[Analisis Kesulitan Mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan
Pada Mata Kuliah Micro Teaching]
UINSU memiliki program khusus yang wajib diikuti oleh mahasiswa prodi pendidikan /
tarbiyah yang disebut Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). PPL merupakan latihan untuk
mempraktikkan teori yang telah dipelajari di perkuliahan. Sebagai bekal melaksanakan PPL
mahasiswa wajib menempuh beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan pembelajaran
(Murtiningsih, 2014). Selain itu, mahasiswa diwajibkan melakukan simulasi praktik mengajar
pada mata kuliah Microteaching yang dilakukan di kelas agar nantinya mahasiswa dapat mengajar
dengan baik ketika melaksakan PPL. Namun kenyataannya pada saat PPL, mahasiswa masih
mengalami kesulitan saat mengajar di sekolah praktikan(Aang et al., 2021)
Menjadi guru memiliki salah satu tugas yang cukup berat yaitu mengajar. Melalui mengajar
guru membentuk sumber daya manusia yang unggul. Mengajar bukan Hanya sekedar dimaknai
hanya melakukan transfer ilmu yang hanya dilakukan satu arah Atau teacher centered. Namun
mengajar merupakan hal yang komplek prosesnya harus Dilakukan secara interaktif berpusat
pada peserta didik. Pengajaran yang berpusat pada peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan
karakter berkualitas baik soft skill maupun hard skill pada peserta didik. Untuk mendukung hal
tersebut praktek mengajar merupak salah satu tugas wajib yang harus dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Tadris IPS pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (micro teaching)
(Nazariah et al., 2022).
Guru merupakan seseorang yang mengabdikan dirinya untuk mendidik dan mengajarkan
ilmu yang baik pada seseorang. Di dalam suatu perguruan tinggi keguruan diperlukan seseorang
yang dituntut menjadi seorang calon guru karena proses menjadi seorang calon guru garus melalui
beberapa proses yaitu mengikuti perkuliahan yang diambil atau menjalani beberapa mata kuliah
yang diambil misalnya microteaching (Oviyanti, 2016). Microteaching adalah suatu mata kuliah
yang membahas tentang cara menjadi seorang guru. Mata kuliah microteaching juga merupakan
sebagai tmpat latihan mengajar seorang calon guru. Sebagai calon guru harus mampu menguasai
semua keterampilan-keterampilan mengajar. Keterampilan ini di pelajari atau diberikan pada saat
mata kuliah Microteachng/latihan mengajar sebagai bekal dalam pelaksanaan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) disuatu sekolah (Siregar et al., 2019).
Pentingnya microteaching dalam membentuk calon guru profesional yang apabila tidak
dilakukan secara efektif, akan menimbulkan kekhawatiran terhadap merosotnya mutu
pembelajaran pada semua jenjang pendidikan akibat lemahnya pembekalan nilai profesional pada
mahasiswa atau calon guru selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi (Alandika, 2016).
Kebanyakan fakultas keguruan (school of education) di perguruan tinggi tidak siap menghasilkan
guru yang profesional. Lulusannya tidak sungguh menguasai bahan ajar dan tidak menguasai cara
mengajar di kelas (Alwi, 2017).
PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa. Terutama dalam
hal memperluas wawasan, pelatihan dan pengembangan kompetensi yang diperlukan dalam
bidangnya, peningkatan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam
memecahkan masalah (Yalianto & Sutrisno, 2015).
Mc. Langhlin dan Moulton dalam Rohani (2004) mengatakan bahwa “micro teaching is as
performance training method designed to isolate the component parts of teaching process, so that
the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation”. Micro
teaching juga diartikan sebagai suatu kegiatan latihan praktek mengajar bagi calon guru dalam
bentuk sederhana namun mendekati pada keadaan, seperti pada situasi kelas yang sebenarnya
(Khasanah, 2020). Hal ini juga dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS pada
mata kuliah Microteaching. Mahasiswa calon guru praktek mengajar secara langsung dan
terintegrasi guna mendapatkan bekal baik itu soft skill maupun hard skill dalam mengajar. Soft
skill ini berkaitan dengan pengetahuan, wawasan, dan kepribadian yang baik ketika mengajar
sedangkan hard skill berkaitan dengan keterampilan penampilan, berdemonstrasi, menggunakan
peralatan mengajar serta kemampuan dalam memanajemen kelas (Siswanto, 2010).