan aktivitas belajar peserta didik kelas V pada mata
pelajaran IPA
d.
Refleksi
Apabila hasil belajar masih rendah dari yang diharapkan
maka akan dilanjutkan dengan siklus II
Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama
dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I, kegiatan pada siklus II merupakan
penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan kegiatan pembelajaran pada siklus
sebelumnya. Adapun langkah-langkah penelitian pada siklus II sebagai berikut :
a.
Perencanaan
1)
Menyusun
RPP dan Silabus Pembelajaran
2)
Menyiapkan
instrument penelitian
3)
Menyiapkan
sumber belajar
4)
Menyiapkan
media video pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
5)
Menyiapkan
lembar evaluasi
b.
Pelaksanaan
1)
Kegiatan pendahuluan, pendidik menyiapkan peserta didik untuk menerima
materi
2)
Menyiapkan fasilitas penunjang pembelajaran
3)
Kegiatan inti, pendidik menggunakan media pembelajaran video pembelajaran
yakni video
4)
Menstimulasi peserta didik untuk merespon penjelasan pendidik atau menjawab
pertanyaan yang diberikan pendidik.
5)
Langkah terakhir yaitu kegiatan penutup, peserta didik dan pendidik
bersama-sama menyimpulkan materi.
6)
Pendidik
menutup pembelajaran
c.
Pengamatan
1)
Evaluasi hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA
2)
Lembar pengamatan aktivitas pendidik (peneliti) kelas V pada mata pelajaran
IPA
3)
Lembar pengamatan aktivitas belajar peserta didik kelas V pada mata
pelajaran IPA
d.
Refleksi
Apabila
pelaksanaan pada siklus II sudah mencapai indikator yang telah di tetapkan maka
tidak perlu lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian Pelaksanaan pemberian tindakan terdiri dari kegiatan aktivitas
pendidik, kegiatan aktivitas peserta didik dan hasil belajar
peserta didik.
Siklus I
Pelaksanaan
tindakan pada siklus siklus I hasil pengamatan kegiatan aktivitas peneliti dilakukan secara berkolaboratif dengan pendidik mitra. Dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan aktivitas pendidik yang mencakup 24 aspek yang dinilai, kriteria penilaian Sangat baik
mencapai 8 aspek dengan persentase 33%, penilaian baik 11 aspek dengan
persentase 46%, aspek cukup 4 atau 17% dan apek kurang 1 atau 4%. Pada siklus I
hasil pengamatan aktivitas pendidik belum mencapai indikator nilai 80% karena
pada akumulasi capaian kategori baik dan sangat baik hanya mencapai 79%
Tabel 1 Pengamatan Aktivitas Peserta didik Siklus I
Kriteria Penilaian |
Jumlah |
Persentase |
Sangat Baik (SB) |
8 |
33% |
Baik (B) |
11 |
46% |
Cukup (C) |
4 |
17% |
Kurang (K) |
1 |
4% |
Jumlah |
24 |
100% |
Persentase Ketuntasan |
79% |
Hasil aktivitas peserta didik dapat diuraikan tampak
bahwa capaian aktivitas peserta didik dalam pertemuan Ke-3 siklus I, dari 22 aspek yang diamati oleh peserta didik sebanyak 6 aspek dengan
persentase 27% dan kriteria baik 11 aspek atau 50%, kriteria cukup 4 aspek
dengan persentase 18%, kurang 1 aspek atau 5%. Dengan melihat hasil pengamatan
aktivitas peserta didik tersebut yakni 77% dan belum mencapai indikator yang
sudah di tentukan sebesar 80% maka perlu adanya perbaikan-perbaikan pada siklus
selanjutnya agar kegiatan peserta didik berjalan dengan optimal sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Tabel
2 Pengamatan
Aktivitas Peserta didik Siklus I
Kriteria Penilaian |
Jumlah |
Persentase |
Sangat Baik (SB) |
6 |
27% |
Baik (B) |
11 |
50% |
Cukup (C) |
4 |
18% |
Kurang (K) |
1 |
5% |
Jumlah |
22 |
100% |
Persentase Ketuntasan |
77% |
Hasil hasil belajar peserta
didik pada
pertemuan pertama peserta didik dalam
materi daur air melalui media video pembelajaran pada siklus I yaitu 17 peserta
didik (68%) yang tuntas dan 8 orang peserta didik (32%) yang tidak tuntas. Dengan demikian dapat dilihat bahwa target nilai yang
ditetapkan peneliti belum tercapai.
Tabel 3 Hasil
Belajar Peserta Didik
No |
Capaian |
Persentase Siklus I |
1 |
Tuntas |
68 % |
2 |
Tidak Tuntas |
32 % |
Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus siklus II hasil pengamatan kegiatan aktivitas peneliti dilakukan secara berkolaboratif dengan pendidik mitra. Dengan menggunakan
lembar pengamatan kegiatan aktivitas guru yang mencakup 24 aspek
yang dinilai, kriteria penilaian Sangat baik mencapai 12 aspek dengan
persentase 50%, penilaian baik 10 aspek dengan persentase 42%, cukup 2 aspek
atau 8%. Pada siklus 1 hasil pengamatan kegiatan pendidik masih terdapat aspek
kurang dan untuk siklus II sudah tidak terlihat lagi aspek kurang pada
pengamatan aktivitas pendidik.
Tabel 4 Pengamatan Aktivitas Peserta didik Siklus I
Kriteria Penilaian |
Jumlah |
Persentase |
Sangat Baik (SB) |
12 |
50% |
Baik (B) |
10 |
42% |
Cukup (C) |
2 |
8% |
Kurang (K) |
0 |
0% |
Jumlah |
22 |
100% |
Persentase Ketuntasan |
92% |
Hasil aktivitas peserta didik dapat diuraikan tampak bahwa capaian aktivitas peserta didik dalam pertemuan Ke-3 siklus I, dari 22 aspek yang diamati oleh peserta didik sebanyak 12 aspek dengan persentase 50% dan kriteria baik 10 aspek atau 42%, kriteria cukup 2 aspek dengan persentase 8%, Dengan melihat hasil
pengamatan aktivitas peserta didik tersebut yakni 91%. Dengan
melihat hasil observasi kegiatan peserta didik tersebut tidak perlu adanya
perbaikan-perbaikan pada jalannya proses pembelajaran sehingga kegiatan peserta
didik berjalan dengan optimal sesuai dengan apa yang diharapkan
Tabel 5 Pengamatan Aktivitas Peserta
didik Siklus I
Kriteria Penilaian |
Jumlah |
Persentase |
Sangat Baik (SB) |
12 |
55% |
Baik (B) |
8 |
36% |
Cukup (C) |
2 |
9% |
Kurang (K) |
0 |
0% |
Jumlah |
24 |
100% |
Persentase Ketuntasan |
91% |
Hasil belajar peserta didik dalam materi daur air melalui
media video pembelajaran pada siklus II yaitu 23 peserta didik (92%) yang
tuntas dan 2 orang peserta didik (8%) yang tidak tuntas di berikan remedial.
Ketuntasan ini sudah mencapai indikator kinerja yang diharapkan.
Tabel 6 Hasil Belajar Peserta Didik
No |
Capaian |
Persentase Siklus II |
1 |
Tuntas |
92 % |
2 |
Tidak Tuntas |
8 % |
Pada siklus II yang tuntas ada 17 orang peserta
didik atau 68% dan yang tidak mampu ada 8 orang peserta didik atau 25%,
sedangkan pada siklus II yang tuntas ada 23 orang atau 92% dan yang tidak
tuntas ada 2 orang peserta didik atau 8%. Ketuntasan hasil belajar peserta
didik pada siklus I ke siklus II memperoleh peningkatan sebesar 24%.
Tabel 7 Perbandingan Hasil Belajar Pada
Siklus I dan Siklus II
No |
Hasil Pengamatan |
Peserta didik Yang Mampu |
Persentase ketuntasan |
1. |
Siklus I |
17 orang |
68% |
2. |
Siklus II |
23 orang |
92% |
Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Pada pelaksanaan Pemberian tindakan kelas yang
peneliti lakukan di SDN 17 Limboto. Subyek pada penelitian ini kelas V dengan
jumlah keseluruhan peserta didik 25 yang terdiri dari 11 peserta didik
laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Penerapan media video pembelajaran di
kelas V sangat efektif mengingat hasil belajar pada mata pelajaran IPA
merupakan sebuah pembelajaran yang memancing tingkat pengetahuan peserta didik
dalam meningkatkan hasil belajar.
Penggunaan media video pembelajaran pada mata
pelajaran IPA dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi proses
daur air dan manfaatnya, yakni pada:
1)
Penjelasan
Materi Ajar, mulai dari perhatian peserta didik, keaktifan peserta didik,
adanya interaksi positif antara peserta didik, dan pendidik.
2)
Pendekatan
atau strategi pembelajaran yang digunakan pada pelaksanaan pembelajaran
3)
Pemanfaatan
media pembelajaran atau sumber belajar dengan menggunakan media video
pembelajaran
4)
Penilaian
proses dan hasil proses mulai dari pembimbingan pada peserta didik saat proses
pembelajaran, peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
Peneliti, Ketertarikan media video pembelajaran Peserta didik yang mampu
mengemukakan pendapat dan bertanya.
Dari hasil pemantauan/observasi dan evaluasi yang
telah dilaksanakan oleh peneliti dan pendidik pengamat menunjukkan bahwa masih
ada 8 orang peserta didik dengan persentase 32% tidak tuntas atau kurang mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi daur air dan
sifat-sifatnya, sehingga belum mencapai indikator yang ditetapkan oleh
peneliti. Dengan analisis sebagai berikut:
1. Dari hasil pengamatan aktivitas pendidik dengan 24 aspek
yang di amati 8 aspek atau 33% dinilai sangat baik dan 11 aspek atau 46%
dinilai baik sedangkan nilai cukup 4 aspek atau 17%, kurang 1 aspek atau 4%.
2. Pengamatan aktivitas peserta didik dengan 22 aspek yang
di amati 6 aspek atau 27% dinilai sangat baik dan 11 aspek atau 50% dinilai
baik sedangkan nilai cukup 4 orang peserta didik atau 18%, kurang 1 orang
peserta didik atau 5%. Ini menandakan peserta didik sudah mulai mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik jika dibandingkan dengan obeservasi
awal.
3. Peserta didik mulai mengetahui proses daur air dan
manfaatnya karena terjadi peningkatan mulai dari observasi awal sebesar 32% meningkat
pada siklus I sebesar 68% dengan peningkatan mencapai 36%. Pada siklus I ada 17
peserta didik yang tuntas dalam melaksanakan hasil evaluasi.
4. Melalui penggunaan media video pembelajaran sebagian
peserta didik mulai mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
daur air dan manfaatnya.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa materi daur
air dan manfaatnya pada peserta didik kelas V SDN 17 Limboto Kabupaten
Gorontalo mengalami peningkatan dibandingkan pada observasi awal yakni hanya 8
orang peserta didik atau 32% yang mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi daur air di observasi awal, pada siklus I menjadi 17 orang
peserta didik atau 68% yang tuntas hasil belajarnya. Sesuai dengan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran IPA di siklus I tingkat kenaikannya mencapai
36%. Akan tetapi hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang telah
ditetapkan.
Refleksi dari analisis data di atas peserta didik
kelas V SDN 17 Limboto sudah mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada materi daur air dan sifat-sifatnya melalui media video pembelajaran. Untuk
itu peneliti dan pendidik mitra memutuskan karena penelitian tindakan pada
siklus II sudah mencapai indikator kinerja sesuai dengan yang diharapkan, maka
pelaksanaan tindakan tidak lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Sejalan dengan pendapat menurut
Fauziyah, (2021) bahwa
dengan menerapkan media video pembelajaran dapat memudahkan peserta didik dalam
memahami pembelajaran IPA serta pengembangan dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dengan menerapkan media video pembelajaran diharapkan
dapat mempermudah pendidik dalam memfasilitasi peserta didik dalam melakukan
proses pembelajaran dan peserta didik mudah memahami materi yang diajarkan oleh
pendidik. Senada dengan pendapat menurut Aliyyah (2021) bahwa dalam penerapan media video pembelajaran
diharapkan peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan oleh pendidik
mengingat media video pembelajaran merupakan media yang menarik perhatian
peserta didik. Penelitian Tindakan kelas dalam penelitian ini peneliti
melaksanakan 2 siklus pada saat pemberian tindakan dalam penelitian.
Pelaksanaan siklus I dan siklus II dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
Dengan data tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian tindakan kelas menyatakan, ”Jika pendidik menerapkan media video
pembelajaran, maka hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA akan
meningkat”, dapat diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa hasil belajar
peserta didik melalui media
video pembelajaran pada peserta didik kelas V di SDN 17 Limboto meningkat.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari kondisi awal peserta didik yang tuntas
memperoleh nilai 75 ke atas hanya 8 orang (32%) sedangkan yang tidak tuntas
sebanyak 17 orang (68%). Setelah diadakan tindakan menggunakan penggunaan media
video pembelajaran meningkat. Hasil
Belajar peserta didik pada pelaksanaan siklus II peserta didik yang tuntas ada
23 peserta didik atau 92%. peningkatan tersebut disebabkan karena adanya
penggunaan media pembelajaran yang menarik perhatian dan hasil belajar peserta
didik meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Adri, Muhammad. (2007). Strategi Pengembangan Multimedia
Instructional Design. Jurnal Invotek,
8(1), 1–9.
Aliyyah, Rusi Rusmiati, Amini, Alfatia, Subasman, Iman,
Herawati, Endang Sri Budi, & Febiantina, Susan. (2021). Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Ipa Melalui Penggunaan Media Video Pembelajaran. Jurnal Sosial Humaniora, 12(1), 54–72.
Azizah, Nur. (2016). Pengembangan
media pembelajaran buku bergambar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
menulis puisi Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darussalamah Tajinan Malang.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Dale, Edgar. (1969). Audiovisual
methods in teaching.
Dimyati, Dkk. (2003). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta,
Rineka Cipta. Gordon Dryden &
Jeannette Vos.
Fauziyah, Nurul, Utami, Ratnasari Dyah, & Sehati, Andari.
(2021). Penggunaan Media Video Pembelajaran Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Pada Peserta Didik Kelas V. Educatif
Journal of Education Research, 3(4),
78–87.
Hamalik, Oemar. (2016). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Hanafiah, Nanang, & Suhana, Cucu. (2017). Konsep Strategi
Pembelajaran, Bandung: PT. Refika
Aditama.
Herminingsih, Tri Retno. (2010). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran VCD dan Media Cetak Terhadap
Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Siswa SMP
(Penelitian pada siswa smpn 1 di kabupaten banjarnegara tahun 2008/2009).
UNS (Sebelas Maret University).
Maula, Nazalat Rohmatul, & Fatmawati, Laila. (2020).
Pengembangan media pembelajaran Kayaku (Kayanya Alam Negeriku) berbasis STEM
kelas IV sekolah dasar. Jurnal Ilmiah
Sekolah Dasar, 4(1),
97–105.
Miarso, Yusufhadi. (2016). Menyemai benih teknologi pendidikan. Kencana.
Mutmainnah, Mutmainnah, Aunurrahman, Aunurrahman, &
Warneri, Warneri. (2021). Efektivitas penggunaan e-modul terhadap hasil belajar
kognitif pada materi sistem pencernaan manusia di Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Basicedu, 5(3), 1625–1631.
Nisa, Khairun, Amanda, Nesya, & Pribadi, Reksa Adya.
(2023). Kolaborasi Pendidik Dan Peserta Didik dalam Mewujudkan Digitalisasi dan
Penguasaan Teknologi Pada Pembelajaran Abad 21. Jurnal Basicedu, 7(3),
1433–1445.
Rahmat, M. Pd I. (2019). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural
(Vol. 1). PT RajaGrafindo Persada.
Rukajat, Ajat. (2018). Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research): Disertai Contoh Judul Skripsi dan
Metodologinya. Deepublish.
Rusman, Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori,
Praktik, dan Penilaian. Rajawali Pres.
Sanjaya, D. R. H. Wina. (2016). Penelitian tindakan kelas. Prenada Media.
Seels, Barbara B., & Richey, Rita C. (2012). Instructional technology: The definition and
domains of the field. Iap.
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian
hasil proses belajar mengajar.
Suleman, Suleman. (2019). Pengaruh Teknik Pemberian Balikan
Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar IPA (Suatu Penelitian Eksperimen di
Kelas VIII SMP Negeri 2 Bongomeme). Akademika,
7(2), 77–90.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative learning: teori & aplikasi PAIKEM. Pustaka
pelajar.
Wisudawati, Asih Widi, & Sulistyowati, Eka. (2022). Metodologi pembelajaran IPA. Bumi
Aksara.