[Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah IPA pada Siswa SMP
dalam Menyelesaikan Soal IPA]
Mochamad Zumar Firdaus Ermawan, An Nuril Maulida Fauziah
memahami konsep dan prinsip ilmu pengetahuan alam serta hubungannya dan mampu
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Permendikbud, 2016).
Kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu kemampuan untuk berusaha mencari
jalan keluar dari suatu masalah yang sedang dihadapi (Polya, 1978). Kemampuan pemecahan
masalah sangat penting untuk dimiliki siswa karena memberi manfaat yang sangat besar untuk
siswa terutama dalam melihat relevansi antara pengetahuan yang dipeoleh dengan hal-hal yang
ada dikehidupan (Amri et al., 2013). Proses pemecahan masalah juga dijelaskan oleh PISA
(2015), dimana dalam diri seseorang terjadi empat proses kognitif dalam pemecahan masalah,
yaitu: (1) mengeksplorasi dan memahami; (2) merepresentasi dan menformulasi; (3)
merencanakan dan melaksanakan; dan (4) memantau dan merefleksi (UK Department of
Education, 2017).
Kenyataan pembelajaran di sekolah Indonesia menunjukkan bahwa jarang sekali melatih
pemecahan masalah (Amir, 2015). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat kegiatan
pengenalan lingkungan persekolahan di salah satu sekolah di Surabaya, menunjukkan bahwa
ketika guru memberikan soal latihan IPA yang berhubungan dengan pemecahan masalah, terlihat
siswa sangat kesulitan dalam menyelesaikannya. Kesulitan siswa tersebut terlihat bingung untuk
menyelesaiakn soal mulai darimana, sehingga saat menyusun rencana untuk memecahkan
masalah dalam soal sebagaian besar dari mereka melihat jawaban temannya yang mampu
mengerjakan. Hasil observasi yang dilakukan juga menunjukkan bahwa guru jarang terlibat dalam
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa.
Akibatnya, siswa tidak terbiasa memecahkan masalah dengan solusi terbaik.
Menghadapi permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, sudah saatnya guru melatih
kemampuan pemecahan masalah siswa mulai dari sekarang khusunya dalam matapelajaran IPA.
Mengidentifikasi dan merepresentasikan masalah cara yang dapat dilakukan untuk melatih dan
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah ilmiah siswa dalam proses pembelajaran.
Pemecahan masalah yang digunakan dalam pembelajaran juga dapat melibatkan siswa untuk
membangun pengetahuannya dan terlibat dalam perolehan pengetahuan. Berdasarkan uraian di
atas, peneliti mencoba melihat analisis kemampuan pemecahan masalah sejauh mana kemampuan
pemecahan masalah siswa SMP dalam mengerjakan soal IPA.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 30 Surabaya pada semester ganjil tahun ajaran
2022/2023. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 30 Surabaya yang
berjumlah 20 siswa. Populasi pada penilitan ini adalah semua siswa siswa kelas IX SMP Negeri
30 Surabaya yang kemudian dilakukan sampling dengan teknik purposive sampling dengan
memilih dua siswa yang memiliki nilai hasil belajar IPA tertinggi di setiap kelas. Instrumen yang
digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah lembar wawancara dan lembar tes
kemampuan pemecahan masalah, terdiri dari empat butir soal uraian yang sebelumnya telah
divalidasi oleh satu orang ahli evaluasi pembelajaran (dosen) dan dua orang ahli pendidikan IPA
(guru). Indikator pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel
berikut:
Tabel 1
Indikator pemecahan masalah menurut PISA
Mengeksplorasi dan
memahami
Subjek mengeksplorasi informasi-informasi mengenai permasalahan
yang dihadapi lalu memahami informasi yang didapat untuk di
intepretasikan dalam permasalahan yang dihadapi.
Merepresentasi dan
menformulasi
Subjek memilih, mengelolah, hingga akhirnya dapat dilakukan dengan
menampilkan informasi yang diperoleh dari permasalahan dalam