STRATEGI MEMBANGUN SCHOOL BRANDING GUNA
MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH SMP NEGERI 281 JAKARTA
Wulandari1,
Budiaman2, Dian Alfia Purwandari3
Universitas Negeri
Jakarta, Indonesia1,2,3
Email:
wulandari6450@gmail.com
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan strategi membangun School Branding guna
meningkatkan citra sekolah SMP Negeri 281 Jakarta. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis data
dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk strategi
membangun School Branding guna meningkatkan citra sekolah telah
berjalan, diantaranya dengan merealisasikan slogan menarik pada program
sekolah, kolaborasi bersama Babinsa dalam penyuluhan kenakalan remaja,
memiliki program Sekali Dulpas, aktif membranding kegiatan dan prestasi
sekolah di media sosial, mengikuti pelatihan keprofesionalan guru (In House
Training), dan memiliki program pembiasaan pagi 5S, literasi, dan pembinaan wali
kelas. Kata kunci: Strategi, School
Branding, Citra Sekolah ABSTRACT This research aims to describe strategies for building School
Branding to improve the image of SMP Negeri 281 Jakarta. This research uses a
qualitative approach with descriptive methods. Data collection was carried
out through observation, interviews, documentation and literature study. Data
analysis was carried out using data reduction techniques, data presentation
and drawing conclusions. The research results show that various forms of
strategies for building School Branding to improve the school's image have
been implemented, including implementing attractive slogans in school
programs, collaborating with Babinsa in counseling
about juvenile delinquency, having a Once Dulpas
program, actively comparing school activities and achievements on social
media, attend professional teacher training (In House Training), and have a
5S morning habituation program, literacy, and homeroom teacher
coaching. Keywords: Strategy, School Branding, School Image |
|
|
This work is
licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International |
PENDAHULUAN
Dewasa ini keunggulan suatu bangsa dapat ditandai
dengan keunggulan sumber daya manusianya, hal ini berkolerasi positif dengan
mutu pendidikan. Mutu pendidikan seringkali ditunjukkan dengan kondisi yang
baik, terpenuhinya persyaratan dan seluruh unsur yang harus disertakan dalam
pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah manajemen sekolah, tenaga
kependidikan, sarana dan juga prasarana (Damanik, 2021);(Rina, 2023). Sekolah swasta bukan satu-satunya yang
bersaing untuk mendapatkan citra positif di masyarakat. Namun sekolah
negeri juga perlu bersaing dengan
sekolah negeri lainnya untuk menjaga citra baik dengan menunjukan kualitas
pendidikannya. Mutu pendidikan seringkali ditunjukkan dengan
kondisi yang baik, terpenuhinya persyaratan dan seluruh unsur yang harus
disertakan dalam pendidikan. Memiliki citra positif dalam masyarakat dapat
terwujud apabila lembaga pendidikan dikelola
secara profesional. Dalam dunia pendidikan baik dari segi kurikulum, sistem,
dan lain sebagainya sekolah harus memiliki citra atau image yang sesuai dengan
kepentingan dan juga kebutuhan masyarakat (Astuti, 2023).
Citra atau image merupakan suatu pandangan masyarakat terhadap
lembaga terhadap produk maupun jasanya. Citra yang positif menandakan
organisasi atau suatu lembaga sangat kredibel di mata masyarakat (Arifah, 2023). Kredibilitas ini memiliki dua hal, yaitu
kemampuan memenuhi kebutuhan, harapan dan kepentingan masyarakat, serta
keyakinan untuk tetap berkomitmen menjaga kepentingan bersama dengan
terwujudnya program-program yang ditujukan untuk kebutuhan masyarakat (Mujtahidah, 2021).
Persaingan dalam membangun dan mempertahankan citra positif lembaga
pendidikan semakin ketat, hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai upaya dari
para penyelenggara pendidikan untuk terus menggali keunggulan atau keunikan
sekolahnya agar semakin diminati oleh masyarakat. Karena pendidikan merupakan
proses yang penting dan berkesinambungan bagi peserta didik, maka sekolah
sebagai penyelenggara layanan pendidikan harus meningkatkan kepercayaan wali
murid, dan masyarakat.
Sholihah (2018) dalam penelitiannya mengatakan strategi dalam
membangun image positif dapat dilakukan dengan membranding sekolah atau
pencitraan publik terhadap sekolah, dapat dilakukan dengan peningkatan kinerja
kepala sekolah, pendidik, dan tenaga pendidikan, keikutsertaan sekolah dalam
kegiatan lomba sekolah dan siswa, membangun jaringan komunikasi dengan orang
tua murid dan masyarakat, peningkatan layanan akademik dan non akademik, dan
kepemilikan peringkat akreditasi sekolah yang baik.
Pencitraan publik di Era Society 5.0 tentunya dapat lebih mudah dan cepat,
dimana di era ini telah terjadi perubahan yang pesat dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, dan modernisasi mendorong terjadinya pergeseran sistem, arah dan
tata kelola pendidikan(Fauzi et al., 2023) . Cepatnya perubahan ini harus selalu diikuti
oleh setiap lembaga pendidikan agar tetap diminati dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat. Dengan demikian, upaya dalam menyikapi perkembangan zaman suatu
lembaga pendidikan dapat dilakukan dengan mengembangkan strategi branding pada
sekolah yang dikelolanya. Salah satu bentuk strateginya bisa dengan membangun
branding melalui media sosial, dimana suatu kegiatan, program, dan prestasi
sekolah dalam meningkatkan citra positif dapat dilihat dan diakui oleh
masyarakat luas.
Menurut Wardani (2021) Branding atau identitas merek menjadi sangatlah
penting. Bagi lembaga pendidikan, branding berfungsi
sebagai kekuatan dan pembeda. Dalam dunia pendidikan biasanya brand terlihat
dari bagaimana sekolah dalam menciptakan merek sebagai tanda pengenal dari
sekolah tersebut dan yang membedakan mutu pelayanannya dari sekolah lain
dikalangan masyarakat sekitar. Brand dapat dijadikan sebagai patokan
dalam masyarakat untuk menentukan sekolah terbaik untuk anaknya selama mengampu
pendidikan. Kegiatan ini juga terlihat dari bagaimana masyarakat menilai citra
lembaga pendidikan. Sekolah harus mampu menampilkan proses pelayanan pendidikan
melalui atribut kegiatan belajar mengajar meliputi mutu KBM, kepuasan belajar
siswa, prestasi siswa, dan mutu outcame (Fauzi et al., 2023).
Juwita (2022) menyampaikan lembaga pendidikan yang semakin
eksis menggali kualitas, selalu inovatif, akan mampu mendorong calon peserta
didik dan wali murid dalam memilih sekolah mana yang memiliki branding baik
yang dapat kita lihat citranya secara langsung maupun digital. Lembaga
pendidikan yang memiliki reputasi kualitas yang baik di mata masyarakat tentu
akan membentuk citra yang kuat dari sekolah tersebut (Mahbub, Jayawinangun, & Amaliasari,
2023).
SMP Negeri 281 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang pada masa silam
memiliki citra yang kurang baik di kalangan masyarakat, dikarenakan peserta
didiknya menyimpang ke dalam salah satu bentuk patologi sosial berupa aksi
tawuran di wilayah Kramat Jati. Pihak sekolah terutama Wakil Kepala Sekolah
bidang Humas telah melakukan upaya pencegahan baik secara prefentif, kuratif,
dan memberikan sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku. Kerja sama pihak
sekolah dengan lembaga-lembaga keamanan sangat intensif dilakukan untuk menekan
kemungkinan peserta didik mengikuti aksi tawuran. Pihak Humas mengatakan angka
peserta didik yang mengikuti aksi tawuran sangat menurun intensitasnya,
walaupun belum seratus persen. Oleh sebab itu, SMP Negeri 281 Jakarta
memerlukan strategi membranding sekolah untuk meningkatkan kepercayaan orang
tua murid maupun masyarakat terhadap kualitas dan citra sekolah. Sekolah perlu meyakinkan bahwa lembaga
pendidikan yang dikelola masih tetap eksis, bermutu, dan relevan dengan
kebutuhan mereka. Kemudian untuk menyikapi perkembangan zaman dan mengikuti
perubahan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan modernisasi, SMP Negeri 281
Jakarta memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk membranding diri ke
masyarakat luas terkait kegiatan, program, bahkan prestasi yang diraih sekolah.
Rapor pendidikan SMP Negeri 281 Jakarta saat ini sudah berwarna hijau yang
menandakan telah memiliki hasil capain baik. Hal tersebut menjadi sinyal positif dalam peningkatan kualitas
penyelenggara lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan SMP Negeri 281 Jakarta
telah meningkatkan kualitas sekolah dan juga kualitas peserta didik agar dapat
meningkatkan citra sekolah. Kegiatan, program, dan prestasi sekolah dapat
dilihat secara langsung maupun tidak langsung melalui media social, terlihat
jelas bahwa terdapat perubahan ke arah yang lebih baik (Fauzi et al., 2023).
METODE PENELITIAN
Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penentuan metode deskriptif dalam penelitian ini yaitu karena
dipandang sangat tepat sehingga penulis dapat mendeskripsikan berbagai sumber
data dan informasi baik itu dari berbagai pendapat ahli dan berdasarkan
observasi hasil wawancara yang dapat dijadikan sebagai suatu data yang dapat
membantu dalam penelitian ini. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
Kepala Sekolah SMP Negeri 281 Jakarta, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Wakil
Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Staff Kurikulum selaku admin media sosial, dan
orang tua murid. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk Strategi Membangun School Branding
di SMP Negeri 281 Jakarta dalam Meningkatkan Citra Sekolah
Pahlevi, Cepi dan Musa
Muhammad (2023) dalam bukunya Manajemen Strategi menyatakan terdapat beberapa
indikator strategi bersaing yang dapat digunakan bagi perusahaan untuk
mempertahankan kompetensi bersaing, yang diuraikan sebagai berikut:
1.
Strategi Integrasi
Menurut Pahlevi, Cepi dan Musa
Muhammad (2023) Strategi yang dilaksanakan sebuah lembaga untuk mendapatkan pengawasan
yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan para pesaing dari merger, maka
hal ini disebut dengan strategi integrasi. Strategi integrasi adalah pendekatan
terencana yang digunakan lembaga untuk menggabungkan berbagai sistem untuk
bekerja sama secara efisien.
a. Strategi Integrasi Ke Depan
Strategi integrasi ke depan
merupakan strategi perusahaan dalam mencari atau meningkatkan kendali aktivitas
usaha terdepan dalam rantai nilai industrinya atas masyarakat. Strategi yang
digunakan, diantaranya:
1)
Merealisasikan Slogan Menarik
pada Program Sekolah
Utaminingsih (2020) dalam penelitiannya menyampaikan langkah yang dapat dilakukan dalam
menciptakan branding sekolah salah satunya dengan membuat slogan yang menarik.
Slogan yang menarik dan mudah diingat oleh masyarakat, akan membuat sekolah
lebih mudah dalam mempromosikan sekolah mereka. Slogan
itu sendiri merupakan kalimat pendek, menarik, dan mencolok serta mudah
diingat. Slogan biasanya bertujuan untuk menumbuhkan semangat atau motivasi. Menurut Rangkuti (2011) slogan merupakan salah satu
elemen dalam kegiatan membranding yang bersifat tidak terlihat (intangible).
Berdasarkan temuan
hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 281 Jakarta peneliti menemukan
bahwa slogan sekolah yang berbunyi ’’Tuntas! Berkualitas!’’ mencerminkan semua
pekerjaan sekolah seperti kegiatan, program, dan prestasi sekolah dikerjakan
hingga tuntas dan memiliki mutu atau kualitas. Kegiatan pembelajaran di kelas
maupun pelayanan sekolah pun berjalan hingga tuntas dan memiliki kualitas.
Tentunya setiap upaya dalam membranding citra melalui slogan dengan tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai atau identitas dan visi misi sekolah.
2)
Kolaborasi bersama Babinsa
dalam Penyuluhan Kenakalan Remaja
Berdasarkan hasil penelitian
pada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, branding yang ingin dicapai yaitu
membentuk peserta didik yang berkarakter. Indrus (2023) menyatakan dalam
penelitiannya bahwa perubahan tingkah laku siswa merupakan salah satu faktor
dari pembentukan branding di sekolah. Perilaku yang terlihat dari peserta didik
dapat menunjukkan ada atau tidaknya perubahan tingkah laku. Maka dari itu SMP
Negeri 281 Jakarta rutin memberikan penyuluhan atau sosialisasi dan memberikan
pengawasan pada peserta didik.
Penyuluhan diadakan oleh pihak
sekolah bekerja sama dengan pihak luar, kegiatan penyuluhan akan diisi oleh Babinsa
mengenai kenakalan remaja beserta dampak kenakalan remaja. Sedangkan
sosialisasi diberikan pada orang tua murid terkait menyampaikan informasi
penting mengenai kegiatan atau prestasi yang diraih peserta didik dan ajakan
untuk bekerja sama mendukung sikap kedisiplinan pada anak agar dapat berpakaian
yang rapi dan datang ke sekolah tepat waktu.
Tujuan yang ingin diraih
sekolah ialah membranding kualitas peserta didik untuk meningkatkan citra
sekolah dengan membentuk peserta didik dapat tumbuh menjadi anak yang memiliki
sikap disiplin dan berkarakter. Citra sekolah tidak hanya dilihat dari prestasi
yang diraih semata. Karakter peserta didik adalah hal yang menentukan apakah
peserta didik dapat menjaga reputasi sekolah dalam masyarakat. Pendidikan
karakter yang dijalankan lembaga pendidikan itu penting diharapkan membawa
perubahan bagi peserta didik karena keberhasilan sekolah dalam membranding
karakter peserta didik dapat tercermin pada output peserta didik itu sendiri
dalam kesehariannya. Menurut wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, dengan
upaya sekolah memberikan sosialisasi atau penyuluhan dan berkolaborasi
memberikan pengawasan pada peserta didik, angka kenakalan peserta didik SMP
Negeri 281 Jakarta seperti merokok, membully, dan tawuran antar pelajar dapat
ditekan.
b. Strategi Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal adalah
strategi bersaing yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif dan peningkatan
pangsa pasar. Meningkatkan kontrol atas pesaing merupakan strategi suatu
lembaga. Ketika suatu lembaga bersaing maka strategi inilah yang dapat
digunakan. Berdasarkan hasil penelitian pada SMP Negeri 281 Jakarta melalui
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang humas, dan wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan sekolah memiliki salah satu program atau inisiatif
meningkatkan prestasi siswa melalui program ’’Sekali Dulpas’’ atau Selasa Kamis
Literasi SMP Negeri 281 Jakarta dengan memberi dukungan penuh dari segi tenaga
pengajar yang profesional, pelatih-pelatih di kegiatan ekstrakulikuler yang
bersertifikat, maupun menyediakan fasilitas sarana prasarana bagi peserta didik
yang akan mengikuti setiap penampilan literasi di dalam sekolah maupun
perlombaan di luar sekolah.
Menurut Frank Jefkins dalam
bukunya yang berjudul public relations dikutip oleh Soemirat dan Elvinaro (2012) salah satu jenis citra yaitu The wish image (citra yang
diharapkan), yaitu manajemen menginginkan pencapaian prestasi tertentu. Dengan
mendukung siswa dalam meraih prestasi, SMP Negeri 281 Jakarta sedang berupaya
membentuk ’’the wish image’’ atau suatu citra yang diharapkan. Dengan
sekolah memiliki salah satu program atau inisiatif meningkatkan prestasi siswa
melalui program ’’sekali dulpas’’ dengan memberi dukungan penuh dari segi
tenaga pengajar yang profesional, pelatih-pelatih di kegiatan ekstrakulikuler
yang bersertifikat, maupun menyediakan fasilitas sarana prasarana bagi peserta
didik yang mengikuti penampilan literasi di dalam sekolah maupun perlombaan
antar sekolah tentu diharapkan citra sekolah dapat meningkat sesuai apa yang
diharapkan.
Peserta didik di SMP Negeri 281
Jakarta yang memiliki kecenderungan aktif dalam mengikuti berbagai perlombaan
baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik, dimana hal tersebut
hasil dari program ’’Sekali Dulpas’’ dan dukungan dari pihak sekolah. Dari
hasil penelitian juga ditemukan bahwa program sekolah yang diunggulkan itu
memang cenderung dukungan ke prestasi anak di non akademik karena terbukti lebih
melimpah dari segi hasil. Di bidang akademiknya terdapat hasil, tetapi memang
tidak melimpah.
2. Strategi Intensif
Strategi intensif menurut Ritonga (2020) merupakan strategi yang dilakukan dengan mengerahkan berbagai usaha yang
intensif dan untuk meningkatkan volume penawaran pada masyarakat. Strategi intensif
sebagai salah satu upaya untuk melihat posisi dan usaha yang tepat demi
meningkatkan pemasaran.
a. Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar ialah
meningkatkan usaha pemasaran atau promosi secara intensif dari peningkatan
pangsa pasar atas jasa yang telah ditujukan oleh strategi suatu lembaga. Ketika
pendidikan sedang tumbuh atau disorot sementara pesaing mengalami penurunan
maka strategi perlu diterapkan. Strategi yang digunakan sekolah dengan aktif membranding
kegiatan dan prestasi sekolah di media sosial. Membranding sekolah merupakan usaha yang digunakan oleh sekolah
untuk menjadikan sekolah mereka dikenal, diingat dan dimiliki penilaian
tersendiri pada masyarakat umum. Kegiatan membranding pada lembaga pendidikan
melalui media sosial merupakan cara yang efektif dan efesien. Melalui
perencanaan dan pelaksanaan yang tepat tujuan membranding sekolah melalui media
sosial pada masyarakat luas akan cepat dalam penyebarannya.
Wardani (2021) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pengkomunikasian branding saat ini
tidak terlepas dari mekanisme proses yang dilalui oleh sekolah itu sendiri.
Karena proses komunikasi akan mempermudah dalam pencapaian branding. Penggunaan
media sebagai salah satu alat komunikasi dengan masyarakat harus digunakan
sesuai dengan target, sehingga penyampaian informasi kepada masyarakat dapat
tersampaikan dengan baik.
Dalam upaya membranding untuk
menyampaikan citra visual ke masyarakat luas, media sosial sekolah memiliki
peranan penting dalam usaha sekolah membranding. Semua kegiatan, program
sekolah, prestasi yang diraih dapat diposting di media sosial sekolah. Media
sosial yang digunakan dalam membangun komunikasi dengan masyarakat menuju
school baranding antara lain WhatsApp, Instagram, dan Website. Di dalam media
sosial instagram kami mengupload kegiatan dan prestasi yang di raih SMP Negeri
281 Jakarta agar menjadi daya saing dengan sekolah lain. Branding yang
dilakukan menggunakan media sosial adalah cara paling efektif untuk menjangkau
seluruh wilayah dan kalangan pengguna.
Dari hasil penelitian ditemukan
bahwa tim media SMP Negeri 281 Jakarta selalu berinisiatif mengupload di sosial
media. Tim media selalu memberi caption berupa narasi-narasi pada setiap
postingan kegiatan atau prestasi yang sekiranya dapat ditujukan untuk
mempromosikan dan membranding sekolah agar terlihat lebih relevan dengan tujuan
membranding dan relevan dengan kebutuhan masyarakat luas saat membuka media
sosial sekolah.
b. Pengembangan Pasar
Sebuah strategi suatu lembaga
dengan memberitahukan suatu produk atau jasa saat ini ke masyarakat yang dapat
diterapkan untuk penyelesaian alternatif disaat suatu produk atau jasa di
masyarakat sudah mulai jemu sedangkan daerah lain justru sedang menjalani
perubahan atau berprogres. Strategi yang digunakan dengan mengikuti pelatihan
keprofesionalan guru (In House Training)
Dalam meningkatkan
citra suatu lembaga, tentu apa dan siapa
yang ada dalam suatu lembaga tersebut
haruslah memiliki mutu atau kualitas
yang kuat. Salah satu cara agar terdapat peningkatan kualitas guru salah satunya dengan
mengikuti pelatihan. Pelatihan merupakan salah satu cara
yang cukup efektif untuk mengembangkan profesionalisme guru dalam mengajar. Pelatihan untuk guru adalah pelatihan yang dilakukan oleh tenaga pendidik
untuk menjadi profesional dan memaksimalkan kegiatan pembelajaran di kelas. Latihan ini biasanya mencakup teknik merencanakan pengajaran hingga
cara meningkatkan pembelajaran yang efektif.
Sekolah mengikuti program
pengembangan dalam program rencana sekolah, program tersebut dinamakan In House
Training. Para guru SMP Negeri 281 Jakarta dengan antusias mengikuti setiap
pelatihan yang diadakan baik dari Dinas Provinsi DKI Jakarta baik secara
offline maupun online melalui BPSDM atau aplikasi-aplikasi yang dibuat oleh
dinas ataupun melakukan program tersebut secara mandiri dengan mengundang atau
menghadirkan narasumber yang kompeten. Salah satu bentuk In House Training yang
diselenggarakan oleh dinas yaitu P2KPTK yang merupakan bagian dari program
pembinaan dan pelatihan guru-guru di kurikulum merdeka. Pelatihan keprofesionalan guru ini
berkontribusi pada peningkatan kualitas pengajaran di SMP Negeri 281 Jakarta,
setelah mengikuti pelatihan tentu terdapat perubahan ke arah yang lebih baik
pada proses pembelajaran di dalam kelas.
3.
Strategi Diversifikasi
Seperti yang disampaikan Ritonga (2020) strategi diversifikasi merupakan suatu metode untuk menaikkan satu atau
lebih usaha terkini kedalam usaha lembaga. Diversifikasi adalah memproduksi
beberapa produk atau jasa dengan unsur intrinsik mirip, tapi tetap memiliki
perbedaan dari segi lain.
Diversifikasi
Horizontal
Strategi ini dilakukan ketika
penawaran produk atau jasa baru diperkirakan akan meningkatan kualitas dan
penerimaan produk atau jasa yang sudah ada atau terdahulu pada suatu lembaga.
Strategi yang digunakan dengan memiliki program pembiasaan pagi, berdasarkan
temuan fakta dan hasil wawancara yang peneliti temukan di lapangan, program
pembiasaan yang ada di sekolah merupakan program unggulan sekolah yang
ditujukan sebagai pembeda dan dijadikan keunggulan sekolah. Dengan adanya
program pembiasaan SMP Negeri 281 Jakarta yang terdiri dari 5S (Senyum Salam
Sapa Sopan Santun), Literasi, Tadarus, dan Pembinaan Wali Kelas diharapkan
dapat membangun output yang unggul dari peserta didik.
Surachman (2008) menyatakan dalam penelitiananya bahwa strategi analisis yang dapat
digunakan dalam membangun branding pada lembaga pendidikan dengan
menganalisis dan mengamati perilaku pesaing potensial (real-time competitor)
untuk memastikan bahwa strategi yang dipilih mampu membangun keunggulan suatu
sekolah dari sekolah lainnya.
Pihak sekolah mengutarakan
bahwa program pembiasaan yang ada di SMP Negeri 281 Jakarta beberapa sudah ada
di sekolah lainnya, yang membedakan adalah bagaimana berjalannya dan apa hasil
dari program pembiasaan tersebut. Dari program pembiasaan tentu akan tercermin
di penumbuhan karakter murid, dengan pembiasaan yang dilakukan di pagi hari
dapat menyebabkan perubahan emosi dari peserta didik. Perubahan emosi dari
peserta didik akan berdampak pada kesiapan anak dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolah pada hari itu dengan perasaan yang senang. Dimana
program pembiasaan yang telah berjalan diharapkan akan berdampak pada hasil
belajar peserta didik.
KESIMPULAN
Persaingan dalam membangun dan mempertahankan citra positif lembaga
pendidikan semakin ketat, hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai upaya dari
para penyelenggara pendidikan untuk terus menggali keunggulan atau keunikan
sekolahnya agar semakin diminati masyarakat. Pendidikan merupakan proses yang
penting dan berkesinambungan bagi peserta didik, maka sekolah sebagai
penyelenggara layanan pendidikan harus meningkatkan kepercayaan dan kepuasan
peserta didik, wali murid, dan masyarakat luas.
Bentuk strategi membangun School Branding di SMP Negeri 281 Jakarta
dalam meningkatkan citra sekolah, diantaranya merealisasikan slogan menarik
pada program sekolah, kolaborasi bersama Babinsa dalam penyuluhan kenakalan
remaja, memiliki program ’’Sekali Dulpas’’, aktif membranding kegiatan dan
prestasi sekolah di media sosial instagram, mengikuti pelatihan keprofesionalan
guru (In House Training), dan memiliki program pembiasaan pagi (5S, literasi,
dan pembinaan wali kelas). Kegiatan membranding sekolah SMP Negeri 281 Jakarta
merupakan bentuk tanggung jawab sekolah kepada masyarakat akan layanan yang
telah, sedang, dan akan dilakukan. Untuk menimbulkan kepercayaan masyarakat
memerlukan strategi membranding, apabila branding sekolah sudah terbentuk maka
otomatis citra positif di masyarakat juga terbentuk. Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan masyarakat untuk menentukan
sekolah terbaik untuk mengampu pendidikan. Dengan didukung program
ungulan sekolah dan prestasi di bidang akademik maupun non akademik yang
beragam, tentu dapat membentuk citra positif
yang kuat dan mampu menumbuhnya kepercayaan dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, Binti Nur. (2023).
Strategi Hubungan Masyarakat Dalam
Meningkatkan Citra Positif Lembaga Pendidikan Islam Melalui Kegiatan Manakib
(Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo).
IAIN Ponorogo.
Astuti, Puji. (2023). Strategi Marketing dan Minat Masyarakat
Memilih Jasa Pendidikan. Pt Arr Rad Pratama, IAINU Kebumen Press.
Damanik, Siti Nursyam.
(2021). Strategi Kepala Madrasah dalam
Pemberdayaan Komite Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Yayasan Madrasah Pendidikan Islam Sei Tualang Raso Kota Tanjungbalai.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Fauzi, Aditya Ahmad, Kom,
S., Kom, M., Budi Harto, S. E., Mm, P. I. A., Mulyanto, M. E., Dulame, Irma
Maria, Pramuditha, Panji, Sudipa, I. Gede Iwan, & Kom, S. (2023). Pemanfaatan Teknologi Informasi di Berbagai
Sektor Pada Masa Society 5.0. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Juwita, Sri, Safwannur,
Safwannur, & Hasbiyallah, Hasbiyallah. (2022). Perbandingan Strategi
Pembelajaran Gallery Session dan Ekspositori pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Intelektual: Jurnal Pendidikan
Dan Studi Keislaman, 12(3),
235–250.
Mahbub, Muhamad Aulia,
Jayawinangun, Roni, & Amaliasari, Diana. (2023). Pengaruh Citra Sekolah
terhadap Keputusan Orangtua Memilih Sekolah di SDIT Zaid bin Tsabit. Jurnal Riset Public Relations, 85–94.
Mujtahidah, Nila. (2021). Strategi sekolah dalam membangun Brand Image
guna peningkatan daya saing: Studi kasus di SMP Insan Terpadu Paiton
Probolinggo. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Pahlevi, Cepi, & Musa,
Muhammad Ichwan. (2023). Manajemen
Strategi. In: -. Intelektual Karya Nusantara.
Rina, Hastari. (2023). Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Daya
Saing Di Smp Ma’arif Nu 1 Ajibarang Kabupaten Banyumas. UIN Prof. KH
Saifuddin Zuhri.
Ritonga, Zuriani. (2020). Buku ajar manajemen strategi (teori dan
aplikasi). Deepublish.
Sholihah, Tutut. (2018).
Strategi Manajemen Humas Dalam Menciptakan School Branding Pada Sekolah Islam
Terpadu. J-MPI (Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam), 3(2),
72–84.
Soemirat, Soleh. (2012). Dasar-dasar public relations.
Surachman, S. A. (2008).
Dasar-Dasar Manajemen Merek. Malang:
Bayumedia Publishing.
Utaminingsih, TIAS PUTRI.
(2020). Strategi Branding Sekolah
Menengah Kejuruan SMK IT Smart Informatika dan SMK Muhammadiyah 4 Surakarta
dalam Menghadapi Persaingan Penyelenggaraan Pendidikan.
Wardani, Emakusuma.
(2021). Strategi Kepala Sekolah dalam
Menciptakan School Branding di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang Skripsi.