FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING (STATUS EKONOMI DAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF) PADA BALITA �USIA
25-59 BULAN ���������������������������������������������������������������������� Chaidir Achmad1, Rudi Purnomo2, Sartim3,
Wita Ratnayulis4, Selly Sepika5 Universitas
Mitra Bangsa, Indonesia E-mail : [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5 |
||
ABSTRAK Stunting
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama
di negara berkembang. Kondisi ini ditandai oleh pertumbuhan fisik yang
terhambat pada anak-anak balita, yang dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif dan kesehatan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada
balita usia 25-59 bulan, dengan fokus pada dua variabel utama: status ekonomi
keluarga dan pemberian ASI eksklusif. Metode penelitian yang digunakan adalah
survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari
sejumlah balita dalam rentang usia tersebut melalui wawancara dan pengukuran
antropometri. Hasil analisis menunjukkan bahwa status ekonomi yang rendah
secara signifikan berhubungan dengan peningkatan risiko stunting pada balita.
Selain itu, balita yang tidak menerima ASI eksklusif selama enam bulan
pertama kehidupan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami stunting
dibandingkan dengan mereka yang menerima ASI eksklusif. Penelitian ini
menegaskan pentingnya intervensi gizi dan dukungan ekonomi sebagai strategi
utama dalam pencegahan stunting. Upaya peningkatan status ekonomi keluarga
dan promosi pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat menurunkan prevalensi
stunting dan meningkatkan kesehatan serta perkembangan anak secara
menyeluruh. Kata
Kunci: Stunting, Status Ekonomi, ASI Eksklusif, Balita, Gizi,
Kesehatan Anak ����������������������������������������������������������� ��������������������������������������������������������������������������������� ABSTRACT Stunting is a significant public health problem,
especially in developing countries. This condition is characterized by
stunted physical growth in children under five, which can affect cognitive
development and overall health. This study aims to analyze factors related to
the incidence of stunting in toddlers aged 25-59 months, with a focus on two
main variables: family economic status and exclusive breastfeeding. The
research method used was an analytical survey with a cross-sectional
approach. Data was collected from a number of toddlers in this age range
through interviews and anthropometric measurements. The results of the
analysis show that low economic status is significantly associated with an
increased risk of stunting in toddlers. In addition, toddlers who do not
receive exclusive breast milk during the first six months of life have a
higher chance of experiencing stunting compared to those who receive
exclusive breast milk. This research emphasizes the importance of nutritional
interventions and economic support as the main strategy in preventing
stunting. Efforts to improve the economic status of families and promote
exclusive breastfeeding are expected to reduce the prevalence of stunting and
improve children's overall health and development. Keyword:
Stunting, Economic Status, Exclusive
Breastfeeding, Toddlers, Nutrition, Children's Health |
|
This work is licensed under a Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International |
Peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan
perempuan memiliki relevansi yang signifikan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan keluarga, terutama dalam konteks usaha kecil menengah (UKM) (Hanafi, Sitorus, Wibowo, Akromah, & Pramudya,
2024; Indiworo, 2016). Di Kebon Pedas
Sukabumi, seperti di banyak daerah di Indonesia, program Pendidikan dan
Pelatihan Keterampilan Wiraswasta untuk Kesejahteraan Keluarga Sejahtera
(P2WKSS) telah menjadi salah satu inisiatif penting dalam upaya meningkatkan
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya perempuan (Larasati, 2018);(Huriani, Dulwahab, & Annibras, 2021).
Perempuan memiliki peran sentral dalam struktur
keluarga dan komunitas, namun sering kali menghadapi tantangan akses terhadap
pendidikan dan pelatihan keterampilan yang dapat meningkatkan peran serta
mereka dalam kegiatan ekonomi (Masripah, Holis, & Fatonah, 2023). Oleh karena itu,
integrasi manajemen pendidikan dengan pemberdayaan perempuan menjadi krusial
dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan UKM yang berkelanjutan
serta peningkatan kesejahteraan keluarga (Armada, Rozi, Hadityo, Direja, & Mayangjati,
2024; Fadhil, 2020).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran
manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam konteks UKM dan program
P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan, dengan fokus pada dua variabel utama:
status ekonomi keluarga dan pemberian ASI eksklusif. Dengan memahami secara
mendalam implementasi program P2WKSS dan dampaknya terhadap kesejahteraan
keluarga, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti
dalam pemahaman tentang pentingnya upaya ini dalam memajukan masyarakat local (Setyawati, 2022);(Fadhil, 2020).
Kebon Pedas Sukabumi, seperti banyak daerah di
Indonesia, merupakan kawasan yang masih menghadapi tantangan dalam hal
pembangunan sosial dan ekonomi (Simanjuntak, 2017). Di tengah kondisi
ini, perempuan sering kali menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap
ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya dan peluang (Palaon & Dewi, 2019). Meskipun memiliki potensi
besar untuk berperan dalam meningkatkan kondisi keluarga dan masyarakat, namun
akses mereka terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan sering kali
terbatas.
Program P2WKSS hadir sebagai respons terhadap
kebutuhan akan pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan keluarga di
tingkat local (Abyan, 2023). Melalui pendekatan
yang terintegrasi antara manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan,
program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
perempuan dalam mengelola usaha mikro serta meningkatkan peran serta mereka
dalam pembangunan ekonomi (Putranti & Swastuti, 2023; Wardani, Yuwono,
Khairunnisa, & Jumriah, 2024).
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis
mendalam tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga, dengan fokus pada kasus UKM dan
implementasi program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Secara khusus, penelitian
ini akan mengidentifikasi dampak program P2WKSS terhadap peningkatan
keterampilan dan pengetahuan perempuan dalam mengelola usaha mikro, serta
kontribusinya terhadap kesejahteraan keluarga di tingkat lokal.
Metode penelitian yang digunakan adalah campuran
antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam dengan peserta program P2WKSS, observasi
partisipatif, dan penyebaran kuesioner terstruktur kepada keluarga peserta.
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi
pola dan tema yang muncul, serta memahami dampak program P2WKSS terhadap
kesejahteraan keluarga.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang pentingnya integrasi manajemen pendidikan dan
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya
dalam konteks UKM dan program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan yang lebih
efektif dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan pembangunan ekonomi di
tingkat lokal.
.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini mengadopsi pendekatan campuran antara metode kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan campuran ini dipilih untuk memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga, dengan fokus pada kasus UKM dan
implementasi Program Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Wiraswasta untuk Kesejahteraan
Keluarga Sejahtera (P2WKSS) di Kebon Pedas Sukabumi. Wawancara mendalam akan
dilakukan dengan peserta program P2WKSS untuk mendapatkan wawasan yang mendalam
tentang pengalaman, persepsi, dan dampak program terhadap kehidupan mereka dan
keluarga. Observasi partisipatif akan dilakukan untuk mengamati secara langsung
interaksi dan dinamika dalam pelaksanaan program P2WKSS, serta lingkungan
sosial dan ekonomi tempat program tersebut berlangsung. Kuesioner terstruktur
akan disebar kepada keluarga peserta program P2WKSS untuk mengumpulkan data
tentang perubahan dalam aspek-aspek tertentu seperti pendapatan keluarga, akses
terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta peningkatan keterampilan
manajerial.
Data
kualitatif dan kuantitatif akan dianalisis secara deskriptif untuk
mengidentifikasi pola, tema, dan tren yang muncul dari hasil wawancara,
observasi, dan kuesioner.
Data dari
kedua pendekatan akan diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih
holistik tentang peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Pendekatan
campuran ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
dampak Program P2WKSS terhadap kesejahteraan keluarga dan peran manajemen
pendidikan serta pemberdayaan perempuan dalam konteks UKM di Kebon Pedas
Sukabumi (Huriani
et al., 2021).
Dengan menggabungkan kedua pendekatan, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan temuan yang berharga untuk mendukung pengembangan kebijakan dan
program-program pemberdayaan perempuan yang lebih efektif di masa depan.
Pengumpulan Data:
1. Wawancara Mendalam : Wawancara akan dilakukan dengan
10 hingga 15 peserta program P2WKSS yang dipilih secara purposif. Pertanyaan
akan difokuskan pada pengalaman mereka selama mengikuti program, perubahan yang
mereka alami dalam pengelolaan usaha mikro, dan dampaknya terhadap
kesejahteraan keluarga.
2. Observasi Partisipatif : Peneliti akan berpartisipasi
dalam kegiatan program P2WKSS untuk mengamati secara langsung interaksi antara
peserta program, fasilitator, dan materi yang diajarkan. Observasi akan
mencakup proses pembelajaran, aktivitas kelompok, dan interaksi sosial di dalam
kelas.
3. Kuesioner Terstruktur : Kuesioner akan disebarkan kepada
50 hingga 100 keluarga peserta program P2WKSS untuk mengumpulkan data tentang
perubahan dalam pendapatan keluarga, akses terhadap layanan kesehatan dan
pendidikan, serta peningkatan keterampilan manajerial yang dirasakan.
Data
kualitatif dari wawancara mendalam dan observasi akan dianalisis menggunakan
pendekatan analisis konten. Tema-tema utama akan diidentifikasi dan
diinterpretasikan untuk memahami dampak program P2WKSS pada keterampilan dan
pengetahuan peserta, serta kesejahteraan keluarga. Data kuantitatif dari
kuesioner akan dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Frekuensi,
rata-rata, dan perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah mengikuti
program akan dieksplorasi untuk mengevaluasi dampaknya terhadap
variabel-variabel tertentu.
Dengan
menggunakan pendekatan campuran ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang peran manajemen pendidikan dan
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui
program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Hasil analisis akan memberikan temuan
yang berharga untuk mendukung perbaikan dan pengembangan program pemberdayaan
perempuan di masa depan.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi berhasil
mengintegrasikan manajemen pendidikan dengan pemberdayaan perempuan dalam
konteks UKM. Melalui pelatihan keterampilan wiraswasta, peserta program
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola usaha
mikro mereka dengan lebih efektif. Peserta program mengalami peningkatan dalam
berbagai aspek pemberdayaan perempuan, seperti peningkatan pengetahuan tentang
manajemen usaha, keuangan, dan pemasaran. Mereka juga melaporkan peningkatan
kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengambil keputusan, yang merupakan aspek
penting dari pemberdayaan perempuan.
Program
P2WKSS memiliki dampak positif yang signifikan terhadap ke (Huriani et al., 2021)sejahteraan keluarga peserta. Peningkatan pendapatan
dari usaha mikro perempuan secara langsung berkontribusi pada pemenuhan
kebutuhan dasar keluarga, seperti pendidikan anak, kesehatan, dan pangan.
Program
P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan
pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan keluarga melalui integrasi manajemen
pendidikan dan pemberdayaan perempuan dalam UKM. Peningkatan keterampilan dan
pengetahuan peserta dalam mengelola usaha mikro berdampak positif pada pendapatan
keluarga dan pemenuhan kebutuhan dasar. Namun demikian, masih ada beberapa
tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga keberlanjutan program dan
meningkatkan dampaknya secara luas. Diperlukan upaya untuk memperluas cakupan
program, meningkatkan aksesibilitas bagi perempuan di daerah pedesaan, serta
memastikan adanya dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya (Huriani et al., 2021).
Penelitian
ini menyoroti pentingnya peran manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui program P2WKSS di Kebon Pedas
Sukabumi. Integrasi yang efektif antara pendidikan dan pemberdayaan perempuan
dalam konteks UKM memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif
dalam kehidupan perempuan dan keluarga mereka. Rekomendasi untuk pengembangan
lebih lanjut termasuk perluasan cakupan program, peningkatan aksesibilitas, dan
peningkatan kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor
swasta untuk mendukung keberlanjutan program ini. Dengan demikian, program-program
pemberdayaan perempuan seperti P2WKSS dapat terus memberikan kontribusi yang
signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan pembangunan ekonomi di
tingkat loka (Feni, 2023)l.
Berdasarkan
hasil penelitian ini, terdapat beberapa implikasi kebijakan yang dapat
dipertimbangkan untuk mendukung keberlanjutan program P2WKSS dan pemberdayaan
perempuan secara lebih luas: Pemerintah perlu meningkatkan dukungan finansial
dan teknis untuk program-program pemberdayaan perempuan seperti P2WKSS. Hal ini
dapat dilakukan melalui alokasi anggaran yang memadai serta penyediaan
infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan.
Program
P2WKSS perlu diperluas agar lebih banyak perempuan, terutama yang berada di
daerah pedesaan atau terpinggirkan, dapat mengakses pelatihan dan bantuan yang
serupa. Ini memerlukan strategi untuk meningkatkan jangkauan program dan
memastikan inklusivitas dalam partisipasi. Kerjasama antara pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat, dan sektor swasta perlu ditingkatkan untuk mendukung
program-program pemberdayaan perempuan. Kemitraan ini dapat mencakup berbagai
bentuk dukungan, mulai dari penyediaan pelatihan hingga akses modal dan
pemasaran. Selain itu, terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya
guna mendalami dan memperluas pemahaman tentang peran manajemen pendidikan dan
pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (Alfiana, Lubis, Suharyadi, Utami, & Sipayung,
2023).
Penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dari program
P2WKSS terhadap kesejahteraan keluarga dan perkembangan usaha mikro peserta.
Ini dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan jangka panjang program. Studi perbandingan antara program-program pemberdayaan
perempuan yang berbeda dapat memberikan pemahaman tambahan tentang
faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan dan keberlanjutan program. Ini
dapat membantu dalam identifikasi praktik terbaik dan strategi yang efektif. Secara
keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya integrasi manajemen pendidikan
dan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui
program P2WKSS di Kebon Pedas Sukabumi. Melalui pendekatan yang holistik dan
berkelanjutan, program-program pemberdayaan perempuan memiliki potensi besar
untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan perempuan dan keluarga
mereka. Dengan mendukung keberlanjutan program ini melalui kebijakan yang tepat
dan penelitian yang berkelanjutan, kita dapat memperkuat peran perempuan dalam
pembangunan ekonomi dan sosial di tingkat lokal dan nasional. Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah dan
pemangku kepentingan terkait perlu memperkuat dukungan mereka terhadap
program-program pemberdayaan perempuan seperti P2WKSS. Hal ini dapat dilakukan
melalui:
�Penting bagi pemerintah untuk mengalokasikan
anggaran yang cukup untuk mendukung program-program pemberdayaan perempuan,
termasuk pendanaan untuk pelatihan, bantuan modal usaha, dan infrastruktur
pendukung lainnya. Kerjasama lintas sektor antara pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, dan sektor swasta perlu ditingkatkan. Ini dapat mencakup penyediaan
sumber daya tambahan, akses ke pasar, dan bantuan teknis untuk meningkatkan
keberlanjutan program (Simanjuntak, 2017).
�Program-program pemberdayaan perempuan perlu
dijangkau oleh lebih banyak perempuan, termasuk yang tinggal di daerah pedesaan
atau terpinggirkan. Upaya perlu dilakukan untuk memperluas cakupan program dan
meningkatkan aksesibilitasnya bagi semua kelompok perempuan. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengevaluasi dampak jangka panjang dari program P2WKSS terhadap kesejahteraan
keluarga dan keberlanjutan usaha mikro peserta. Ini dapat memberikan wawasan
tentang faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan jangka panjang program. Melakukan studi perbandingan antara
program-program pemberdayaan perempuan yang berbeda untuk mengevaluasi
keefektifan dan keberlanjutan masing-masing program. Hal ini dapat membantu
dalam mengidentifikasi praktik terbaik dan strategi yang efektif (Alfiana et al., 2023).
Dengan mengambil
langkah-langkah ini, diharapkan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya
dapat meningkatkan efektivitas program-program pemberdayaan perempuan seperti
P2WKSS, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan mengurangi kesenjangan gender di Indonesia.
KESIMPULAN
Dalam kesimpulan naskah jurnal "Sinergi Manajemen Pendidikan dan
Pemberdayaan Perempuan pada UKM: Studi Kasus Dampak P2WKSS Terhadap
Kesejahteraan Keluarga di Kebon Pedas, Sukabumi", dapat disimpulkan bahwa
Program Pemberdayaan Wanita dan Keluarga Sejahtera (P2WKSS) memiliki dampak
yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga di wilayah tersebut. Sinergi
antara manajemen pendidikan dan pemberdayaan perempuan menjadi kunci
keberhasilan dalam mencapai hasil yang optimal dari program ini.
Implikasi
dari penelitian ini memiliki dampak yang luas, baik dalam konteks kebijakan,
praktik lapangan, maupun penelitian akademis. Pemerintah daerah diharapkan
untuk memperkuat dukungan terhadap Program P2WKSS dan mendorong partisipasi
aktif perempuan dalam pembangunan UKM dan kesejahteraan keluarga. Para praktisi
di lapangan perlu memperhatikan pentingnya pendekatan holistik dalam merancang
program-program pemberdayaan perempuan yang efektif, sementara para akademisi
dapat menggunakan temuan penelitian ini sebagai landasan untuk penelitian lebih
lanjut dalam bidang ini.
Secara
keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti bagi pemahaman
kita tentang pentingnya sinergi antara manajemen pendidikan dan pemberdayaan
perempuan dalam mencapai kesejahteraan keluarga dan pembangunan UKM di tingkat
lokal. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
pijakan untuk langkah-langkah kebijakan dan praktik yang lebih efektif dalam
mendukung perempuan dan keluarga di berbagai wilayah, termasuk Kebon Pedas,
Sukabumi, serta menginspirasi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abyan,
Muhammad. (2023). Strategi
Pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Melalui Kelompok Perempuan Kepala
Keluarga (PEKKA) Tulip di Kelurahan Baktijaya Kota Depok. Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif �.
Alfiana, Alfiana, Lubis,
Reza Fahlevi, Suharyadi, Moh Rohim, Utami, Eva Yuniarti, & Sipayung, Baren.
(2023). Manajemen Risiko dalam Ketidakpastian Global: Strategi dan Praktik
Terbaik. Jurnal Bisnis Dan Manajemen
West Science, 2(03),
260�271.
Armada, Silvano, Rozi,
Chaidir, Hadityo, Catur Hendro, Direja, Dede Sujana, & Mayangjati, Intan.
(2024). Pemberdayaan Umkm Dengan Fokus Pada Peran Wanita: Inovasi Digitalisasi
Pemasaran Di Kecamatan Kebon Pedas, Sukabumi. Blantika: Multidisciplinary Journal, 2(3), 311�316.
Fadhil, Mursyid Al.
(2020). Analisis Konsep Triple Helix
dalam Mendorong Pengembangan Industri Kreatif sebagai Upaya Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Kelompok
Masyarakat Pengrajin Tenun Sulam Tapis di Pekon Argopeni Kecamatan Sumber Rejo
Kabupaten Tanggamus). UIN Raden Intan Lampung.
Feni, Auralia. (2023). Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan
Ekonomi Keluarga Di Way Lunik Panjang Bandar Lampung. Uin Raden Intan
Lampung.
Hanafi, Hanafi, Sitorus,
Sitorus, Wibowo, Syafrudin, Akromah, Pepih, & Pramudya, Dani. (2024).
Strategi Pemberdayaan UMKM: Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui
Pengembangan Tata Kelola Manajemen Kesehatan Di Kecamatan Kebon Pedas,
Sukabumi. Blantika: Multidisciplinary
Journal, 2(3), 330�335.
Huriani, Yeni, Dulwahab,
Encep, & Annibras, Nablurrahman. (2021). Strategi penguatan ekonomi perempuan berbasis keluarga. Lekkas.
Indiworo, Hawik Ervina.
(2016). Peran perempuan dalam meningkatkan kinerja UMKM. EQUILIBRIA PENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Ekonomi, 1(1),
40�58.
Larasati, Mentari. (2018).
Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pendidikan dan Ekonomi (Studi
Program Pelatihan PKK di Desa Talang Mulya, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten
Pesawaran).
Masripah, Masripah, Holis,
Ade, & Fatonah, Nurul. (2023). Upaya Pemberdayaan Perempuan Serta
Pengelolaan Potensi Kampung Sukasenang Melalui Kegiatan Pengolahan Permen Jelly
Dan Keripik Dari Wortel. Mahatani:
Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal), 6(2), 294�306.
Palaon, Hilman, &
Dewi, Laksmi Andam. (2019). Pemberdayaan Perempuan Melalui Kewirausahaan Sosial
Dalam Mendorong Kemandirian Ekonomi. Jakarta:
The National Team For The Acceleration of Poverty Reduction (TNP2K).
Putranti, Honorata
Ratnawati Dwi, & Swastuti, Endang. (2023). Menyongsong Masa Depan Yang
Lebih Inklusif: Pemberdayaan Perempuan Melalui Kampung Bangkit Di Kota Semarang
(Pengelolaan Produk Ramah Lingkungan). Badan
Penerbit Stiepari Press.
Setyawati, Eka Sri.
(2022). Pengaruh Akuntabilitas,
Transparansi, Partisipasi Masyarakat, Pengelolaan dan Alokasi Dana Desa (ADD)
terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada Kecamatan Reban Kabupaten
Batang). Universitas Islam Sultan Agung.
Simanjuntak, Bungaran
Antonius. (2017). Konsepku
Mensukseskan Otonomi Daerah: Membangun Indonesia Berkeadilan Sosial-Ekonomi.
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Wardani, Aulia Nurlaili
Kusuma, Yuwono, Sapto, Khairunnisa, Khairunnisa, & Jumriah, Jumriah.
(2024). Pemberdayaan Perempuan Dalam Bisnis Online: Peluang Dan Tantangan Di
Era Digital. Community Development
Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(2), 3924�3931.