PENDAHULUAN
Bencana tsunami merupakan salah satu ancaman yang signifikan bagi kawasan pesisir,
terutama bagi kawasan pariwisata yang terletak di sepanjang garis pantai. Teluk Youtefa di Kota
Jayapura merupakan salah satu kawasan pariwisata yang terkenal di Indonesia. Kawasan ini
memiliki keindahan alam yang memukau, dengan pantai-pantai berpasir putih, air laut yang
jernih, serta keanekaragaman hayati yang kaya. Namun, keindahan tersebut juga membawa risiko
tinggi terhadap bencana tsunami.
Tsunami adalah gelombang besar yang terjadi di lautan akibat pergerakan tiba-tiba dan
drastis pada dasar laut. Tsunami dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gempa bumi
tektonik, letusan gunung berapi, longsor bawah laut, atau bahkan tabrakan meteor. Ketika tsunami
mencapai garis pantai, gelombang besar tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang parah,
kehilangan nyawa, dan kerugian ekonomi yang besar.
Di Teluk Youtefa, kawasan pariwisata yang padat, risiko tsunami menjadi sangat penting
untuk diperhatikan. Kota Jayapura, sebagai ibu kota Provinsi Papua, juga merupakan pusat
kegiatan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya strategi mitigasi
bencana tsunami yang efektif untuk melindungi penduduk, wisatawan, dan aset-aset penting di
kawasan Teluk Youtefa.
Salah satu langkah penting dalam strategi mitigasi bencana tsunami adalah pemahaman
yang baik tentang ancaman dan risiko yang ada. Teluk Youtefa berada di wilayah yang terletak
di Cincin Api Pasifik, yang dikenal sebagai salah satu wilayah paling aktif secara seismik di dunia.
Zona subduksi di bawah Lautan Pasifik sering mengalami gempa bumi kuat yang berpotensi
memicu tsunami. Oleh karena itu, penelitian ilmiah dan pemetaan terkini tentang seismisitas
wilayah ini sangat penting untuk memahami potensi terjadinya tsunami di Teluk Youtefa.
Selain itu, perlu juga dilakukan pengembangan sistem peringatan dini yang efektif.
Sistem peringatan dini yang baik dapat memberikan peringatan cepat kepada masyarakat dan
pengunjung saat ada ancaman tsunami. Teknologi canggih seperti sensor gempa bumi, peralatan
deteksi gelombang, dan sistem komunikasi yang handal harus diperkenalkan di Teluk Youtefa.
Pemerintah, otoritas setempat, dan lembaga penelitian dapat bekerja sama untuk membangun
infrastruktur peringatan dini yang kuat dan menyeluruh.
Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman tsunami dan
upaya mitigasi yang harus dilakukan. Kampanye pendidikan dan pelatihan tentang tanda-tanda
tsunami, perilaku evakuasi yang aman, dan perencanaan darurat harus dilakukan secara rutin di
komunitas dan sekolah-sekolah di sekitar Teluk Youtefa. Dalam hal ini, kolaborasi dengan
organisasi non-pemerintah, universitas, dan lembaga swadaya masyarakat juga sangat penting
untuk mencapai target kesadaran yang lebih luas.
Di samping itu, perencanaan tata ruang yang bijaksana juga harus menjadi bagian dari
strategi mitigasi bencana tsunami di kawasan pariwisata Teluk Youtefa. Pemilihan lokasi
pembangunan infrastruktur dan fasilitas pariwisata harus mempertimbangkan tingkat risiko
tsunami yang ada. Zonasi kawasan pantai, pembatasan pembangunan di wilayah rawan tsunami,
dan pengaturan ketat terkait konstruksi bangunan harus diterapkan untuk mengurangi kerentanan
terhadap bencana tsunami.
Terakhir, kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga penelitian,
sektor pariwisata, dan masyarakat lokal sangat penting dalam implementasi strategi mitigasi
bencana tsunami di Teluk Youtefa. Kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif dari semua pihak
yang terlibat akan memperkuat upaya mitigasi dan memastikan kesinambungan dalam menjaga
keamanan dan keberlanjutan pariwisata di kawasan ini.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam konteks ini adalah metode Analytical Hierarchy
Process (AHP). AHP adalah sebuah metode analisis yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty