ANALISIS DAMPAK RENCANA KEBUDAYAAN BERBASIS
BUDAYA KREATIF TERHADAP STANDAR SD NEGERI PECARIKAN
Ahsina Sabri1,
Ariana Diah2, Audri Aulia3, Fitri4, Tegar
Pambudi5, Kartika Chrysti6
PGSD Kebumen FKIP
Universitas Sebelas Maret, Indonesia1,2,3,4,5,6
Email:
ahsinasabri@student.uns.ac.id1, arianadiah@student.uns.ac.id2, audriauliajustisia@student.uns.ac.id3, fitri@student.uns.ac.id4, tegarpambudi@student.uns.ac.id5, kartika@fkip.uns.ac.id6
ABSTRAK Artikel ini mengkaji tentang Analisis Pengaruh
Program Taman Kreatif Berbasis Budaya Nusantara Dalam Peningkatan Kreativitas
Siswa SD Negeri Pecarikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh program taman kreatif berbasis budaya nusantara dalam peningkatan
kreativitas siswa SD Negeri Pecarikan. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian yakni SD
Negeri Pecarikan yang merupakan salah satu SD negeri di Kabupaten Kebumen.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Sedangkan
teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan
analisis data model Miles and Huberman yang terdiri dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa program taman kreatif berbasis budaya nusantara
mampu meningkatkan kreativitas seni siswa SD Negeri Pecarikan. Kata kunci: Kreativitas, Seni, Sekolah Dasar ABSTRACT The impact of the Nusantara
Cultural-Based Creative Park Program on the enhancement of State Pecarikan SD
students' creativity is examined in this paper. The purpose of the study is
to evaluate how Nusantara culture-based creative park initiatives affect students
at SD State Pecarikan in terms of their ability to be more creative. With SD
State Pecarikanone of the state SDs in Kebumen districtas the research
subject, a quantitative descriptive approach was employed in this study. Open
questionnaires forms were used in this study's data collecting, and the Miles
and Huberman modelwhich includes data gathering, data reduction, data
presentation, and conclusion/verificationwas used in the study's data
analysis. The study's findings indicate that SD State Pecarikan students'
artistic creativity can be improved by the program of creative parks based on
Nusantara culture. Keywords: Creativity,
Art, Elementary School |
|
|
This
work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International |
PENDAHULUAN
Pendidikan di abad
ke-21 memasuki era transformasi yang menuntut adopsi pendekatan holistik untuk
mendukung perkembangan peserta didik (Azwar et al., 2023). Perkembangan
kreativitas pada peserta didik sekolah dasar memegang peranan sentral dalam
konteks pendidikan abad ke-21. Pendidikan masa kini tidak hanya
diarahkan pada pendidikan pengetahuan semata, tetapi juga pada penanaman nilai,
karakter, dan kemampuan kreatif yang dapat membekali peserta didik menghadapi
tantangan kompleks abad ke-21 (Wijaya, Sudjimat, & Nyoto, 2016). Oleh karena itu, perbandingan antara
perkembangan kreativitas peserta didik dengan kebutuhan kehidupan abad ke-21
menjadi esensial (Hasanah, 2023).
Berdasarkan data yang
diperoleh dari Global Creativity Index (GCI) tahun 2015 didapati bahwa nilai
kreativitas masyarakat Indonesia berada di peringkat 115 dari 139 negara (Prasasti, 2018). Peringkat tersebut
tentu terbilang rendah bahkan Indonesia masih tertinggal jauh dari negara
tetangganya Malaysia, yang menduduki peringkat ke-63. Kreativitas adalah
hal penting untuk dikembangkan karena dengan kreativitas kita dapat
meningkatkan prestasi akademik (Melinda, Ramadhan, & Elfarisna, 2022). Bahkan pada abad
ke-21 ini, kreativitas masuk ke dalam keterampilan abad 21 yang harus dimiliki
oleh setiap individu guna mempersiapkan diri bersaing di era society 5.0.
Keterampilan abad 21 ini meliputi 4C (Critical Thinking, Communication,
Collaborative, Creativity) (Partono, Wardhani, Setyowati, Tsalitsa, & Putri,
2021).
Kemampuan
berpikir kreatif terdiri dari 4 indikator, yaitu lancar (fluency) adalah
kemampuan kelancaran dalam menyelesaikan masalah yang ditunjukkan dengan
memikirkan lebih dari satu jawaban, serta memberikan banyak jawaban. Luwes
(flexibility) adalah menghasilkan jawaban yang beragam atau bervariasi,
serta dapat melihat masalah dengan sudut pandang yang berbeda. Orisinil
(originality) adalah kemampuan untuk menghasilkan ide baru, unik dan
tidak biasa sehingga jawaban lain dari yang sudah biasanya. Elaborasi (elaboration)
adalah kemampuan menjelaskan secara terperinci, runtut, dan berhubungan terhadap
prosedur matematis, jawaban, atau situasi matematis tertentu sehingga dapat
menambah atau mencari detail-detail suatu objek atau gagasan menjadi lebih
menarik (Islami, Putri, & Nurdwiandari, 2018).
Setiap
anak mempunyai potensi atau bakat atau kemampuan yang dibawa sejak lahir. Setiap
anak memiliki bakat tersendiri yang unik. Bakat tersebut akan semakin terasah jika ia dibimbing dan diberi arahan.
Agar kemampuan kreativitas anak dapat berkembang secara optimal diperlukan
kegiatan yang menarik minat untuk melakukannya (Marlina & Mayar, 2020). Dimana peserta didik merupakan
pewaris budaya yang kreatif (Kemdikbud, 2020). Usia anak
yang berada di bangku sekolah dasar merupakan usia yang memiliki tingkat
berekspresi kreatif tinggi. Anak-anak melakukan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan seni. Anak mampu
mengungkapkan perasaannya yang masih polos untuk berekspresi secara wajar dan
spontan. Berekspresi seni secara kreatif pada anak dimanfaatkan untuk
membina dan mengembangkan kreativitas anak pada usia
dini.
Seni
sebagai tujuan utama umumnya diselenggarakan di sekolah-sekolah seni atau di
sanggar. Untuk meningkatkan perkembangan kreativitas anak agar tumbuh optimal,
pendidikan seni memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai sarana yang
dapat memfasilitasi anak dalam mengekspresikan pikiran dan jiwa mereka (Purhanudin, 2019). Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kreativitas seni anak adalah program taman
kreatif berbasis budaya nusantara. Taman kreatif memberikan wadah pengembangan
kreativitas seni yang sesuai dengan minat dan bakat anak serta diselingi
penanaman nilai-nilai karakter luhur dan bisa dijalankan di berbagai tempat
secara fleksibel (Ulum, 2022). Taman kreatif dilaksanakan dengan
berbasis nusantara, yang artinya Kehadiran taman kreatif diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas seni anak dengan berbasis pada budaya nusantara,
sehingga pengembangan kreativitas anak disertai dengan penanaman nilai-nilai
karakter luhur dan pelestarian budaya bangsa (Digdoyo, 2019).
Ada pun penelitian
yang serupa dilakukan oleh (Adriyanto, 2023), dalam penelitiannya yang berjudul
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Sepak Takraw Disekolah Dasar Se-Kabupaten
Purworejo". Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai program latihan
bola futsal,berdasarkan teori dan pedoman latihan bola
futsal yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi
sehingga dapat menyempurnakan program latihan yang sudah ada. Hasil penelitian
menunjukkan adanya temuan kesenjangan terdapat beberapa rekomendasi yang dapat
diajukan antara lain, Kepala sekolah hendaknya menugaskan wakasek bidang
kesiswaan untuk menyusun rencana kegiatan program ekstrakurikuler, memberikan
arahan teknis terkait program ekstrakurikuler, membuat SK pembina, mengadakan
sosialisasi untuk semua unsur-unsur yang terlibat, dan mengalokasikan dana
tetap program ekstrakurikuler khususnya untuk sarana dan prasarana serta
perlombaan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan data yang sudah ada.
Data tersebut diperoleh saat mahasiswa melaksanakan kegiatan
pengembangan di luar kampus yaitu PKM PM di Desa Pecarikan. Subjek dalam penelitian ini adalah SD Negeri Pecarikan yang
beralamat di Desa Pecarikan, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, Provinsi
Jawa Tengah. Jumlah siswa di SD Negeri Pecarikan yang mengikuti program taman kreatif berbasis budaya nusantara ada 65 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes.
Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis data model Miles and
Huberman yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi.
Gambar 1.
Bagan
Analisis Data Model Miles and Huberman
Teknik
pengumpulan data menggunakan lembar soal berupa pretest, midtest,
dan postest. Reduksi Data, pada tahap ini penyaringan data yang
diperoleh disesuaikan dengan judul yang digunakan. Penyajian Data, data
disajikan dalam bentuk uraian singkat dan ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan/verifikasi, pada tahap ini dari seluruh data
yang diperoleh kemudian disimpulkan serta didukung dengan bukti yang kuat.
Indikator
kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
Kelancaran (Fluency), Kelenturan (Flexibility), Keaslian (Originality)
dan Elaborasi (Elaboration). Tes
kemampuan berpikir kreatif siswa terdiri dari delapan soal dimana dua soal
mewakili satu indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu berpikir lancar
(fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil
(originality), dan berpikir runtut (elaboration) dengan skor maksimal 2
untuk pertanyaan 1, 3, 5, dan 7 serta skor maksimal 12 untuk pertanyaan 2, 4,
6, dan 8.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Kegiatan kelas kreatif
yang dilaksanakan Taman Kreatif Lampu Budaya memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kreativitas anak-anak Desa Pecarikan. Hal ini dibuktikan
dengan peningkatan hasil kreativitas anak-anak yang diukur menggunakan
indikator fluency, flexibility, originality, dan elaboration (Wardana & Nurfuadi, 2023). Indikator tersebut diukur menggunakan
lembar soal pada pretest, mid test, dan postest. Masing-masing
indikator mengalami peningkatan pada setiap tahapnya. Berdasarkan hasil
pengisian pada lembar soal pretest, midtest, dan postest oleh anak-anak Desa
Pecarikan yang berjumlah 65 anak, didapati hasil sebagai berikut:
Gambar
2. Hasil Pretest
Pada gambar 2. Data
Hasil Pretest dengan 4 indikator kreativitas menurut Gilford yakni Fluency,
Flexibility, Originality, dan Elaboraton. Pada indikator Fluency
menunjukkan angka sebesar 64% yang masuk dalam kategori baik, indikator
Flexibility sebesar 47% yang masuk dalam kategori cukup baik . Pada indikator Originality, menunjukkan angka sebesar 32% yang
masuk dalam kategori kurang baik. Dan yang terakhir
indikator Elaboration menunjukkan angka sebesar 23% yang masuk dalam kategori
kurang baik.
Gambar
3. Data Hasil Mid-Test
Berdasarkan gambar 3. Data
Hasil Mid-test dapat dilihat tingkat kreativitas anak-anak Desa Pecarikan
mengalami peningkatan dari data hasil pretest. Pada
indikator Fluency menunjukkan angka sebesar 67%, naik sebanyak 3% dari hasil
pretest. Pada indikator Flexibility menunjukkan angka
sebesar 65%, angka ini naik sebesar 18% dari hasil pretest. Pada indikator Originality naik sebanyak 69%, hasil ini naik 17%
dibandingkan dengan penilaian pada Pretest. Kemudian
pada indikator Elaboration naik sebesar 42% dengan selisih sebesar 19% dari
data hasil pre-test.
Gambar
4. Data Hasil Post-Test
Berdasarkan gambar di
atas, diperoleh data hasil postest anak-anak Desa Pecarikan menunjukkan angka
85% pada indikator Fluency, 83% pada indikator Flexibility, 72% pada indikator
Originality, dan 54% pada indikator Elaboration. Pada
indikator Fluency memiliki selisih sebesar 18% dari data hasil mid-test dan
naik sebesar 21% dari data hasil pretest. Pada
indikator Flexibility memiliki selisih sebesar 18% dari data hasil mid-test dan
selisih 36% dari data hasil pre-test. Kemudian pada
indikator Originality memiliki selisih sebesar 3% dari data hasil mid-test dan
selisih 20% dari data hasil pre-test. Dan pada
indikator Elaboration memiliki selisih sebanyak 12% dari data hasil mid-test
dan selisih sebanyak 31% dari data hasil pre-test.
No |
Indikator Kreativitas |
Banyak Soal |
Presntase Nilai Pretest |
Presentase Nilai Postest |
Presentase Peningkatan |
|
1. |
Fluency (berpikir
lancar) |
2 |
64% |
85% |
21% |
|
2. |
Flexibility
(berpikir luwes) |
2 |
47% |
81% |
34% |
|
3. |
Originality
(berpikir kebaruan) |
2 |
32% |
72% |
40% |
|
4. |
Elaboration
(elaborasi) |
2 |
23% |
54% |
31% |
|
Tabel
1. Data Postest dan Pretest Sebelum Kegiatan
Taman Kreatif dan Sesusah Kegiatan Taman Kreatif
Berdasarkan Tabel 1.
Data Postest dan Pretest Sebelum Kegiatan Taman Kreatif dan Sesudah Kegiatan
Taman Kreatif didapatkan hasil presentase dari data hasil pre-test dan
post-test yang menunjukkan perbedaan sebelum adanya Taman Kreatif dan sesudah
adanya Taman Kreatif. Data ini menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kreativitas anak-anak Desa Pecarikan pada tiap indikator.
Pada indikator Fluency yang semula 64% (Baik) meningkat menjadi 85% (Sangat
Baik) dengan kenaikan sebanyak 21%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir lancar pada anak-anak Desa Pecarikan mengalami peningkatan setelah
mengikuti kegiatan Taman Kreatif. Kemudian pada
indikator Flexibility data pre-test yakni 47% (CUKUP BAIK) kemudian meningkat
menjadi 81% (SANGAT BAIK) dengan kenaikan sebanyak 34%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir luwes anak-anak Desa
Pecarikan mengalami peningkatan setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan
Taman Kreatif. Pada indikator Originalitas, presentase pre-test yang
semula hanya 32% (KURANG BAIK) meningkat pada saat post-test yakni menjadi 72%
(BAIK), ini merupakan indikator dengan presentase kenaikan tertinggi mencapai
40% dari indikator lain. Yang artinya, setelah mengikuti rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan Taman Kreatif anak-anak Desa Pecarikan yang semula kurang
mampu dalam berpikir kebaruan (Originality) menjadi cakap dalam berpikir
kebaruan. Dan pada indikator Elaborasi, semula data pre-test
menunjukkan angka 23% (Kurang Baik), kemudian pada post-test mengalami
peningkatan sebanyak 31% menjadi 54% (Kurang Baik). Hal
ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan kemampuan elaborasi anak-anak Desa
Pecarikan setelah mengikuti serangkaian kegiatan yang dilaksanakan Taman
Kreatif.
Untuk
mendapatkan data hasil angket pre-test, anak-anak diminta untuk mengisi lembar
angket pada awal pertemuan untuk mengukur tingkat kreativitas mereka. Kemudian
dilanjutkan dengan pengisian angket mid-test pada pertamuan 7, dan post-test
pada pertemuan 14. Hasilnya membuktikan bahwa sebelum
adanya Taman Kreatif, anak-anak Desa Pecarikan kurang cakap dalam mengembangkan
keativitasnya dan mengoptimalkan kemampuannya dalam rangka meningkatkan
kemampuan diri. Anak-anak Desa Pecarikan cukup kreatif
hanya saja tidak ada wadah pengembangan yang memadai untuk mengembangkan
kreativitasnya sehingga kreativitas mereka tidak berkembang dan meningkat.
Dengan adanya kelas kreatif, bale budaya dan gelar karya ini anak diajak
melakukan berbagai kegiatan yang mampu mengasak kreativitasnya (Bariah, 2022). Kelas yang terdapat di dalam Taman
Kreatif meliputi kelas musik, kelas drama, dan kelas seni ini mampu
meningkatkan kreativitas anak-anak Desa Pecarikan melalui kegiatan-kegiatan
yang aktif dan kreatif. Kegiatan-kegiatan dalam Taman Kreatif dilakukan dengan cara berpikir dan menciptakan suatu produk, kreativitas anak
dibuka seluas-luasnya. Dari kegiatan tersebut presentase pada tiap
indikator kreativitas pun semakin meningkat. Selain itu, disela-sela
kegiatannya, Taman Kreatif juga mengadakan bale budaya yang di dalamnya mampu
menanamkan nilai-nilai budaya Indonesia. anak-anak diajak untuk bermain
permainan tradisional seperti cublak-cublak suweng, congklak, ular naga
panjang, dan lain sebagainya. Adanya Taman Kreatif mampu meminimalisir
kecanduan gadget pada anak. Anak akan disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang
menarik dan menyenangkan (Rahmalah, Astuti, Pramessetyaningrum, & Susan, 2019).
KESIMPULAN
Taman Kreatif Berbasis
Budaya Nusantara adalah program komprehensif yang bertujuan untuk mengatasi
rendahnya tingkat kreativitas anak-anak di Desa Pecarikan, Kabupaten Kebumen.
Program ini terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu kelas kreatif, bale budaya,
dan gelar karya, yang menyediakan ruang kreatif bagi anak-anak untuk
mengembangkan kreativitas mereka melalui potensi budaya lokal. Program ini juga
memiliki struktur kepengurusan, laporan perkembangan, akun media sosial, dan
buku panduan untuk implementasi di masa mendatang. Program ini bertujuan untuk
memperluas targetnya tidak hanya di Desa Pecarikan, tetapi juga ke
daerah-daerah lain di Kabupaten Kebumen yang memiliki akses terbatas terhadap
pendidikan dan program pengembangan kreativitas.
DAFTAR PUSTAKA
Adriyanto, Nicolaus Reza. (2023). Evaluasi
Kegiatan Ekstrakurikuler Sepak Takraw Di Sekolah Dasar Se-Kabupaten Purworejo.
Azwar,
Idham, Inayah, Shorihatul, Nurlela, Lela, Kania, Nia, Kusumaningrum, Betty,
Prasetyaningrum, Dian Islami, Kau, Mulhimah Sidqiyah, Lestari, Indah, &
Permana, Rahayu. (2023). Pendidikan di
Era Digital.
Bariah,
Bariah. (2022). Analisis implementasi
kebijakan pendidikan sabtu budaya di MI NW Tanak Beak Narmada Tahun 2022.
UIN Mataram.
Digdoyo,
Eko. (2019). Rumah Puspo Budaya Nusantara Sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan
Karakter Melalui Tari Nusantara. Integralistik,
30(1).
Hasanah, H.
(2023). Perkembangan kreativitas peserta didik: tinjauan literatur dalam
konteks kehidupan abad ke-21. Pionir. Jurnal
Pendidikan, 12(3),
143154.
Islami,
Fahmi Nur, Putri, Gita Dwi, & Nurdwiandari, Putri. (2018). Kemampuan
fluency, flexibility, orginality, dan self confidence siswa SMP. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), 1(3),
249258.
Kemdikbud. Mendikbud Terbitkan SE tentang Pelaksanaan
Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19. , (2020).
Marlina,
Lenni, & Mayar, Farida. (2020). Pelaksanaan Kegiatan Finger Painting dalam
Mengembangkan Kreativitas Seni Anak di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2), 10181025.
Melinda,
Siti Ananda Putri, Ramadhan, Muhammad Faqih Syahrul, & Elfarisna,
Elfarisna. (2022). Taman Kreativitas untuk Pengembangan Kreativitas Anak di
Desa Curug Wetan. Prosiding Seminar
Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, 1(1).
Partono,
Partono, Wardhani, Hesti Nila, Setyowati, Nuri Indah, Tsalitsa, Annuriana,
& Putri, Siti Nurrahayu. (2021). Strategi meningkatkan kompetensi 4C
(critical thinking, creativity, communication, & collaborative). Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 14(1), 4152.
Prasasti,
Nyuhani. (2018). Efektivitas permainan
tradisional lempungan terhadap kreativitas anak di TK Dharmawanita 02 Blitar.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Purhanudin,
M. S. Viktor. (2019). Pendidikan Seni dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa
Sekolah Dasar. WASPADA (Jurnal Wawasan
Pengembangan Pendidikan), 6(2),
1223.
Rahmalah,
Prajnidita Zaeny, Astuti, Puji, Pramessetyaningrum, Larasati, & Susan,
Susan. (2019). Pengaruh penggunaan gadget terhadap pembentukan karakter anak
usia dini. Prosiding Seminar Nasional
Lppm Ump, 1, 302310.
Ulum,
Muhammad Bahrul. (2022). Model
Pendidikan Karakter Soft Skill Melalui Kaligrafi Di MTs Daarusy Syifa Ploso
Jati Kudus. Iain Kudus.
Wardana,
Ali, & Nurfuadi, Nurfuadi. (2023). Pembentukan Kreativitas Peserta Didik
Menggunakan Metode Bermain Peran di SD Alam Perwira Purbalingga. Journal on Education, 6(1), 16141627.
Wijaya,
Etistika Yuni, Sudjimat, Dwi Agus, & Nyoto, Amat. (2016). Transformasi
pendidikan abad 21 sebagai tuntutan pengembangan sumber daya manusia di era
global. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Matematika, 1(26),
263278.