IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL DALAM MEMBENTUK KARAKTER
KEDISIPLINAN SISWA DI SD DUMAS SURABAYA
Abdur Rohim1, Muhammad Yusron
Maulana El-Yunusi2
Universitas
Terbuka Surabaya1, Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Universitas
Sunan Giri Surabaya, Indonesia2
Email:
bagas.arteta@gmail.com1 yusronmaulana@unsuri.ac.id2
ABSTRAK Pendidikan moral bagi anak dimulai dari
lingkungan keluarga, orang tua melalui proses sosialisasi norma dan aturan
moral dalam keluarga dan lingkungan dengan pegaulan sosial anak atau teman
sebaya. Anak yang faham akan pendidikan moral akan mempunyai karakter disiplin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu penyelengaraan dan
hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai tujuan
pendidikan nasional. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dimana peneliti menggunakan observasi dan waawancara serta subyek dari
peneliti ini adalah siswa SD DUMAS Surabaya, empat indikator yang digunakan;
kehadiran dan ketepatan waktu, kepatuhan terhadap aturan sekolah, prestasi
akademik dan non akademik, serta perilaku dan sikap sosial. Kegiatan ini
diterapkan melalui empat tahapah; penanaman nilai moral, penerapan nilai
moral, pengawasan serta evaluasi nilai moral. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa implementasi pendidikan moral cara yang relevan dan efektif
dalam membentuk karakter siswa yang disiplin dan bertanggung jawab. Kata kunci: pendidikan moral, disiplin, karakter ABSTRACT Moral education for children starts from the family environment,
parents through the process of socializing moral norms and rules in the
family and environment with the childs social interactions or peers.
Children who understand moral education will have a disciplined character.
The aim of this research is to improve the quality of education
implementation and outcomes that lead to the achievement of the formation of
students character and noble morals in a complete, integrated and balanced
manner in accordance with national education goals. In this research,
qualitative methods were used where the researcher used observation and
interviews and the subjects of this research were studens
at SD DUMAS Surabaya, four indicators were used; attendance and punctuality,
compliance with school rules, academic and non academic,
achievements, as well as social behavior and
attitudes. This activity is implemented through four stages; instilling moral
values, implementing moral values, monitoring and evaluating moral values.
The results of this research show that the implementation of noral education is a relevant and effective way to shape
the character of students who are disciplined and responsible. Keywords: moral education,
discipline, character |
|
|
This work is
licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International |
PENDAHULUAN
Setiap kegiatan resmi di
sekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, terutama oleh siswa. Masalah
kedisiplinan telah menjadi masalah di sekolah (Putri & Mufidah, 2021). Meningkatkan disiplin dan
disiplin moral individu adalah tujuan utama
dari tata tertib, sehingga
menghasilkan kinerja yang lebih baik dan
kepatuhan terhadap peraturan. Ketidakdisiplinan siswa
dalam menyelesaikan tugas sekolah adalah
salah satu masalah yang paling umum terjadi di sekolah (Almunawirun, 2022). Di sekolah,
ketidakdisiplinan siswa sering menjadi masalah. Ini karena
siswa beranjak dewasa dan mulai
mempelajari identitas mereka melalui imitasi atau peniruan.
Pembicaraan
diri yang negatif dapat dikurangi dengan pembicaraan diri yang positif. Banyak
siswa percaya bahwa ujian sekolah hanya meningkatkan prestasi akademik.
Perilaku yang tidak terkendali dapat merugikan keluarga, masyarakat, dan diri
sendiri (Setyowati, Ernawati, & Hastuti, 2020).
Keluarga adalah tempat
pertama anak dididik secara moral, Orang tua menanamkan norma dan etika dalam
keluarga dan lingkungan mereka dengan anak atau teman sebaya mereka. Anak-anak
memperoleh pemahaman baru yang tidak mereka pelajari di rumah saat masuk ke
sekolah. Sekolah berfungsi sebagai lingkungan sosialisasi dan pembelajaran bagi
anak-anak, memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di dalam keluarga
mereka. Pendidikan moral mendorong perkembangan karakter dan disiplin pada anak.
Ada beberapa prosedur yang harus diikuti untuk mengembangkan disiplin, dan di
DUMAS, langkah pertama adalah memberikan disiplin untuk setiap siswa, dan di
DUMAS, langkah pertama adalah memberikan disiplin untuk setiap siswa. Ada
beberapa prosedur yang harus diikuti untuk mengembangkan disiplin, dan di
DUMAS, langkah pertama adalah memberikan disiplin untuk setiap siswa (Ihrom, 2024).
Implementasi mengacu pada
pelaksanaan yang sistematis dan sukses dari sebuah rencana. Implementasi sering
kali dilakukan setelah proses perencanaan yang menyeluruh.
"Implementasi" adalah istilah yang mengacu pada tindakan, aktivitas,
atau mekanisme yang dilakukan oleh sistem tertentu. Ini adalah tugas khusus
untuk mencapai tujuan, bukan aktivitas biasa. Secara umum, Sekolah dapat
didefinisikan sebagai kumpulan aturan dan peraturan yang harus diikuti oleh
semua siswa selama proses pembelajaran. Pelaksanaan ujian sekolah akan berhasil
jika guru, kepala sekolah, dan siswa memiliki pemahaman yang jelas mengenai
ujian tersebut. Kurangnya pemahaman dari siswa akan menghambat keefektifan
ujian. Tata tertib sekolah, yang juga dikenal sebagai "peraturan
sekolah", adalah kumpulan peraturan yang ditetapkan secara tertulis dan
mengikat yang berlaku di lingkungan sekolah. Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan
bahwa tata tertib waktu yang dihabiskan oleh anak-anak untuk melakukan kegiatan
utama mereka, seperti bermain dan menghabiskan waktu bersama orang tua mereka,
selama waktu tersebut, siswa belajar bagaimana menjadi tangguh, belajar dengan
giat, dan memahami nilai-nilai moral dan estetika. Untuk meningkatkan aktivitas
sekolah dan pengetahuan psikologi anak, penting untuk memberikan kesempatan
yang cukup bagi mereka untuk berpartisipasi dalam kehidupan mereka sendiri
melalui berbagai kegiatan pembelajaran. Saat ini, istilah sekolah telah
berkembang menjadi sebagai berikutsebuah fasilitas atau organisasi yang
dimaksudkan untuk belajar dan mengajar, serta untuk menerima dan memberikan
pendidikan, menurut penelitian, lingkungan sekolah adalah bagian penting dari pendidikan
formal, yang berkontribusi pada pengembangan keterampilan dan potensi siswa (Kurniawan, 2022).
Pendidikan karakter
terdiri dari kata "pendidikan" dan "karakter.". Dilihat
dari perspektif, paradigma, metodologi, dan disiplin ilmu yang digunakan,
istilah "pendidikan" memiliki banyak definisi, antara lain:
Pendidikan adalah Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama. Menurut Syaparuddin (2019), pendidikan adalah sarana untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, pengertian,
dan rasa hormat anak terhadap dunia dan masyarakat. Dalam hal pedagogi, telah
banyak perkembangan yang dilakukan oleh para pendidik, diantaranya: Menurut
Marimba Pendidikan, tujuan utama guru adalah untuk menumbuhkan pertumbuhan
pengetahuan dan karakter siswa (Saepulloh, 2021).
Disiplin adalah kondisi
yang muncul sebagai hasil dari proses evaluasi pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan perilaku. Disiplin membantu orang memahami dan membedakan antara
tindakan yang harus, seharusnya, dan tidak boleh dilakukan. Individu yang
disiplin lebih mungkin untuk berhasil daripada mereka yang kurang disiplin.
Kepatuhan sekarang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin diri
yang kuat mengarah pada pertumbuhan dan kesuksesan pribadi. Jika disiplin tidak
dilandasi oleh rasa tanggung jawab, itu akan menjadi disiplin yang stagnan dan
tidak bertahan lama. Karakter disiplin adalah kebiasaan atau perilaku yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Individu yang memiliki karakter disiplin
yang baik sebenarnya sudah ada sejak lahir, Meskipun demikian, potensi ini
harus dibangun secara konsisten dengan melalui pendidikan dan sosialisasi di
usia dini. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul apabila seseorang kurang
memiliki karakter disiplin dapat dilihat dari perilaku tidak tepat
waktu,seperti dating terlambat, tidak mengerjakan tugas,dan membuang sampah
sembarangan. Selain itu siswa yang kurang memiliki karakter disiplin juga
cenderung masih membutuhkan pengawasan yang ketat dan tidak inisiatif dalam
melaksanakan suatu Tindakan dengan mandiri (Amalia & Yani, 2021).
Penelitian ini
menyelidiki strategi sekolah yang diterapkan di SD DUMAS Surabaya untuk
membentuk karakter siswa di SD DUMAS melalui pembentukan karakter keagamaan,
disiplin dan peduli lingkungan. Salah satu pendekatan yang digunakan oleh
sekolah untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah jadwal harian khusus,
desain nilai nilai karakter rpp, peraturan dan tata tertib sekolah, dan visi
dan misi sekolah (Bitasari, 2022).
Pembahasan karakter kedisiplinan di sekolah SD DUMAS adalah penting dan harus
diajarkan kepada siswa melalui berbagai cara seperti, 1) tertib berpakaian saat
berada di sekolah, 2) memulai Pelajaran tepat waktu, 3) menghormati aturan, 4)
menjaga kepercayaan dan Amanah, 5) memahami etika sosial. Karakter disiplin
juga dapat ditanamkan melalui penyusunan jadwal khusus, membuat kesepakatan
kelas dan mendesign RPP yang berkaitan dengan nilai nilai karakter. Selain itu,
nilai nilai karakter yang diterapkan dalam kegiatan di dalam dan di luar kelas
terkait dengan peraturan dan tata tertib sekolah. Pendidikan moral di SD Dumas
dianggap penting karena membentuk dasar-dasar karakter yang kuat pada siswa. Menurut
penelitian oleh Darmiyati (2023), pendidikan moral pada usia dini memiliki dampak jangka panjang yang
signifikan terhadap perkembangan moral individu. Ini menunjukkan bahwa
investasi dalam pendidikan moral di SD akan memberikan manfaat yang
berkelanjutan bagi siswa.
Penelitian ini
sangat penting karena membahas karakteristik disiplin siswa di sekolah dasar, yang merupakan tingkat pendidikan formal pertama yang diterima siswa. Dalam
proses pembentukan karakter
siswa. Pendidikan moral dan karakter memiliki
peran penting dalam membentuk kepribadian siswa untuk berkarakter yang baik. Akibatnya, kebijakan
dan program yang dapat membantu siswa menerapkan pendidikan karakter disiplin di sekolah diperlukan, melibatkan semua pihak, termasuk kepala sekolah, guru, pegawai, orang tua, dan komite sekolah. Sehingga peran semua pihak tersebut
dalam penanaman dan pemahaman pendidikan
karakter akan dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter baik dan disiplin, yang menguntungkan masa depan negara dan
bangsa. dari penjelasan sebelumnya
dapat dirumuskan masalahnya
antara lain; 1) bagaimana membentuk karakter kedisiplinan siswa di SD DUMAS? ; 2)agaimana implementasi pendidikan moral di SD DUMAS?. Akibatnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah SD DUMAS. Tujuan
akhir dari penelitian ini adalah untuk mencapai
pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara harmonis, terpadu, dan seimbang
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
METODE PENELITIAN
Dalam proses penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif yang dimana dalam studi kasus
yang di hadapi penelitian ini bertujuan untuk
medeskripsikan, meringkas, dan
memberikan informasi mengenai implementasi tata tertib di sekolah untuk
meningkatkan kedisiplinan belajar.
Penelitian kualitatif merupakan proses yang terstruktur dimulai dari
mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan tujuan penelitian, meliputi,
pengumpulan dan analisis data, serta penyajian temuan penlitian (Sumiati, 2018).yang Biasanya data dikumpulkan melalui
informan dan wawancara, kemudian analisis dan kesimpulan dapat diterapkan pada
kasus objek studi yang bersangkutan (Prijanto & de Kock, 2021). Penelitian dilakukan selama satu
semester 2023/2024 di Sekolah Dasar Dumas Surabaya. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di tingkat Sekolah Dasar Dumas
Surabaya. Sampel akan dipilih secara acak dari berbagai kelas di sekolah
tersebut. Kemudian pembuatam kuesioner untuk mengukur persepsi siswa terhadap
pendidikan moral dan kedisiplinan. Selanjutnya observasi juga dilakukan untuk
mengamati perilaku kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah. Pendistribusian
kuesioner kepada siswa juga dilakukan untuk mengukur persepsi mereka terhadap
pendidikan moral dan kedisiplinan. Kegiatan observasi rutin dilakukan selama
periode penelitian untuk mencatat perilaku kedisiplinan siswa di berbagai
situasi. Selain itu wawancara dengan guru dan staf sekolah akan dilakukan
secara terjadwal untuk mendapatkan perspektif mereka tentang pelaksanaan
pendidikan moral di sekolah. Tahapan kuesioner akan melalui tahap uji validitas
dan reliabilitas sebelum distribusi. Kemudian wawancara akan direkam dan
diverifikasi oleh responden untuk memastikan keakuratan informasi.Data
kuantitatif dari kuesioner akan dianalisis menggunakan teknik statistik seperti
analisis regresi untuk melihat hubungan antara pendidikan moral dan
kedisiplinan siswa. Data kualitatif dari observasi dan wawancara akan
dianalisis menggunakan pendekatan tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema
terkait implementasi pendidikan moral. Dari hasil penelitian diharapkan penelitian ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang efektivitas implementasi
pendidikan moral dalam membentuk karakter kedisiplinan siswa di Sekolah Dasar
Dumas Surabaya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang berharga bagi pengembangan program pendidikan moral di sekolah dan mungkin
menjadi acuan bagi sekolah lain dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa
melalui pendidikan moral.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi
yang dilakukan di SD DUMAS Surabaya menunjukkan bahwa ada upaya yang dilakukan
oleh sekolah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan moral dan membentuk
karakter kedisiplinan siswa. Kebijakan ini melibatkan semua orang di sekolah,
termasuk kepala sekolah, guru, pegawai, orang tua, dan komite sekolah, Beberapa
kebijakan sekolah yang diterapkan adalah sebagai berikut:
Karakter
Kedisiplinan Siswa di SD DUMAS Surabaya
Kehadiran dan
Ketepatan Waktu
Kehadiran yang konsisten adalah dasar bagi keberhasilan
akademik dan perkembangan karakter siswa di SD DUMAS.
Siswa yang hadir secara teratur memiliki kesempatan untuk menyerap pelajaran, berpartisipasi dalam diskusi, dan mengikuti kegiatan
sekolah lainya. Berdasarkan observasi dan wawancara,
tingkat kehadiran yang tinggi menujukkan bahwa siswa memiliki
tanggung jawab terhadap kewajiban mereka. Ini mencerminkan
sikap disiplin dan komitmen terhadap
pendididkan. Siswa yang sering hadir juga
cenderung lebih terlibat secara sosial, yang membantu dalam perkembangan moral dan pendidikan mereka. Mengumpulkan data dan menganalisis data kehadiran membantu dalam mengindetifikasi
pola-pola ketidakhadiran. Dengan memahami alasan dibalik ketidakhadiran sekolah dapat memberikan dukungan yang diperlukan, seperti konseling dan intervensi lainnya.
Menurut (Ilham, 2022), Ketepatan waktu adalah aspek kunci
dari disiplin. Siswa yang datang tepat waktu menunjukkan
bahwa mereka menghargai waktu mereka sendiri dan waktu orang lain. Ini juga mencerminkan
sikap sikap hormat terhadap aturan dan jadwal
yang telah diterapkan di sekolah. Kedatangan tepat waktu membantu
memastikan siswa tidak kehilangan bagian awal dari
pelajaran, yang sering kali
mencangkup pengenalan konsep penting atau pengarahan kegiatan hari itu.
Ketepatan waktu juga mengurangi gangguan di kelas sehingga lingkungan belajar lebih kondusif.
Melacak data tentang ketepatan waktu dapat membantu sekolah dalam mengindentifikasi
siswa SD DUMAS yang sering terlambat dan memberikan
intervensi yang diperlukan , seperti pemberian
sanksi yang mendidik atau mengadakan diskusi dengan orang tua.
Kepatuhan terhadap aturan sekolah
Aturan sekolah
sebagai pedoman perilaku yang membantu menciptakan lingkungan aman dan tertib.
Tata tertib, menurut Nurjannah et al. (2022), merupakan kumpulan
aturan yang harus diikuti oleh siswa
agar lingkungan sekolah tetap tertib. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
perilaku siswa SD DUMAS
Surabaya menunjukkan adanya
korelasi antara implementasi pendidikan moral dan tingkat kepatuhan
siswa terhadap aturan sekolah. Siswa terlibat dalam kegiatan pendidikan moral cenderung lebih patu terhadap
aturan sekolah yang ditetapkan. Nilai-nilai moral
yang ditanamkan dalam pendidikan moral seperi integritas, tanggung jawa, dan rasa homat, berkontribusi pada tingkat kepatuhan
siswa terhadap aturan sekolah.
Hasil dari
indikator ini menunjukkan bahwa pendidikan moral memiliki peran yang besar dalam membentuk kepatuhan siswa SD DUMAS Surabaya
terhadap aturan sekolah. Pendidikan moral tidak hanya megajarkan
siswa di SD DUMAS Surabaya tentang
pentingnya mengikuti aturan tetapi juga
memperkuat nilai-nilai
moral yang mendasari aturan
kejujuran dan rasa homat terhadap suatu aturan. Peran
guru dan lingkungan sekolah mendukung kepatuhan siswa terhadap aturan. Guru dapat menjadi contoh
yang baik dalam menerapkan aturan sekolah dan nilai-nilai
moral, sementara lingkungan
sekolah yang kondusif dapat menciptakan norma-norma yang memperkuat kepatuhan siswa di SD DUMAS
Surabaya.
Prestasi akademik dan non akademik
Keberhasilan
penerapan pendidikan moral dalam membentuk karakter kedisiplinan siswa di SD DUMAS dapat dinilai melalui prestasi akademik dan non akademik. Kedua aspek ini saling melengkapi
dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai perkembangan siswa.
Prestasi akademik
mengacu pada pencapaian siswa pada bidang akademik
yang diukur melalui nilai ujian, dan
hasil belajar lainya dalam berbagai
mata Pelajaran seperti matematika, Bahasa Indonesia, sains, dan studi sosial.
Hubungan dengan kedisiplinan siswa yang disiplin cenderung memiliki kebiasaan belajar yang baik seperti menyelesaikan tugas tepat waktu,
mengikuti Pelajaran dengan penuh perhatian,
dan mempersiapkan diri untuk ujian.
Siswa yang disiplin menunjukkan tanggung jawab terhadap tugas-tugas akademik mereka yang berkontribusi pada penigkatan hasil belajar. Berdasarkan observasi dan wawancara implementasi
pendidikan moral secara langsung mempengaruhi prestasi akademik siswa. Siswa
yang secara konsisten terlibat dalam kegiatan pendidikan moral cenderung
memiliki kinerja akademik yang lebih baik serta menunjukkan pula bahwa
nilai-nilai moral yang ditanamkan melalui pendidikan moral berkontribusi pada
peningkatan fokus belajar dan tanggung jawab siswa terhadap tugas sekolah siswa
SD DUMAS Surabaya. Pendidikan moral memiliki dampak yang positif pada prestasi
akademik siswa SD DUMAS Surabaya, hal ini terbukti saat diterapkannya
pendidikan moral bahwa nilai-nilai seperti kesabaran, ketekunanan dan tanggung
jawab dapat membantu siswa SD DUMAS Surabaya untuk mengembangkan kebiasaan
belajar yang baik dan fokus terhadap tujuan akademik mereka.
Menurut (Zainabon, 2023) prestasi akademik dan non akademik dapat
meningkat apabila di imbangi dengan moral yang bagus. Prestasi non akademik
mencangkup pencapaian siswa dalam
kegiatan di luar kurikulum akademik, seperti olahraga, seni musik dan kegiatan
eksrakulikuler lainnya. Siswa yang disiplin mengikuti Latihan dan jadwal
kegiatan ekstakulikuler menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi.
Pengembangan keterampilan sosial kedisiplinan membantu mengembangkan
keterampilan sosial seperti Kerjasama, kepemimpinan, dan kemampuan komunikasi
dengan baik. Dari observasi dan wawancara sangat terlihat bahwa implementasi
pendidikan moral juga berdampak positif pada prestasi non akademik serta siswan
yag terlibat dalam pendidikan moral cenderung lebih disiplin, bertanggung jawab dan dapat berinteraksi dengan orang dewasa dan teman
sebaya secara positif. Penelitian ini menemukan bahwa pendidikan moral tidak
hanya memengaruhi prestasi akademik, namun
juga pada aspek non akademik seperti
kedisiplinan. Siswa yang terlibat dalam pendidikan moral cenderung memiliki
perilaku yang lebih teratur, memiliki kemampuan kepemimpinan yang lebih
baik dan mampu bekerja sama dalam tim.
Perilaku dan sikap sosial
Perilaku dan sikap sosial adalah penting dalam
menilai keberhasilan implementasi Pendidikan moral dalam membentuk karakter
kedisiplinan sisiwa di SD DUMAS. Sikap sosial yang baik mencangkup berbagai
aspek seperti empati, Kerjasama, tanggung jawab, dan sikap menghargai orang
lain. 1) Empati pada diri siswa SD DUMAS Surabaya dapat menunjukkan kepedulian
terhadap teman-temannya dan siswa dapat memahami dan merespon perasaan orang
lain dengan tepat; 2) Kerjasa sama dapat membuat siswa mampu bekerja sama dalam
kelompok dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok dan juga siswa
menunjukkan kemampuan untuk mendengar dan menghargai pendapat orang lain; 3)
Tanggung jawab, Siswa SD Dumas Surabaya menyelesasikan tugas-tugas yang
diberikan tepat waktu dan baik dan juga siswa menunjukkan kesediaan untuk
mengambil tanggung jawab dalam kegiatan kelas dan sekolah; 4) Menghargai orang
lain, siswa di SD DUMAS Surabaya memperlakukan guru, staf, dan teman temannya
dengan hormat dan siswa tidak melakukan Tindakan yang merugikan atau menyakiti
orang lain, baik secara fisik maupun verbal.
Menurut (Unesco, 2015), Sesuai dengan tahap
perkembangan anak, siswa seharusnya dapat berperilaku secara sosial yang dapat
diterima dan mampu menyesuaikan diri dengan temanIni dapat ditunjukkan oleh
siswa yang memiliki sikap sosial yang baik, terutama terhadap guru dan siswa
lain. Berdasarkan observasi dan
wawancara, menunjukkan adanya perubahan positif dalam perilaku dan sikap sosial
siswa yang terlibat dalam pendidikan morak. Siswa SD DUMAS Surabaya lebih
cenderung menunjukkan sikap empati, kerjasama dan toleransi serta membantu
siswa SD DUMAS Surabaya dalam mengembangkan perilaku yang positif dan sikap
yang inklusif di antara siswa. Siswa lebih sadar akan pentingnya menghormati
dan membantu sesama, serta memiliki kemauan untuk bekerja sama dalam siatuasi
memerlukan kolaborasi. Penelitian ini menegaskan pengaruh lingkungan sekolah
juga mendorong pembentukan perilaku dan sikap sosial siswa di SD DUMAS
Surabaya. Norma-norma positif yang dipromosikan di lingkungan sekolah dapat
menjadi model bagi siswa di SD DUMAS dan membantu memperkuat nilai-nilai moral
yang diajarkan melalui pendidikan moral.
Implementasi pendidikan moral dalam membentuk karakter kedisiplinan siswa
di SD DUMAS Surabaya
Penanaman nilai-nilai moral
Penanaman nilai-nilai moral
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai normal yang mulai luntur di lingkungan
anak-anak akibat pengaruh buruk yang mereka dapatkan. Menurut (Ruslan, Elly, & Aini, 2016), Penanaman nilai moral bukan hanya dapat
dilakukan saat proses belajar mengajar tetapi saat berada di luar kelas juga
dapat ditanamkan seperti dilingkungan sekolah maupun di rumah. Dalam kegiatan
ini, guru secara aktif menyampaikan nilai-nilai moral kepada siswa SD DUMAS
Surabaya melali cerita moral, diskusi dan aktivitas kelompok yang dirancang
untuk menanamkan nilai-nilai tersebut. Hasil wawancara dengan guru
mengungkapkan bahwa siswa memiliki perencanaan pembelajaran yang terstruktur
untuk menyampaikan nilai-nilai moral kepada siswa serta menekankan pentingnya
konsistensi dan kesinambungan dalam penanaman nilai-nilai moral pada setiap
pembelajaran. Penelitian berdasarkan obervasi dan wawancara menunjukkan bahwa
guru memiliki peran sentral dalm penanaman nilai-nilai moral kepada siswa.
Selain itu, tidak hanya menyampaikan nilai-nilai tersebut secara verbal tetapi
juga menciptakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk mengalami dan
mempraktikkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses
pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang beragam
seperti; cerita moral, diskusi dan permaianan peran, efektif dalam menarik
perhatian siswa dan membantu mereka memahami nilai-nilai moral dengan lebih
baik.
Penerapan nilai-nilai moral
Dalam kegiatan penerapan nilai-nilai moral,
interaksi antara siswa di kelas dan di lingkungan sekolah menunjukkan adanya
penerapan nilai-nilai moral dalam tindakan sehari-hari. Siswa di SD DUMAS
Surabaya secara konsisten menunjukkan sikap empati, kerjasama, dan rasa hormat
terhadap sesama. Dari hasil penelitian observasi menunjukkan bahwa siswa dapat
menerpkan nilai-nilai moral dalam tindakan sehari-hari. Melalui wawancara
dengan guru dan staf sekolah mengungkapkan bahwa nilai-nilai moral yang
diajarkan dalam pembelajaran secara aktif diterapkan oleh siswa dalam berbagai
situasi, baik di dalam kelas maupun diluar kelas, dari hasil penelitian
wawancara mengungkapkan bahwa penerapan nilai-nilai moral oleh siswa didukung
secara aktif oleh guru dan staf sekolah serta memberikan bimbingan dan
penguatan positif kepada siswa untuk terus menerapkan nilai-nilai moral dalam
kehidupan sehari-hari.
Penerapan nilai-nilai
moral sejak dini dapat mencegah ajakan atau dorongan negatif untuk meminimalisirkan
melakukan kesalahan sejak dini, hal ini disampaikan oleh (Benu et al., 2022). Dalam penerapan nilai-nilai moral, lingkungan
sekola serta turut mendukung dan mempromosikan nilai-nilai moral. Norma-norma
positif yang ditanamkan di lingkungan sekolah memberikan landasan yang kuat
bagi siswa SD DUMAS Surabaya untuk mempraktikkan nilai-nilai moral. Penerapan
nilai moral oleh siswa juga tercermin dalam perubahan perilaku yang positif,
seperti peningkatan sikap empati, kerjasama, dan rasa hormat terhadap orang
lain. Dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai moral oleh siswa di SD
DUMAS Surabaya secara aktif terjadi lingkungan sekolah, didukung oleh peran
guru, staf sekolah, dan lingkungan sekolah yang mendukung sehingga mengindikasikan
efektivitas pendidikan moral dalam membentuk karakter dan kedisplinan siswa di
SD DUMAS Surabaya.
Pengawasan nilai-nilai
moral
Dalam kegiatan ini pengawasan nilai-nilai moral ini,
observasi digunakan untuk interaksi antara guru dan siswa menunjukkan adanya
pengawasan aktif terhadap penerapan nilai-nilai moral dalam situasi sehari-hari
di lingkungan sekolah. Guru secara konsisten memberikan umpan balik positif dan
koreksi saat diperlukan terkait dengan perilaku siswa. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru dan staf sekolah mengungkapkan bahwa pengawasan terhadap
penerapan nilai-nilai moral merupakan bagian dari pendekatan pembelajaran di
sekolah. Guru dan staf sekolah secara teratur memantau dan mengevaluasi
perilaku siswa untuk memastikan konsistensi dengan nilai-nilai moral yang
diajarkan.
Peran guru dalam kegiataun pengawasan ini adalah
guru tidak hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran nilai-nilai moral,
tetapi juga bertanggung jawab untuk memantau dan memberikan umpan balik
terhadap perilaku siswa. Pengawasan terhadap nilai-nilai moral tidak hanya
dilakukan secara sporadis, tetapi secara konsisten dan berkelanjutan. Hal ini
menunjukkan komitmen sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan karakter dan kedisiplinan siswa. Dapat disimpulkan bahwa
pengawasan implementasi nilai-nilai moral oleh guru dan staf sekolah di SD
DUMAS Surabaya merupakan bagian penting dari implementasi pendidikan moral
dalam membentuk karakter dan kedisiplinan siswa. Pengawasan yang efektif
membantu memastikan konsistensi dan kesinambukan pembentukan sikap dan perilaku
positif siswa, hal ini disampaikan oleh (Abidin, 2000).
Evaluasi nilai-nilai
moral
Pada tahap
akhir ini, berdasarkan observasi terhadap guru dan siswa menunjukkan adanya
penerapan nilai-nilai moral dalam berbagai situasi di lingkungan sekolah.
Evaluasi yan berkelanjutan dan terintegrasi membantu memastikan efektivitas
pendidikan moral dalam membentuk karakter dan kedisiplinan siswa, hal ini
disampaikan oleh (Magnalena, Rismawati, Ardani,
& Daffah, 2023). Evaluasi dilakukan melalui pengamatan langsung
terhadap perilaku siswa dan interaksi mereka dengan orang lain sedangkan
berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan staf sekolah mengungkapkan bahwa
evaluasi nilai-nilai moral dilakukan secara berkelanjutan melalui berbagai cara
termasuk observasi, diskusi, penilaian tugas serta umpan balik langsung kepada
siswa.
Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa SD DUMAS Surabaya menggunakan beragam metode
untuk mengevaluasi penerapan nilai-nilai moral oleh siswa. Hal ini mencakup
observasi langsung, penilaian tugas atau proyek serta diskusi kelompok untuk
menggali pemahaman siswa tentang nilai-nilai moral yang diajarkan. Dalam tahap
ini, siswa SD DUMAS Surabaya diberikan kesempatan merefleksikan perilaku dan tindakan
mereka sendiri, serta untuk memberikan umpan balik terhadap pengalaman
pembelajaran moral mereka. Evaluasi nilai-nilai moral dilakukan secara
berkelanjutan dan terintegrasi kedalam aktivitas pembelajaran sehari-hari. Guru
dan staf sekolah secara rutin memantau perkembangan siswa dalam menerapkan
nila-nilai moral dan memberikan umpan balik yang relevan untuk membantu mereka
tumbuh dan berkembang. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi nilai-nilai moral di SD
DUMAS Surabaya melibatkan berbagai metode dan melibatkan semua pemangku
kepentingan seperti guru, staf sekolah dan siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini seecara keseluruhan, implementasi pendidikan moral di SD DUMAS
Surabaya telah menghasilkan karakter kedisiplinan di antara siswa berdasarkan
indikator-indikator yang diukur. Tingkat kehadiran yang tinggi, patuh terhadap
aturan sekolah, prestasi akademik dan non-akademik yang baik, perilaku sosial
yang positif menunjukkan efektivitas program pendidikan moral implementasi
sistem dalam mempromosikan kedisiplinan di antara siswa mulai dari awal usia
mereka. Implementasi dilaksanakan melalui lima tahap; penanaman nilai-nilai
moral, penerpan nilai moral, pengawasan nilai moral, serta evaluasi nilai-nilai
moral. Dengan terus memantau dan mengevaluasi indikator-indikator ini di masa
depan, sekolah dapat memastikan bahwa pendidikan moral mereka tetap relevan dan
efektif dalam membentuk karakter siswa yang disiplin dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Mustika. (2000). Pendidikan moral 2000. Jurnal Paris Langkis, 2(1), 5766.
Almunawirun, Suci. (2022). Analisis faktor-faktor penyebab ketidakdisiplinan belajar di sekolah
SMPN 4 Jerowaru. UIN Mataram.
Amalia, Devinta Nur, & Yani, Muhammad Turhan. (2021).
Upaya Guru Dalam Menangani Karakter Siswa Yang Heterogen Sebagai Dampak Sistem
Zonasi Di Smpn 5 Gresik. Kajian Moral
Dan Kewarganegaraan, 9(1),
91108.
Benu, Asti Yunita, Maria, Agnes, Rafael, Diana, Baok,
Imanuel, Tungga, Intan Yunita, Niron, Maria M. Nina, Ndolu, Niski Astria, &
Leo, Vebiyanti P. (2022). Penerapan Nilai Moral Pancasila Dalam Mewujudkan
Generasi Anti Korupsi. Pemimpin-Pengabdian
Masyarakat Ilmu Pendidikan, 2(1),
1317.
Bitasari, Wahyu. (2022). Implementasi Pendidikan Karakter
melalui Budaya Sekolah. Literasia:
Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keguruan, 1(1), 2441.
Darmiyati Zuchdi, Ed D. (2023). Humanisasi pendidikan: menemukan kembali pendidikan yang manusiawi.
Bumi Aksara.
Ihrom, M. Zainul. (2024). Implentasi Manajemen Peserta Didik dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa Di SMKN 1 Ponorogo. IAIN Ponorogo.
Ilham, Muhammad. (2022). Peran Pengalaman Kerja Dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Empiris. Jmm Unram - Master of Management Journal, 11(1), 1320.
https://doi.org/10.29303/jmm.v11i1.695
Kurniawan,
Deni. (2022). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa di
Sekolah Dasar. Social, Humanities, and
Educational Studies (SHES): Conference Series, 5(6), 373378.
Magnalena,
Ina, Rismawati, Pipin, Ardani, Roselana, & Daffah, Vhaliesca. (2023). Evaluasi Pendidikan Karakter: Mengukur
Pengembangan Moral dan Etika dalam Pendidikan. Al-Tarbiyah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 1(3), 0109.
Nurjanah, Siti. (2022). Peran Metode Uswah Guru Dalam
Menumbuhkembangkan Karakter Siswa Di SMK Prof. Suryono Sumberpucung Malang. Dakwatun: Jurnal Manajemen Dakwah, 1(2), 7889.
Prijanto & de Kock. (2021). Peran Guru Dalam Upaya
Meningkatkan Keaktifan Siswa Dengan Menerapka. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 11(3), 238251.
Putri, Afrida Nesya, & Mufidah, Nastiti. (2021).
Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap kedisiplinan
siswa. ASANKA: Journal of Social Science
And Education, 2(1),
133148.
Ruslan,
Elly, Rosma, & Aini, Nurul. (2016).
Penanaman Nilai-Nilai Moral di SD Negeri Lampeuneurut. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah, 1(1), 6877.
Saepulloh, Dika Rahmat. (2021). Pendidikan Karakter Sesuai Fitrah Perkembangan
Remaja. Arya Satya: Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran, 1(1),
110.
Setyowati, Amanue Ruzni, Ernawati, Sri, & Hastuti,
Isnaini Budi. (2020). Hubungan
Kematangan Emosi dengan Perilaku Agresif pada Remaja Anggota PSHT Kota
Surakarta. Universitas Sahid Surakarta.
Sumiati, Sumiati. (2018). Peranan Guru Kelas Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. TARBAWI :
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(02),
145164. https://doi.org/10.26618/jtw.v3i02.1599
Syaparuddin, Syaparuddin, & Elihami, Elihami. (2019).
Peranan pendidikan nonformal dan sarana pendidikan moral. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 173186.
UNESCO. (2015). No Titleหลักการบริหา. Universal Declaration of
Human Rights, (April).
Zainabon,
Cut. (2023). Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik Dan Non Akademik Siswa
Melalui Penggunaan Strategi Relasi Pada SD Negeri 1 Beureunuen Kecamatan
Mutiara Timur Kabupaten Pidie. Serambi
Akademica: Jurnal Pendidikan, Sains, Dan Humaniora, 11(2), 131139.