PENDAHULUAN
Salah satu kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi adalah menunggu
dalam sebuah pelayanan. Hal ini dapat terjadi ketika kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi
kapasitas yang tersedia dan mengakibatkan adanya baris tunggu dari konsumen. Karena bagian
pelayanan sedang melayani yang lain, sehingga tidak mampu melayani pada saat yang bersamaan.
Kejadian tersebut sering disebut antrean.
Terjadinya antrean adalah hasil langsung dari keacakan dalam operasi sarana pelayanan.
Secara umum kedatangan pelanggan dan waktu pelayanan tidak diketahui sebelumnya, karena
jika dapat diketahui, pengoperasi sarana tersebut dapat dijadwalkan sedemikian hingga akan
memberikan pelayanan yang maksimal. Walaupun antrean telah menjadi bagian dari keseharian
manusia, namun persoalan ini membutuhkan penyelesaian untuk mendapatkan solusi yang
optimal agar tidak menjadi sebuah masalah.
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Muhammad Nur dan Faulin Qitri menganalisa sistem
antrian loket pada PT(2016) (2013). Tiki Jalan teuku Umar Pekanbaru dengan menggunakan
Software Arena yang menghasilkan jumlah loket yang optimal, dapat dikatakan bahwa loket
berada dalam kegiatan normal dan tidak sibuk (Nur & Qitri, 2016). Teguh pada jurnal IKRA-ITH
pernah melakukan penelitian pada PT Indomobil Trada Nasional yang menghasilkan model
simulasi antrian yang optimal dengan menambahkan 1 server (Djati, 2016). Selain itu, Hendra,
Ellysa, dan Thomas juga melakukan penelitian mengenai analisis sistem antrian pada proses
pelayanan konsumen di rumah makan menghasilkan usulan perbaikan sistem guna
mengoptimalkan pelayanan.
Peristiwa antrean ini memang menyebabkan ketidaknyamanan ataupun kerugian baik
pengguna layanan maupun penyelenggara layanan. Misalnya, pesawat menunggu untuk lepas
landas dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bagi penumpang serta mengacaukan jadwal
penerbangan lainnya. Pelanggan menunggu pada sebuah kasir untuk membayar belanjaan
mengakibatkan kebosanan dan tidak tertarik pelanggan untuk kembali ketempat tersebut. Mesin
industri yang menunggu perbaikan dari montir mengakibatkan terlambatnya produksi suatu
barang yang dilakukan mesin tersebut. Serta banyak kerugian lainnya. Antrean dapat ditemukan
pada beberapa fasilitas pelayanan umum dimana dapat berupa orang ataupun barang yang
mengalami proses antrean dari kedatangan, antrean, menunggu, hingga pelayanan berlangsung.
Misalnya untuk membeli karcis bioskop, membayar tol, mengambil atau menyetor uang pada
bank, dan lainnya. Pada barang, misalnya antrean bahan mentah yang akan diproses untuk
dijadikan suatu produk tertentu, komoditi ekspor yang akan dimuat ke kapal laut, ataupun data
yang akan diolah dipusat komputer, dan lain sebagainya (Melinda, Marpaung, & Liquiddanu,
2018).
Selain itu, antrean juga terdapat pada fasilitas penting yaitu pelayanan kesehatan. Pada
prosesnya, seseorang yang sakit akan melakukan proses pengobatan maupun penyembuhan
melalui perlakuan perawatan dan pemberian obat. Sehingga pelayanan penyedia obat ini
merupakan salah satu hal yang penting dalam pelayanan kesehatan. Pada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit, diketahui bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Dimana sediaan farmasi
dapat berupa obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik. Salah satu pelayanan instalasi
farmasi adalah pada RS Advent Medan, beralamat di Jalan Gatot Subroto No. Km 4, Sei
Sikambing D, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara (Afrane & Appah, 2014). Pada
instalasi farmasi di RS Advent Medan ini, antrean pelayanan pengolahan obat dimulai dengan
pasien yang datang langsung meletakkan resep obat yang dibawanya setelah periksa kepada
dokter dan mendapatkan nomor antrean. Kemudian menunggu sampai nomor antreannya
dipanggil untuk mendapatkan pelayanan, yaitu mendapatkan obat beserta penjelasan obat sesuai
resep. Setelah itu pasien dapat meninggalkan sistem antrean. Masalah yang timbul dari antrean di