ketertiban masyarakat secara umum, termasuk remaja tersebut sendiri menurut Willis, (2014)
dalam (Maryuti & Sari, 2022).
Menurut Kartono (1992), Kenakalan remaja merujuk pada perilaku yang melibatkan
kejahatan atau kenakalan pada anak-anak dan remaja. Ini merupakan gejala sosial yang patologis,
di mana remaja mengembangkan perilaku yang menyimpang akibat pengabaian sosial. Kenakalan
remaja mencakup rentang luas, mulai dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial
hingga pelanggaran status, bahkan tindakan kriminal (Suryandari, 2020).
Menurut Sudarsono (1991), Kenakalan remaja terjadi pada tindakan yang melanggar
hukum, bertentangan dengan norma-norma sosial, mengabaikan prinsip-prinsip kepatutan, dan
melanggar ketentuan agama yang dilakukan oleh remaja (Suryawan, 2016).
Berdasarkan beberapa definisi kenakalan remaja di atas dapat disimpulkan bahwa
kenakalan remaja merupakan gejala sosial yang disebabkan karena adanya pengabaian sosial, dan
kenakalan remaja juga berdampak negatif terhadap psikologi anak yang menjadi pelaku
kenakalan remaja, dan akibat dari kenakalan remaja ini dapat mengganggu ketentraman
masyarakat, menyebabkan kerugian pada orang lain, atau bahkan berdampak pada dirinya sendiri,
karena perilaku ini termasuk perilaku yang melanggar hukum, agama, serta norma-norma yang
berlaku.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang umum dilakukan disekolah
Sunarwiyati S. (1985) Kenakalan remaja dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori,
yaitu: a. Kenakalan biasa, seperti terlibat dalam tawuran, sering berkeluyuran, sering membolos
sekolah, atau pergi dari rumah tanpa memberi tahu. b. Pelanggaran yang berkaitan dengan
tindakan kejahatan dan pelanggaran, seperti mengemudi tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM),
mengambil barang orang tua tanpa izin, dan sejenisnya. c. Kenakalan khusus, seperti
penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlarang, kasus pemerkosaan, dan berbagai tindakan
lainnya (Sarwirini, 2011).
Tingkat kenakalan remaja di era sekarang ini semakin meningkat, hal ini perlu diperhatikan
oleh para orang tua yang memiliki anak remaja. Ada berbagai contoh kenakalan remaja yang bisa
terjadi, mulai dari sifatnya yang tidak membahayakan hingga tindakan kriminal. Adapun bentuk
kenakalan remaja sebagai berikut:
1. Merokok
Merokok di jaman sekarang merupakan hal yang wajar dan sudah tidak asing lagi di kalangan
pelajar, di kalangan remaja sendiri merokok dianggap sebagai bagian dari gaya hidup yang
bisa memberikan kenikmatan tersendiri bagi dirinya, meskipun itu akan membahayakan bagi
orang di sekitarnya. Terkadang remaja merokok juga karena tidak ingin ditinggal oleh
kelompoknya dan juga sebagai pelampiasan untuk melupakan masalahnya. Menurut
Joewana (2004) penyebab dari perilaku merokok pada remaja dengan adanya pengakuan bisa
mengilangkan kekecewaan, serta menganggap hal tersebut tidak melanggar norma (Prasasti,
2017).
2. Bolos sekolah
Menurut Marti dkk,. (2026) perilaku membolos merupakan perbuatan yang dilakukan oleh
siswa tidak mengikuti jam pelajaran atau tidak hadirnya siswa tanpa alasan yang jelas (Utami
et al., 2017). Bolos sekolah sering dilakukan oleh para pelajar, hal ini biasanya dilakukan per
kelompok atau pergeng, faktor penyebab mereka membolos sekolah itu seperti, tidak senang
dengan guru yang mengajar, tidak suka mata pelajaran yang sedang diajarkan, dan bosan
dengan kegiatan yang sedang dilakukan di dalam kelas.
3. Tawuran
tawuran merupakan bentuk kekerasan yang biasanya dilakukan oleh antar sekolah, dimana
hal ini sudah menjadi tradisi yang sudah melekat dikalangan pelajar. Tawuran ini dapat
menimbulkan keresahan bagi orang tua karena bisa mengakibatkan korban yang terluka
akibat penggunaan senjata tajam saat tawuran. Menurut Nurrochsyam (2013) ada empat
brntuk kekerasan yaitu kekerasan fisik, kekerasan seksualitas, kekerasan psikologis, dan